Jakarta, FORTUNE – Ikatan Motor Indonesia (IMI) menyatakan, kendaraan listrik kian digemari oleh para penggemar otomotif di Tanah Air. Hal ini pun sejalan dengan program pemerintah yang terus mendorong transisi kendaraan berbahan bakar minyak ke tenaga listrik yang lebih ramah lingkungan.
Ketua Umum IMI, Bambang Soesatyo, mengatakan bahwa situasi ini membuat pengembangan kendaraan listrik di Indonesia semakin manjanjikan. “Potensi sepeda motor listrik pada tahun 2030 diproyeksikan mencapai 13 juta unit, sedangkan mobil listrik mencapai 2,2 juta unit,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Senin (6/6).
Bambang yang akrab disapa Bamsoet itu juga menyatakan optimistis dengan Peraturan Presiden nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Hal ini menjadi landasan penting untuk mempercepat transisi menuju penggunaan kendaraan bertenaga listrik di Indonesia.
Beban subsidi BBM berkurang
Bamsoet mengungkapkan, banyak manfaat yang akan didapat dari penggunaan kendaraan listrik. Selain lebih ramah pada lingkungan dan meminimalisir dampak pemanasan global, transisi menuju kendaraan listrik juga akan mengurangi beban subsidi yang harus ditanggung negara, khususnya terkait konsusmsi Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Selama 2014-2019, jumlah subsidi BB< mencapai Rp700 triliun. Di APBN 2021, subsidi untuk BBM berjenis tertentu (bahkan) mencapai Rp16,6 triliun,” kata Bamsoet.
Kendaraan listrik bisa mengikis ketergantungan impor BBM
Ketua MPR ini juga menyebutkan bahwa ketergantungan impor BBM juga akan terkikis perlahan oleh kehadiran kendaraan listrik di Indonesia. Kebutuhan minyak mentah untuk BBM di Indonesia mencapai 1,3 juta barel per hari, padahal Indonesia baru bisa memproduksi setengahnya, yakni sekitar 700.000 barel per hari.
Seiring dengan ini, pengembangan industri baterai kendaraan listrik pun akan semakin berkembang. Kondisi ini baik bagi Indonesia yang menjadi salah satu penghasil nikel–bahan dasar pembuatan baterai kendaraan listrik–terbesar di dunia.
Indonesia, menguasai hampir 30 persen sumber daya nikel dunia. Selain itu, material lain pun tersedia melimpah di Indonesia, mulai dari alumunium, tembaga, hingga mangan. “Pemngembangan kendaraan listrik ini sekaligus memaksimalkan potensi sumber daya bahan baku baterai untuk kendaraan listrik,” ungkapnya.
Keberhasilan penyelenggaraan Formula E
Berkenaan dengan penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022 (Formula E) di Ancol, pada Sabtu (4/6), Bamsoet mengapresiasi segenap panitia, peserta, dan seluruh pihak yang ikut terlibat dalam perhelatan balap mobil bertenaga listrik ini. “Alhamdulilah, berlangsung mulus tanpa kendala apa pun,” ucapnya.
Ajang balap mobil listrik seperti Formula E ini dapat menjadi salah satu pendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat pun bisa semakin menggemari penggunaan kendaraan listrik.