Jakarta, FORTUNE – Jenama Soju asal Korea Selatan, Jinro membidik pertumbuhan bisnisnya tengah di popularitas budaya negeri ginseng di Indonesia dan pasar Asia Tenggara.
Manager HiteJinro Co Ltd–produsen Jinro–untuk wilayah Asia Tenggara, Byung (Jun) Yu, mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang hampir mencapai 300 juta orang, sangat menjanjikan bagi pemasaran minuman khas Korea Selatan ini.
“Kami jadi tertantang untuk terus melakukan penetrasi pasar. Ada potensi yang tidak terbatas di Indonesia,” ujarnya kepada Fortune Indonesia di sela pameran 'The 17th Indonesia International Leading Hospitality, Food & Beverage Trade Exhibition', Rabu (26/7).
Minuman alkohol golongan B dengan kadar antara 13-16,5 persen ini sudah masuk pasar Indonesia sejak 2016, melalui PT Nano Logistics, dan terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik dalam penjualan.
Pada masa pandemi Covid-19 (2020-2022), rerata penjualan Jinro terus meningkat 31 persen per tahun. Minuman soju Jinro saat ini banyak dipasarkan ke bar, kafe, hingga gerai ritel di sejumlah wilayah di Indonesia, Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali, Kalimantan, dan lainnya–secara offline maupun online.
Strategi
Salah satu strategi yang diterapkan Jinro di pasar internasional seperti Asia Tenggara, khususnya Indonesia, adalah lokalisasi. Jadi, minuman Soju Jinro tidak hanya bisa dinikmati konsumen di negara asalnya, tapi juga oleh orang-orang Korea Selatan yang ada di negara Jinro dipasarkan, hingga meluas ke konsumen Korea Selatan. Strategi ini, sudah diterapkan sebelum budaya Korea Selatan mulai mendunia.
Oleh sebab itu, HiteJinro selalu menyesuaikan ragam rasa yang dijual di pasar internasional dengan preferensi rasa yang disukai masyarakat penikmat Soju di setiap negara seperti peach, strawberry, atau anggur hijau. “Meski pasar internasional lebih banyak permintaan Soju dengan beragam rasa buah, namun citarasa khas Jinro akan tetap dijaga,” katanya.
Jenama nomor satu
Jinro percaya diri untuk terus bertumbuh di Indonesia dan Asia Tenggara, karena kekuatan jenama yang tak hanya menjadi nomor satu di negara asalnya, tapi juga sudah diakui secara internasional.
Dalam lima tahun terakhir (2018-2022), Jinro mencatatkan rerata pertumbuhan bisnis sekitar 6,8 persen per tahun. “Sekarang kami berada di posisi pertama jenama minuman beralkohol paling laris di seluruh dunia versi The Spirits Business 2023, dengan penjualan mencapai 100,9 juta kemasan sembilan liter,” katanya.
Selain ciri sebagai minuman khas Korea Selatan, penjualan Jinro laris di pasar dalam maupun luar negeri adalah penggunaan bahan alami. Beras, jelai, tapioka, serta bahan lain, yang diolah secara tradisional, menjadi alasan mengapa minuman ini semakin populer di berbagai belahan dunia.
Perizinan yang sah
Brand Development Manager, PT Nano Logistics, Nina Lukman, mengaku tak memiliki kekhawatiran maupun kendala dalam proses impor Jinro, sebagai minuman beralkohol, ke Indonesia. Semua proses, mulai perizinan, pengiriman, penerapan cukai, sampai pendistribusian ke berbagai saluran penjualan dilakukan sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia.
“Kami tidak memaksa orang untuk membeli, kalau ada yang mau ya silakan, kalau tidak mau yang kita nggak akan memaksa,” ujarnya. ”Kami mengurus perizinan secara legal dan sah, karena kami mau berbisnis untuk jangka panjang.”