Jakarta, FORTUNE – Kawasan industri Jababeka menyatakan siap mendukung pemerintah mencapai emisi nol karbon (Net Zero Emission/NZE) pada 2060.
Managing Director PT Jababeka Infrastruktur, Agung WIcaksono, mengungkapkan dunia industri di Indonesia sebenarnya siap beralih ke konsep hijau. Menurutnya, semua aktivitas ekonomi pasti punya potensi emisi karbon.
“Dengan visi kami masuk menjadi kawasan industri yang hijau, kami akan lakukan langkah-langkah untuk mengubah, mentransformasi proses bisnis yang ada di industri untuk jadi lebih green,” ujarnya di Indonesia Millenial and Gen-Z Summit (IMGS) 2022, Jumat (30/9).
Upaya yang dilakukan Jababeka
Salah satu yang jadi perhatian Jababeka, terkait sumber energi listrik bagi dunia industri. Energi surya adalah salah satu energi baru terbarukan (EBT) yang bisa dimanfaatkan, karena puncak penggunaannya memang terjadi pada siang hari. “Paling ideal kalau kita pasang yang namanya solar panel,” katanya.
Selain itu, kawasan Jababeka juga fokus pada pemanfaatan transportasi hijau. Angkutan publik terus ditambah, bahkan diarahkan untuk bisa mengakomodir kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan konsep Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang menghubungkan Balaraja, Kabupaten Tangerang, sampai Jababeka, Cikarang. “Jababeka ini harus berbasis TOD (Transit Oriented Development), berbasis transportasi masal,” ujar Agung.
Correctio, silicon valley di Jababeka
Agung juga membahas tentang upaya dan kesiapan Jababekabertransformasi serupa dengan silicon valley yang modern dan berbasis teknologi yang menggunakan EBT. Hal ini berkenaan dengan human capital dan kebutuhan industri akan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Adapun nama kawasan yang sednag disiapkan ini nantinya adalah Correctio.
“Hal yang sama juga terjadi di Jababeka, kami punya potensi human capital di sana, salah satunya ada President University. Universitas ini punya jumlah mahasiswa asing yang paling banyak di Indonesia. Kemudian, ada sekitar 2.000 perusahaan di berbagai sektor industri–dari F&B sampai manufacturing–yang semuanya butuh untuk digitalisasi dan transisi energi,” kata Agung.
Jababeka, akan menjadi penghubung (hub) untuk Human Capital perusahaan-perusahaan di kawasan tersebut dengan masyarakat di sekitarnya. Correctio memiliki tiga pilar, yakni industri 4.0, bagaimana industri menjadi digital dengan Internet of Things (IoT). Kedua, adalah net zero, di mana pabrik-pabrik yang ada jadi lebih hijau dengan energi yang terbarukan; serta TOD hijau, baik transportasi masal atau yang berbasis sharing dengan berbasis listrik.
Pentingnya dekarbonisasi industri
Untuk itu, kawasan industri merupakan bagian penting dari transisi energi. Apalagi tidak boleh suhu bumi akan dijaga ketat untuk tidak mengalami kenaikan lebih dari 1,5 derajat celcius.
“Peran generasi milenial dan Gen-Z, bahkan Gen Alpha, adalah yang paling sentral. Bantulah Jababeka sebagai kawasan industri untuk dekarbonisasi, membuat bumi ini supaya menjadi tidak semakin panas, karena bumi ini bukan warisan nenek moyang kita, tapi pinjaman dari generasi mendatang,” kata Agung.