Jakarta, FORTUNE – Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan startup belum mereda. Terbaru, perusahaan platform pencarian kerja yang berbasis di Singapura, Glints, melakukan PHK 18 persen dari 1.100 karyawannya, atau sekitar 198 orang.
Pendiri sekaligus CEO Glints, Oswald Yeo, mengatakan langkah ini diambil untuk penghematan biaya di tengah melambatnya bisnis dalam ketidakpastian pasar. "Dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengonfirmasi bahwa, untuk menyesuaikan bisnis kami, kami akan mengurangi ukuran tim kami dan mengucapkan selamat tinggal kepada banyak Glintstar kami yang berbakat," katanya seperti dikutip dari hcamag.com, Jumat (9/12).
Yeo mengatakan, PHK merupakan pilihan terakhir yang diambil oleh perusahaan. Sebelumnya, perusahaan menerapkan pembekuan perekrutan, dan mengurangi tunjangan dan biaya, sementara tim manajemen dan pendirinya melakukan pemotongan gaji sukarela sebagai bagian dari langkah penghematan biaya. “Namun ini tidak cukup,” ujarnya.
Baru tumbuh baik
Yeo mengatakan, tahun 2021 adalah tahun yang cukup baik bagi bisnis Glints. Bahkan, tahun tersebut perusahaan mengalami pertumbuhan yang solid. “Kami menggandakan sektor teknologi, yang mengalami pertumbuhan fenomenal. Kami juga menggandakan perekrutan jarak jauh dan ekspansi ke pasar baru, termasuk Filipina,” katanya seperti dikutip dari The Business Times, Jumat (9/12).
Langkah PHK terbilang dramatis, pasalnya pada Agustus lalu, Glints baru saja mendapatkan dana sekitar US$50 juta melalui pendanaan seri D, sehingga saat ini total dana yang terkumpul mencapai US$80 juta.
Perusahaan juga mengumumkan bahwa pendapatan bersih secara tahunan di sisi permintaan naik 101 persen secara tahunan (YoY). Di sisi penawaran, aplikasi pekerjaan pasar naik 160 persen dari tahun ke tahun di kuartal ketiga.
Namun, dalam enam bulan terakhir, pasar Glints ternyata berubah cukup drastis. “Banyak bisnis yang terpukul keras … Akan ada perlambatan lanjutan dalam perekrutan sementara ini karena pemulihan ekonomi global tidak pasti,” kata Yeo.
Tanggung jawab
Meski sudah melakukan PHK, Glints menegaskan diri akan tetap bertanggung jawab. “Saya benar-benar minta maaf. Ying Cong, Yong Jie, Steve, dan saya sendiri bertanggung jawab penuh atas keputusan ini dan keputusan yang mengarah ke titik ini," kata Yeo.
Kepada karyawan Glints yang kena PHK, perusahaan akan memberi kompensasi berupa satu bulan gaji untuk setiap tahun masa kerja, sebagai bagian dari pesangon. Mereka yang bekerja kurang dari satu tahun akan mendapatkan gaji setidaknya dua bulan, dengan perbedaan dibulatkan bila diperlukan.
Semua saldo cuti berbayar yang tidak terpakai juga akan dibayarkan, sementara tunjangan kesehatan akan diberikan kepada karyawan hingga akhir Maret 2023.
Semua hal ini juga akan dilengkapi dengan dukungan karir dan umum bagi karyawan yang terkena dampak, termasuk peluncuran direktori bakat untuk membantu staf yang diberhentikan menemukan peluang baru, termasuk penyediaan surat referensi dan lokakarya. Oleh karena itu, satuan tugas baru di perusahaan akan dibentuk untuk mengakomodir tanggung jawab ini.
Sekilas tentang Glints
Glints didirikan oleh Yeo dan Seah Ying Cong pada 2013, dan berfokus untuk menghubungkan perusahaan dengan talent pool di berbagai negara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Taiwan, dan Filipina. Startup ini memiliki lebih dari 50.000 perusahaan dan lebih dari 3 juta pencari kerja di platformnya.
Namun, memasuki masa sulit, Glints pun masuk dalam gelombang startup global yang pemangkasan jumlah karyawan serta pengeluaran untuk memperpanjang landasan kas mereka. Semakin sumber pendanaan eksternal makin ketat, pertumbuhan pendapatan yang melambat.
“Krisis telah memberi kami, sebagai pendiri, kesempatan untuk refleksi diri dan belajar dari kesalahan kami. Kemerosotan ini telah memaksa kami untuk memperhatikan diri sendiri dan bisnis kami dan kembali ke prinsip inti kami,” kata Yeo.