Jakarta, FORTUNE – Perhotelan adalah salah satu sektor yang terdampak cukup parah selama pandemi Covid-19. Meski prospeknya saat ini terbilang yang cukup menjanjikan di tengah aktivitas wisata masyarat yang kembali normal, namun masih terdapat pula beberapa tantangan yang harus diwaspadai.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyampaikan bahwa pada 2023 ini bisnis hotel tetap akan jadi bisnis yang punya prospek baik, meski tahun ini diperkirakan akan terancam oleh resesi global dan mendekati tahun politik 2024. “Politik justru bagus untuk pariwisata dan ekonomi kreatif karena pasti banyak banget kegiatan di hotel-hotel,” katanya (19/1).
Namun demikian, secara umum, bisnis perhotelan sendiri kini memiliki sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan oleh para pelaku usaha perhotelan, apalagi di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) sudah dicabut. Berikut ini, Fortune Indonesia akan mengulas beberapa tantangan bisnis perhotelan di masa kini.
Adaptasi teknologi
Melansir hhrma-bali.com, penggunaan teknologi begitu pesat pada masa pandemi, menjadikan masyarakat semakin terbiasa dengan aktivitas digital dalam menjangkau berbagai layanan hotel, mulai dari pemesanan kamar sampai dengan pembayaran.
Oleh sebab itu, adaptasi teknologi oleh pelaku usaha perhotelan menjadi tantangan, terutama dalam memenuhi kebutuhan para konsumen. Selain itu, inovasi dan pengembangan layanan di era teknologi perlu terus dilakukan secara berkala, mengingat setelah masa pandemi, teknologi diperkirakan akan selalu berkembang.
Aspek CHSE
Kesehatan jadi faktor yang sangat penting di masa pandemi, sehingga membuat para konsumen pun semakin sadar akan kebutuhan kesehatan dan kebersihan. Dalam hal ini, Clean, Health, Safety, dan Environment (CHSE) jadi faktor acuan dalam menghadirkan bisnis hotel yang berkualitas dan berkelanjutan.
Dengan demikian, maka CHSE pun menjadi tantangan untuk memastikan kualitas dan nilai tambah bisnis yang bisa ditawarkan bagi para konsumen.
Hospitality
Hotel merupakan bagian dari bisnis hospitality yang sangat mengandlakan keramahan dan pelayanan yang prima. Selain CHSE dan adaptasi penggunaan teknologi, hospitality akhirnya jadi prasyarat sebuah bisnis hotel bisa diterima oleh para konsumen.
Hospitality sebenarnya merupakan dasar dari bisnis hotel. Dengan demikian, keramahan, pelayanan, dan berbagai fasilitas yang bisa memanjakan para konsumen pun bisa sangat menentukan keberlanjutan bisnis hotel.
Tak cuma soal keramahan, seiring waktu berjalan, para pelaku bisnis hotel pun semakin dituntut untu bisa memberikan sebuah pengalaman baik dan berkesan bagi para tamu-tamunya, sehingga berkenan untuk menginap lagi ke hotel tersebut.
Manajemen
Sebagai bisnis pada umumnya, kualitas manajerial pun menjadi sangat penting bagi bisnis perhotelan. Pengelolaan yang matang dan memiliki signifikansi positif tentu menjadi penentu keberlanjutan usaha hotel yang dijalankan.
Manajemen hotel bisa meliputi berbagai lini, mulai dari operasional, keuangan, sampai pada sumber daya manusia. Hal ini harus jadi perhatian utama para pelaku bisnis hotel, terutama di masa-masa perekonomian global sulit untuk diprediksi dengan berbagai permasalahannya.
Isu perubahan iklim
Isu perubahan iklim nampaknya sudah menjadi persoalan yang menjadi perhatian semua industri dan bisnis, tak terkecuali perhotelan. Di sektor ini, isu pengelolaan makanan sisa, penghematan listrik dan air, sampai pada penggunaan material yang ramah lingkungan menjadi persoalan yang harus dikelola dengan baik. Bukan tidak mungkin, hal ini bia memberi nilai tambah bagi pemilik bisnis hotel.
Isu lingkungan pun tak lagi sebatas pada program tanggung jawab perusahaan, namun kini sudah menjadi acuan bagi para investor untuk bisa melihat kualitas dari bisnis perhotelan. Oleh sebab itu, penting bagi para pelaku bisnis untuk bisa mengantisipasi tantangan ini.
Demikianlah ulasan tentang beberapa tantangan yang harus diperhatikan para pelaku bisnis. Semoga bisa bermanfaat!