Jakarta, FORTUNE – Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk (Hero Group), Ingemar Patrik Lindvall mengungkapkan sejumlah strategi di tiga lini usaha untuk memulihkan kinerja setelah terkena dampak cukup parah akibat pandemi Covid-19. Ketiga lini tersebut yakni Hero Supermarket, Guardian, dan IKEA Indonesia.
Patrik mengatakan, pandemi Covid-19 memberi pukulan cukup hebat pada Hero Group. Namun ia optimis situasi akan berangsur membaik di tengah berbagai upaya restrukturisasi yang dilakukan.
“Kami percaya diri bahwa keputusan kami berfokus pada tiga lini bisnis ini dan terus berinvestasi melewati semua kondisi tantangan pasar, menjaga karyawan kami, rekan bisnis kami, dan berusaha wujudkan masa depan yang menjanjikan,” ujarnya pada Fortune Indonesia, Senin (15/8).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada kuartal pertama 2022, Hero mencatatkan penjualan sekitar Rp1 triliun.Beban pokok penjualan dan pendapatan pun secara tahunan mengalami penurunan yang signifikan, dari Rp1,27 triliun pada kuartal pertama 2021 menjadi Rp586,37 miliar pada 2022.
“Efisiensi dilakukan dengan mengalokasikan sumber daya kami secara lebih efektif ke tiga jenama yang kini jadi fokus kami (Hero, Guardian, dan IKEA),” kata Patrik.
Ubah target pasar Hero Supermarket
Salah satu langkah besar yang diambil oleh Hero Group pada masa pandemi Covid-19 yakni menutup Giant Supermarket di Indonesia pada semester kedua 2021, mengonversi enam toko menjadi Hero Supermarket serta satu toko menjadi IKEA. Secara keseluruhan, Hero Supermarket kini ada 24 gerai yang tersebar di seluruh indonesia.
“Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, terjadi perubahan perilaku konsumen. Jadi apa yang telah kita lihat pada tekanan sebelum tekanan segmen meningkat, kami akan melihat orang-orang menjauh dari itu selama berbulan-bulan tidak ke Giant, mereka akan beralih ke cara belanja lain yang lebih nyaman,” ujarnya.
Dengan adanya perubahan ini, perusahaan memutuskan mengonversi gerai Giant, kata Patrik, dan mempertahankan Hero Supermaket. Tak hanya itu, target pasar Hero pun ditingkatkan ke level premium.
“Kami berusaha memperkuat Hero, baik dalam hal aksesibilitas dan juga jaringan online, kami fokus ke jangakauan. Tapi, bagi kami juga menjaga warisan kami yang sudah ditetapkan dari awal,” ujarnya.
Tumpuan bisnis kesehatan pada Guardian
Patrick menilai, selama pandemi sektor kesehatan tumbuh cukup kuat. Oleh sebab itu, Hero Group memupuk kekuatan segmen bisnis Guardian yang kini berjumlah 297 gerai.
Patrik mengatakan, selama pandemi, pembatasan mobilitas sempat memberikan tantangan kesulitan stok barang, namun dengan kondisi pandemi yang berangsur pulih dan diikuti peningkatan kegiatan masyarakat, maka bisnis pun kembali pulih.
“Kami fokus pada sektor kesehatan dan sangat berkontribusi aktif dalam hal dukungan proaktif pada kebersihan, seperti masker dan hand sanitizer, termasuk alat tes Covid. Kami juga bekerja sama dengan tim Hero dalam mendukung upaya vaksinasi di berbagai wilayah komunitas yang berbeda,” kata Patrik.
Perusahaan berupaya mendekatkan aksebilitas pada masyarakat dengan menghadirkan lebih banyak cabang dan keterjangkauan layanan. Salah satu yang ingin dikembangkan adalah layanan telemedisin bekerja sama dengan perusahaan terkait. Namun, Patrik belum mau mengungkapkan kapan hal ini akan diluncurkan.
Strategi IKEA Indonesia
IKEA saat ini memiliki 6 gerai di Indoneia. Perusahaan memasang strategi utama dalam mengembangkan bisnis IKEA, pertama yakni memberi kemudahan masyarakat untuk mengakses IKEA.
Strategi berikutnya, harga yang terjangkau. Menurutnya, IKEA Indonesia selalu memastikan harga produk dan layanan yang diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat umum. “Untuk memastikan ini, kami melakukan banyak penelitian harga maupun apa yang jadi kebutuhan para pelanggan kami,” katanya.
Terakhir, IKEA Indonesia berupaya membawa pengaruh positif bagi para pelanggan dan kehidupan di sekitarnya. “Kami berusaha memahami apa kebutuhan masyarakat dan kami mulai dengan menyediakan solusi terkait apapun yang mereka perlukan di rumah,” tuturnya.