Jakarta, FORTUNE – Perusahaan produsen pesawat, Boeing, menyatakan akan membayar tuntutan perdata Komisi Ekuritas dan Bursa Amerika Serikat (Securities and Exchange Commission/SEC) sebesar US$200 juta atau sekitar Rp3 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS), atas informasi yang menyesatkan investor terkait Boeing 737 Max.
Melansir Reuters (26/9), SEC mengatakan Boeing sebenarnya mengetahui bahwa sistem kontrol penerbangan menimbulkan masalah keamanan, setelah kecelakaan pertama pada kecelakaan Lion Air di Indonesia, Oktober 2018. Namun, Boeing malah meyakinkan publik bahwa pesawat 737 MAX “seaman yang pernah terbang di langit,” ujar SEC.
Menurut SEC, mantan CEO Boeing, Dennis Muilenburg, juga akan membayar US$1 juta (setara Rp15 miliar) karena turut andil dalam memberikan informasi yang menyesatkan bagi para investor. Muilenburg telah digulingkan dari posisinya pada Desember 2019, sembilan bulan setelah kecelakaan 737 Max 8 kedua terjadi di Ethiopia.
Penyesatan informasi
SEC mendakwa Boeing dan Muilenburg atas pernyataan yang menyesatkan atas penyebab kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8 yang diakibatkan kesalahan sistem kontrol penerbangan yang disebut Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS).
“Boeing dan Muilenburg meyakinkan publik bahwa tidak ada kesalahan atau celah dalam proses sertifikasi sehubungan dengan MCAS, meskipun mengetahui informasi yang bertentangan,” kata Ketua SEC, Gery Gensler. “Pada saat krisis dan tragedi, sangat penting bahwa perusahaan publik dan eksekutif memberikan pengungkapan penuh, adil, dan jujur ke pasar.”
Pemecatan Mulienburg
Reuters menuliskan bahwa pada Desember 2019, Boeing memecat Muilenburg setelah perusahaan tersebut bentrok dengan regulator mengenai waktu kembali 737 MAX ke layanan. Muilenburg meninggalkan Boeing dengan kompensasi US$62 juta dan tunjangan pensiun, tetapi tidak menerima pesangon.
"Boeing dan Muilenburg menempatkan keuntungan atas orang-orang dengan menyesatkan investor tentang keamanan 737 MAX semua dalam upaya merehabilitasi citra Boeing, menyusul dua kecelakaan tragis yang mengakibatkan hilangnya 346 nyawa dan kesedihan yang tak terhitung untuk begitu banyak keluarga,” kata Enforcement Director SEC, Gurbir Grewal.
November lalu, direktur perusahaan Boeing terkini beserta Muilenburg mencapai penyelesaian US$237,5 juta bersama para pemegang saham, untuk menyelesaikan gugatan atas pengawasan keselamatan dewan terhadap 737 MAX.
Tanggapan Boeing
Pihak Boeing menyatakan bahwa sudah membuat perubahan mendasar secara menyeluruh dan mendalam pada sistem keamanan, usai terjadinya dua tragedi kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia, yang menewaskan total 346 orang.
"Penyelesaian hari ini adalah bagian dari upaya perusahaan yang lebih menyeluruh untuk secara bertanggung jawab menyelesaikan masalah hukum terkait dengan kecelakaan pesawat 737 MAX dengan cara melayani kepentingan terbaik pemegang saham, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan.
Boeing juga menyatakan, sudah menyelesaikan sebagian besar klaim dari dua kecelakaan fatal itu. Tahun lalu, Boeing sudah mengganti rugi dalam tuntutan hukum pihak keluarga dari 157 orang yang tewas dalam kecelakaan Ethiopian Airlines 737 MAX.