Jakarta, FORTUNE – Penyanyi Isyana Sarasvati bakal menggelar pertunjukan Residensi sebelum menuju Konser besar untuk memperingati sepuluh tahun berkarya pada November mendatang.
Manager Isyana Sarasvati, Sarah Kasenda, mengatakan bahwa rangkaian pertunjukan residensi jadi cara untuk memeprtemukan para penggemar Isyana Sarasvati, sejak album pertama yang berjudul Explore!, Paradox, Lexicon, sampai album keempat yang bertajuk ‘Isyana’. “Kami mau mengedepankan live performance Isyana bersama para pendengar dan penggemar yang dekat dengan dia,” ujarnya pada Fortune Indonesia, di salah satu konser residensi, Rabu malam (15/5).
Rangkaian pertunjukan residensi ini akan diadakan dengan konsep konser mini di ruang kreatif Krapela, Blok M Jakarta, setiap Rabu, mulai 8-29 Mei. Total, akan ada 4 kali pertunjukan yang mewakili keempat album Isyana Sarasvati. “Ini dibuat dalam format yang tidak terlalu besar, supaya temu kangennya lebih berasa dan lebih intim,” kata Sarah.
Secara filosofis, Sarah mengatakan bahwa pertunjukan residensi ini akan mengiringi para penggemar lagu-lagu Isyana sampai menuju waktu konser akbar satu dekade Isyana berkarya di akhir 2024 nanti. Konser ini seperti pengingat bagi para penggemar, tentang metamorfosis yang dialami Isyana Sarasvati di sepanjang karir bermusik di Indonesia.
“Sebenarnya konsep residensi kami adopsi dari model pertunjukan yang sering terjadi di luar negeri, untuk memudahkan orang mencari Isyana akan konser di mana saja. Tapi memang kami lakukan ini di Jakarta dulu, sekalian me-revamp katalog Isyana yang lama dan mengingatkan kembali,” ujar Sarah.
Dalam setiap penampilannya di pertunjukan residensi, Isyana yang pernah menerima penghargaan 40Under40 dari Fortune Indonesia di tahun 2023 ini akan mengajak bintang tamu lain yang membuka pertunjukan atau bahkan kolaborasi dengannya. Nama-nama besar, seperti Teddy Adhitya, Ziva Magnolya atau Kunto Aji, tampil satu panggung bersama Isyana Sarasvati di tiap minggunya.
Menjaring para penggemar
Pertunjukan residensi Isyana yang diadakan pada Rabu (15/5) adalah kali kedua Isyana tampil, dari empat penampilan yang direncanakan. Isyana sendiri menampilkan lagu-lagu dari album keduanya ‘Paradox’, setelah seminggu sebelumnya tampil dengan lagu-lagu di album ‘Explore!’.
Konser ini disambut antusias oleh para penggemar setia Isyana Sarasvati atau Isyanation. “Apa yang kami niatkan itu terjadi, teman-teman (Isyanation) bisa sing along, melepas kangen, sesuai dengan ekspektasi dan tujuan,” ujarnya.
Sarah mengatakan, pertunjukan residensi ini hanya salah satu contoh dari rangkaian besar lain menuju konser satu dekade Isyana Sarasvati yang sudah dipersiapkan. Selain hal ini, pihak manajemen juga sudah menyiapkan berbagai format lain untuk menyampaikan narasi dan dialog tentang perjalanan karir Isyana.
“Misalnya, kami juga akan membuat konten dialog antara Isyana dengan orang-orang yang ada di perjalanan hidupnya, bahkan orang-orang yang berperan besar di belakang layar karir Isyana. Ada rencana juga untuk roadshow ke para pendengar muda, khususnya anak sekolah dan kuliah, supaya Isyana bisa menginspirasi teman-teman yang lebih muda,” kata Sarah.
Berkolaborasi dalam jejaring
Dalam industri musik Indonesia saat ini, Sarah berpendapat bahwa kolaborasi adalah hal krusial yang harus diperhatikan semua pelaku industri musik dan pertunjukan di Tanah Air, termasuk berjejaring atau networking.
“Dengan cara inilah, kami–Redrose Records–sebagai manajemen Isyana, bisa menemukan pihak-pihak yang punya kesamaan misi dengan kami. Apalagi, sekarang adalah eranya kolaborasi yang menyatukan berbagai tujuan, cita-cita, cara kerja, untuk mendapatkan visi bisnis yang lebih maju lagi,” kata Sarah.
Menurutnya, salah satu contoh yang menunjukkan kolaborasi dari hasil networking ini bisa diwujudkan melalui live performance. “Dari mulai membagikan referensi, bekerja sama dengan pelaku kreatif lain, semua pihak bisa mempercepat pertumbuhan industri musik, baik secara bisnis maupun koneksi,” ujar Sarah.
Dengan demikian, industri musik tidak bisa hidup sendiri. Banyak pihak yang akan terlibat di dalamnya, untuk mendukung sebuah karya musik dibawakan, bahkan berdampak bagi masyarakat luas. Dari sisi ekonomi, kolaborasi bisa mendukung terciptanya sebuah ekosistem bisnis yang sehat dan saling menguntungkan.
“Kami sudah melakukan konsep, visi, dan misi ini sejak konser Lexicon di lima kota Indonesia pada 2022, di mana terbukti bahwa tur konser itu tidak akan pernah terjadi kalau kami tidak punya jejaring dan akses yang saling berkolaborasi. Dengan sama-sama, semua bisa lebih cepat, untuk dapat pasar yang lebih luas dikembangkan,” kata Sarah. “Harapannya, industri musik Indonesia bisa jadi inspirasi bahkan referensi untuk negara lain.”