Jakarta, FORTUNE - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki, mengatakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam struktur perekonomian nasional dengan dominasi hingga 99 persen. Namun, pandemi telah mengubah gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat yang mengarah pada digitalisasi.
Digitalisasi penting bagi UMKM.
Menurut Riset Google, Temasek, Bain (2020), selama pandemi terdapat 38 persen pengguna internet baru dengan rata-rata waktu online per hari 4,3 - 4,7 jam/orang. Salah satu penyebab munculnya pengguna baru adalah gaya hidup baru pandemi yang mengandalkan sistem digital, transaksi nontunai, atau menerapkan jaga jarak fisik.
Dalam hemat Teten, berbagai UMKM yang bertahan di tengah pandemi adalah mereka yang mampu beradaptasi dan bertransformasi masuk ke dalam ekosistem digital.
“Digitalisasi memegang peranan penting dalam percepatan pemulihan ekonomi dan mendorong UMKM Indonesia semakin kuat dan berdaya,” katanya pada siaran pers terkait acara Pelepasan KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2021 ke Seluruh Indonesia, Jumat, (2/7).
Meningkatnya jumlah UMKM di platform digital.
Dalam catatan KemenkopUKM, saat ini 13,7 juta (21 persen) UMKM Indonesia telah mengadaptasi platform digital. Padahal, pada 2020, jumlahnya masih sekitar 8 juta (13 persen). Pada akhir 2024, KemenkopUKM menargetkan 30 juta UMKM (47 persen) menggunakan platform digital.
Data ini diperkuat oleh Bank Dunia (2021) yang menyebutkan bahwa 80 persen UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan lebih baik. Dari jumlah ini, 74,1 persennya mengandalkan e-commerce, yang terdiri dari 51 persen reseller dan 11 persen produsen.
Sementara itu, asosiasi e-commerce Indonesia (IdEA) mencatat, selama pandemi terjadi kenaikan penjualan pada platform e-commerce hingga 25 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, terutama pelaku UMKM telah beradaptasi untuk bertahan dalam situasi pandemi.
KemenkopUKM terus dorong UMKM go-digital.
Teten mengatakan, pihaknya akan terus mendorong UMKM go-digital dengan beberapa pendekatan yakni peningkatan literasi digital, kapasitas, dan kualitas usaha. “Selain itu, ada perluasan pasar digital melalui Kampanye BBI (Bangga Buatan Indonesia), on-boarding platform pengadaan barang dan jasa (LKPP, PaDI), Live Shopping, serta Sistem Informasi Ekspor UMKM,” ucapnya menambahkan.
KemenkopUKM juga akan mengoptimalkan dropshipper yang memiliki rekanan UMKM lokal untuk bekerja sama sebagai agen penyedia produk UMKM yang sudah masuk ke dalam ekosistem digital. Hal ini bertujuan untuk memperkuat keberlanjutan dan meningkatkan transaksi UMKM yang sudah menggunakan platform digital.