Jakarta, FORTUNE – Indonesia menyimpan harga karun berbentuk mineral logam yang diburu banyak negara dunia. Komoditas itu adalah Logam Tanah Jarang (LTJ) yang dianggap sebagai salah harta karun super langka dan menjadi komoditas pertambangan yang banyak dicari banyak negara.
Direktur Utama PT Timah Tbk, Achmad Ardianto, mengatakan LTJ berjenis monasit dan banyak terkandung dalam timah. Pihaknya bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sedang berupaya mengekstraksi monasit untuk diproses kembali menjadi monasit hidroksida.
“Sekarang ada 300 ton stok monasit hidroksida, siap untuk dikembangkan lebih jauh,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (11/4).
Namun, menurut Achmad, LTJ belum bisa diproses lebih lanjut, karena terkendala teknologi, pasar, tata kelola, serta aturan pengusahaannya.
“Kita mau pastikan juga end user (pengguna LTJ) kita ada, nggak perlu swasta. Bisa juga pemerintah RI untuk kuasai apakah untuk penerbangan, pertahanan," ucapnya.
Harta karun yang banyak diminati negara lain
Achmad mengatakan, LTJ saat ini banyak dicari oleh negara-negara seperti Cina dan Amerika Serikat (AS). Tiongkok bahkan menurutnya sudah menginginkan untuk membeli semua kandungan LTJ di Indonesia.
“Saat ini Lockheed Martin–perusahaan penerbangan dan pertahanan AS–sudah menunjukkan ketertarikannya untuk membeli logam tanah jarang dari Indonesia,” ucapnya.
Untuk itu, Achmad meminta dukungan pemerintah berupa regulasi dalam pemanfaatan harta karun langka ini, terutama regulasi untuk memproteksi investasi dalam pemanfaatan atau pengembangan logam tanah jarang itu.
"Selain regulasi, kemudian penetapan pasar. Selain pasar yang kita punya, yang minat baik itu dari Amerika dan Cina, tetapi tentu karena ini LTJ sebaiknya dimaksimalkan untuk bangsa dan negara," katanya.
Eksplorasi LTJ di Indonesia masih terbatas
Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin, mengatakan bahwa saat ini tahapan eksplorasi LTJ di Indonesia masih terbatas. Dari potensi yang ada, LTJ baru terindikasi berada di 7 lokasi.
"Kemudian kita tahu keterdapatannya 9 lokasi dan sudah terpetakan sumber daya 8 lokasi," ujarnya dalam RDP dengan Komisi VII DPR.
Pemerintahmasih belum menentukan sikap untuk mengelola LTJ, termasuk dalam kegiatan ekspor. Namun, melihat perkembangannya, pemerintah akan mempercepat keputusan apakah LTJ akan digunakan di dalam negeri saja atau boleh diekspor.
Sebagai perbandingan, menurut Ridwan, Cina yang begitu meminati LTJ Indonesia saja belum banyak tahu akan menggunakan harta karun tersebut untuk apa. “Dia (Cina) beli saja dan dikumpulkan," katanya.
Apa itu Logam Tanah Jarang?
LTJ adalah mineral pengikut yang bersifat magnetik dan konduktif. Logam ini dapat digunakan menjadi komponen utama dalam pemberian daya terhadap sebagian besar perangkat elektronik, seperti ponsel, tablet, speaker, dan sebagainya. Penggunaan LTJ mulai banyak ditemukan di berbagai sektor, mulai kesehatan, otomotif, penerbangan, bahkan industri pertahanan.
Di Indonesia, LTJ paling banyak ditemukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. “Paling banyak memang ada di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya di Bangka Selatan,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi LTJ di Bangka Belitung mencapai 186.663 ton dalam bentuk monasit, dan 20.734 ton dalam bentuk senotim. Di wilayah lain, LTJ dalam bentuk laterit juga bisa ditemukan di Sulawesi Tengah dengan kandungan sebesar 443 ton dan sebesar 219 ton di Kalimantan Barat. Sementara, potensi di Sumatera Utara mencapai 19.917 ton.