Jakarta, FORTUNE – Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Indonesia semakin diminati oleh pasar internasional. Hal ini tidak lepas dari peran berbagai pameran internasional yang kerap diadakan Kementerian Koperasi dan UKM maupun Kementerian Perdagangan. Bagaimana proses yang harus dilalui UKM untuk dapat mengikuti pameran internasional?
Deputi bidang UKM KemenKopUKM, Hanung Harimba Rachman, mengatakan bahwa KemenkopUKM biasanya akan melakukan open call bagi publik atau melalui jalur asosiasi UKM dengan sektor tertentu. Nantinya mereka akan difasilitasi mengikuti pameran, baik nasional maupun internasional.
Dari tahap ini, kemudian para UKM yang berminat akan melewati sejumlah seleksi yang dilakukan KemenkopUKM.
“Tentunya, nanti kami akan bikin kurasi atau kami juga menggunakan UKM yang sudah terkurasi sebelumnya oleh Smesco. Tergantung situasinya,” ujarnya saat dihubungi Fortune Indonesia, Selasa (15/2).
Hanung menjelaskan bahwa terdapat sejumlah kategori yang bisa diikuti oleh peserta seleksi. Kategori tersebut, antara lain kerajinan; fesyen dan aksesoris; kuliner; dekorasi rumah; furnitur; serta kopi dan bumbu-bumbu.
Pertimbangan dalam seleksi UKM
Pertimbangan yang diterapkan oleh para kurator pada saat melakukan memilih peserta pameran ialah berdasarkan potensi produk unggulan di pasar domestik dan kelayakan untuk dipasarkan secara global.
“Jadi, produknya akan diminati pasar tidak. Kemudian, aspek lain itu bisa inovasinya, kreativitasnya, macem-macem lah. Tapi, umumnya kami akan gunakan kurator profesional untuk menilai para pelaku UKM,” ujar Hanung.
Hanung juga mengatakan bahwa saat mengikuti seleksi, para pelaku UKM harus memenuhi syarat dan ketentuan umum yang diberlakukan. Contohnya, bagi produk yang siap ekspor harus punya standar omzet minimal Rp2 miliar per tahun, memiliki legalitas usaha, dan memiliki situs resmi/media sosial.
Selain itu, diharapkan para pelaku UKM memiliki jenama yang terdaftar, produk yang otentik–bukan barang imitasi, punya pasar sendiri, produknya tersertifikasi, serta memiliki kemasan yang menarik dan informatif.
Harapan UKM di pasar global
Hanung menyatakan harapannya tentang banyaknya UKM yang jadi pemain global dan berorientasi pasar luar negeri. Menurutnya, bila mampu menjadi pemain pasar internasional, UKM tersebut pasti sudah berstandar tinggi dengan produk-produk berkualitas.
“Saya percaya kita punya peluang hebat di beberapa aspek, seperti kata Pak Menteri (Teten Masduki), fokus pada dua hal, yaitu sumber daya yang kompetitif dan produk berbasis kreatifitas. Tapi, kalau kaitannya dengan harga murah, pasti akan kalah dari Cina,” ucap Hanung.
Produk mamin Indonesia diminati pasar AS
Mengutip laman resmi Kemendag, Senin (14/2), produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia makin diminati di pasar Amerika Serikat (AS) melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Winter Fancy Food Show (WFFS) 2022 pada 6-8 Februari 2022 di Las Vegas. Bahkan, produk mamin Indonesia berhasil meraih transaksi hingga lebih dari Rp150 miliar.
Pada perhelatan tersebut, terdapat tiga UKM yang diperkenalkan melalui kerja sama ITPC Los Angeles dengan Bank Indonesia. Ketiga UKM tersebut, antara lain Narata yang menjual produk keripik buah-buahan, Rumah Mocaf Indonesia dengan berbagai produk olahan singkong, dan Tyu menampilkan keripik buah dengan kemasan menarik yang disesuaikan selera konsumen AS.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC), Bayu Nugroho, berharap UKM Indonesia mendapat reputasi baik di mata buyer AS, sebagai pemasok produk unik, inovatif dan punya potensi tinggi. “Kami meyakini buyer AS tengah mencari pemasok baru yang bisa menyuplai dalam dengan jumlah yang besar, khususnya untuk produk mamin yang menyehatkan,” ujarnya.
Peresmian kedai kopi yang gunakan kopi Indonesia
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo, Mesir baru saja meresmikan sebuah kedai kopi bernama El Omda yang jadi salah satu importir produk kopi robusta asal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Haji Emad Attia sebagai pemilik meyakinkan KBRI Kairo bahwa pihaknya akan terus meningkatkan importasi kopi asal Indonesia.
"Pada tahun 2021, kami berhasil mengimpor 60 kontainer kopi dari Indonesia, kini di 2022 kami targetkan mencapai 100 kontainer dengan nilai sekitar USD 4,14 juta atau senilai Rp. 59,59 miliar," ujar Haji Emad.
Menurut Wael El Tawargy, trader kopi mitra El Omda, konsumsi kopi di Mesir cukup tinggi, sehingga peluang ekspor kopi ke negeri Piramid ini sangat terbuka lebar. Hal ini memungkinkan koperasi-koperasi petani kopi di Indonesia dapat semakin memperkuat kualitas kopi dan berkomunikasi langsung dengan pembeli dari Kairo.