Jakarta, FORTUNE – Hotel Indigo Bali Seminyak Beach menegaskan komitmennya pada bisnis properti yang ramah lingkungan, melalui karya instalasi seni daur ulang.
General Manager Hotel Indigo Bali Seminyak Beach, Andreas Bergel, mengatakan bahwa Hotel Indigo Bali Seminyak Beach mengundang seniman dan master penganyam Bali, Nano Uhero untuk menghadirkan karya bertajuk Gentle Monster–patung besar yang terbuat dari ratusan sabuk plastik daur ulang–dan akan dihadirkan di Neighborhood Gallery (lobi) hotel.
“Bersama-sama melalui bahasa budaya Bali, atas kesadaran dan rasa syukur mereka terhadap alam, kami berharap Gentle Monster dapat menciptakan kesadaran lebih lanjut tidak hanya tentang Galungan itu sendiri, tetapi juga bagaimana sebagai sebuah bisnis, kami selalu berada di jalur pembelajaran dan perbaikan kami menjadi properti yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (8/8).
Nano Uhero menerapkan teknik unik “tenun radikal” dalam pembuatanGentle Monster. Karya ini menampilkan makhluk fiksi yang merepresentasikan dualitas industrialisasi dan teknologi. "Plastik diciptakan untuk memperbaiki hidup, cara kita mengelolanya sebagai umat manusia menyebabkan bencana ekologis. Namun, masih ada cara untuk membalikkan keadaan melalui penggunaan dan daur ulang secara sadar,” katanya.
Menurutnya, merayakan lingkungan yang khas, menceritakan kisah orang, tempat, dan tradisinya melalui seni, desain, dan layanan, sudah menjadi DNA dari Hotel Indigo di seluruh dunia.
Semangat Galungan
Kehadiran Gentle Monster ini bersamaan dengan perayaan Galungan bagi masyarakat Bali, merupakan simbol kemenangan kekuatan baik katas kejahatan–Dharma atas Adharma. “The Gentle Monster menegaskan kembali pesan penuh harapan ini, kemungkinan memenangkan tantangan ekologis saat ini melalui seni dan komunitas,” katanya
Sementara menenun merupakan bagian besar dari budaya Bali, mulai dari canang sari, sesajian sehari-hari yang dianyam dari daun pisang, hingga arsitektur anyam dan tekstil. Bahkan, teknik ini telah digunakan selama berabad-abad.
Nano Uhero
Nano Uhero adalah seniman Indonesia kelahiran tahun 1976 di Ubud, Bali. Ia adalah penganyam ulung, yang dengan hati-hati melestarikan kerajinan anyam tradisional dan membawanya ke dalam konteks seni kontemporer. Instalasi penerobos batas dan proyek lingkungan milik Nano tersebar di seluruh pulau Bali.
Dalam karya seninya, Nano menggunakan bahan alami seperti rotan dan bambu, serta bahan daur ulang seperti sabuk kargo plastik yang tidak terpakai, tali, dan subproduk budaya kita lainnya. Beberapa dari instalasinya yang terkenal, antara lain Meditation Chair yang dirancang untuk Museum of Space Available, dan karyanya di festival Joyland.