Jakarta, FORTUNE – Chairman dari Toyota Motor, Akio Toyoda, semakin menunjukkan sikap skeptisnya perihal adopsi Kendaraan Listrik. Menurutnya, adospi kendaraan elektrifikasi ini kemungkinan hanya akan mencapai angka atertinggi 30 persen dari total pasar kendaraan Pasar Global.
Toyoda juga meragukan potensi pertumbuhan bisnis kendaraan listrik, seiring perlambatan penjualan kendaraan listrik global di tengah ketidakpastian makroekonomi, sejak Oktober tahun lalu.
Ia bahkan berani memperkirakan bahwa dalam puncak pemasarannya, hanya ada tiga dari sepuluh mobil di jalan, yang bertenaga baterai. “Akhirnya masyarakat melihat kenyataannya,” ujarnya seperti dikutip dari Fortune.com, Kamis (25/1).
Toyoda–yang merupakan generasi ketiga di Toyota–memang dikenal sebagai sosok pebisnis yang tidak begitu meyakini transisi menuju kendaraan bertenaga baterai. Bahkan, dirinya mengundurkan diri sebagai CEO sejak setahun lalu dan menyerahkan kepemimpinan perusahaan pada Presiden Lexus, Koji Sato, yang dirasa lebih siap pada penggunaan teknologi baterai.
Pilihan beragam
Menurut Toyoda, masalah utama ada pada karbondioksida (CO2), sehingga solusi yang harus diterapkan haruslah beragam dan tidak bergantung pada satu jenis kendaraan saja. “Pelanggan, bukan peraturan atau politik, harus membuat keputusan tentang jalur mana yang harus diambil,” katanya.
Sekitar satu miliar orang, kata Toyoda, diperkirakan masih tinggal di daerah tanpa listrik. Hal ini jadi sebuah penghambat daya tarik kendaraan listrik bertenaga baterai.
Oleh sebab itu, kendaraan listrik semaksimalnya hanya akan menguasai 30 persen pasar, dan sisanya akan diskuasai oleh kendaraan hibrida atau kendaraan yang menggunakan teknologi hidrogen.
Lebih fokus hibrida
Secara umum, Toyotatidak terlalu ambisius dalam mengembangkan kendaraan listrik dibandingkan para pesaingnya. Bahkan, perusahaan hanya berjanji menawarkan sekitar 30 varian kendaraan listrik bertenaga baterai pada 2030, di tengah pernyataan para pesaing–seperti Volkswagen–yang menjanjikan 70 model mobil listrik pada 2030.
Sementara, BMW ingin meningkatkan pangsa pengiriman kendaraan serba listrik hingga 50% pada periode yang sama.
Toyota tampak lebih fokus dalam pengembangan mobil hibrida yang memadukan penggunaan bahan bakar minyak dan listrik. Varian-varian hibrida plug-in, seperti RAV4, Corolla, maupun Yaris, mencatat penjualan yang kuat di Amerika Utara dan Eropa.
Seperti diketahui, penjualan kendaraan hibrida untuk produsen mobil terkemuka dunia meningkat sebesar 30 persen dalam 11 bulan pertama tahun 2023, mencapai angka kumulatif 3,1 juta. Hal ini terjadi di tengah pertumbuhan kendaraan listrik yang sedang melambat di pasar Amerika Serikat, menurut laporan terbaru Cox Automotive.
Bahkan pasar Cina, yang konsumennya berbondong-bondong memilih kendaraan listrik dengan harga terjangkau, diperkirakan akan melaporkan adopsi yang lebih lambat pada tahun 2024, karena situasi perekonomian global yang tidak menentu.