Jakarta, FORTUNE – Perusahaan manajemen dan investasi properti, JLL Indonesia, mengungkapkan Pasokan baru gedung premium, baik di kawasan bisnis (CBD) maupun non-CBD, akan tertahan sementara hingga akhir tahun.
Situasi ini, berpeluang meningkatkan tingkat hunian yang saat ini masih berada di kisaran 70 persen, sehingga para pemilik gedung dan berpotensi menaikkan Harga Sewa secara bertahap.
Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim, mengungkapkan di harga sewa gedung-gedung Perkantoran di kawasan CBD pada triwulan III/2024, naik tipis 0,7 persen. “Hal ini cukup baik, sehingga untuk pertama kalinya, harga sewa perkantoran di kawasan CBD Jakarta mengalami kenaikan positif–sejak pertengahan 2015,” katanya dalam Property Market Review Q3/2024, Selasa (29/10).
Sementara itu, tingkat okupansi kawasan non-CBD, sekilas mirip seperti yang di CBD mencapai 71 persen. “Aktivitas di Jakarta Selatan masih mendominasi, khususnya di kawasan TB Simatupang. Jadi, daerah itu seperti kawasan secondary CBD-nya Jakarta,” ujar Yunus. “Sektor mining dan oil and gas, cukup aktif berada di wilayah tersebut.”
Berbeda dengan kawasan CBD, harga sewa di perkantoran pada kawasan non-CBD cenderung stagnan. Tapi, para pemilik gedung dengan kualitas yang lebih baik dan okupansi di atas rerata tidak akan menurunkan harga sewanya. Sebaliknya, gedung-gedung dengan okupansi di abwah rerata masih akan memiliki harga yang kompetitif.
Beberapa gedung perkantoran, saat ini bisa menaikkan harga sewa secara bertahap, karenamemiliki fasilitas dan layanan yang terimprovisasi, mengikuti kebutuhan pasar.
Pasar sendiri saat ini mulai menunjukkan ketertarikan pada gedung-gedung yang lebih baru, untuk beralih dari gedung lama yang mereka tempati.
Ruang kerja baru
Tren baru menurutnya akan muncul di masa depan, yakni strategi ruang kerja baru yabg mebyebabkan model kerja akan lebih fleksibel menempati kursi dan meja di manapun. “kalau dahulu satu orang punya dedicated desk, sekarang jadi flexible desk,” katanya. “Hal itu juga akan cukup berdampak pada penempatan ruang kerja perkantoran.”
Ini akan melengkapi tren kantor yang mulai beralih pada kantor-kantor dengan bangunan baru dan fasilitas dan layanan dengan kualitas yang lebih baik daripada lokasi kantor sebelumnya. Kondisi ini diyakini akan membentuk pasar secara signifikan dan mendorong permintaan properti kantor semakin meningkat.
“Tetapi memang yang menjadi highlight adalah cost saving strategy atau strategi penghematan biaya yang dilakukan oleh para tenant, masih jadi salah satu tema besar,” ujar Yunus.