Jakarta, FORTUNE – Pemerintah kembali membuka pintu kedatangan internasional bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) ke pulau Bali, di tengah tingginya jumlah kasus Covid-19 dalam negeri. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun meluncurkan program Bali Warm Up Vacation untuk mengakomodir wisatawan asing. Seperti apa skemanya?
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya, mengatakan bahwa program ini dirancang khusus bagi PPLN yang baru datang ke Bali, agar dapat menjalani karantina dalam hotel dengan sistem bubble.
“Berbeda dengan karantina, yang hanya di dalam kamar saja, program warm up vacation ini dilakukan di hotel yang telah menerapkan sistem bubble yang sudah siap dengan protokol kesehatan secara disiplin,” ujarnya seperti dikutip dari laman Kemenparekraf, (8/2).
Dalam program ini, PPLN bisa melakukan berbagai aktivitas yang khusus disiapkan oleh pengelola hotel. PPLN juga dibolehkan secara leluasa untuk berkegiatan di sekitar area hotel, seperti berenang, fitness, bersantai di kafe, sampai menikmati pantai di pantai yang terdapat dalam area bubble.
Persiapan liburan
Tidak seperti karantina, adanya program ini diharapkan membuat PPLN tidak merasa sedang menjalani karantina, melainkan sedang melakukan ‘pemanasan’ dalam persiapan liburan di Pulau Dewata.
Upaya ini sejalan dengan prinsip kehati-hatian, mengingat angka Omicron di Indonesia terus naik dan Bali sebagai salah satu daerah yang ikut menjalankan PPKM level 3.
Melansir lama Kemenparekraf, seorang turis asal Jepang bernama Naomi, menganggap program Bali Warm Up Vacation ini cukup menarik. Layaknya staycation, dia bisa menikmati fasilitas yang ada di hotel tanpa harus terus berada dalam kamar.
“Sejauh ini, saya puas dengan paket dan fasilitas yang disediakan dalam skema bubble ini,” ucapnya.
Lima hotel bubble disiapkan
Saat ini ada lima hotel yang disiapkan menerapkan sistem bubble melalui program Bali Warm Up Vacation. Hotel tersebut, antara lain adalah Grand Hyatt Nusa Dua (Nusa Dua), Westin Resort (Nusa Dua), Griya Santrian (Sanur), Viceroy (Ubud), dan Royal Tulip (Jimbaran). Harga paket yang ditawarkan pun beragam, sekitar 10-15 juta rupiah untuk 5 hari 4 malam all-in.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Kurleni Ukar, mengatakan bahwa PPLN bebas memilih untuk menjalani program karantina biasa atau paket warm up.
“Ke depan, jumlah hotel karantina sistem bubble ini akan terus ditambah sesuai dengan kebutuhan dan hasil verifikasi lapangan,” ucapnya.
Program ini akan terus dikembangkan
Kemenparekraf akan terus mengembangkan program ini. Hingga kini, sudah ada 19 hotel lain yang mengajukan diri mengikuti program Bali Warm Up Vacation.
“Ini semacam membangun trust dan di sinilah Pemerintah hadir. Harus dimulai, harus piloting (diujicoba), kalau tidak, maka kita tidak bisa mengevaluasi apa yang harus diperbaiki,” kata Deputi Nia dalam acara Weekly Pass Briefing, Senin (7/2).