Profil Ernest Saudjana | Fortune Indonesia 40 Under 40
Profile
Ernest Saudjana
Managing Director and Partner Boston Consulting Group
Bagi banyak orang, latar belakang pendidikan bisa saja jauh dari pekerjaan, dan itu bukan masalah. Ernest Saudjana (38) misalnya. Dia pernah belajar teknik kimia di Northwestern University, lalu melanjutkan program master di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan kini justru tenggelam di industri keuangan.
Lulus kuliah, pria kelahiran 1983 itu sempat bekerja di perusahaan farmasi di Swiss. Ia kemudian kembali ke Jakarta dan bergabung dengan Boston Consulting Group (BCG) pada 2006.
Di perusahaan terakhir disebut itu, Ernest merasa dihargai. Dia juga mendapat banyak kesempatan untuk mengembangkan diri.
Ernest pun dipercaya menempati sejumlah posisi penting. Di antaranya, mengepalai bagian institusi keuangan untuk Kawasan Asia Tenggara dan kepala perbankan korporat. Ia kini menjabat Managing Director & Partner BCG di Jakarta.
Di sela kesibukannya, Ernest masih menyempatkan diri untuk menjalani berbagai hobi seperti bermain board dan video game, jalan-jalan, dan bermain badminton. Ia juga pernah duduk di kursi Vice Chairman for the Publicity and Awards Committee di Badminton Asia Confederation.
Sebagai sosok penting di balik transformasi skala besar dari bank regional besar di Asia Tenggara, membangun inovasi sistem fintech di Indonesia dan proyek lembaga keuangan lainnya, Ernest optimistis dengan industri perbankan dan fintech di tengah disrupsi digital.
“Perkembangan industri finansial di Indonesia cukup bagus karena inklusi kita. Meskipun cukup baik di beberapa tahun terakhir, masih perlu ditingkatkan. Banyak orang yang underserved dan belum melek tentang financial product. Teknologi pun akan menjadi sangat penting ke depannya karena orang Indonesia yang lebih sering menggunakan platform digital semakin banyak,” katanya.
Berbicara mengenai lompatan karier di usia muda, Ernest membagikan kunci sukses dalam membangun karier kepada Fortune Indonesia. Menurutnya, faktor paling penting adalah selalu terbuka untuk belajar.
“Ketika kita sudah fokus di satu industri saja, apa yang kita pelajari 3-5 tahun yang lalu, sekarang pandangannya juga sudah berubah. Perubahan sangat cepat. Jadi, kita harus willing untuk belajar. Belajar jangan superficial-nya saja, tapi kita perlu mendalami area yang benar-benar kita ingin fokuskan,” ujarnya.