Jakarta, FORTUNE – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenkopUKM), bersiap memajukan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), karena akan menjadi bantalan perekonomian dlaam negeri mengantisipasi resesi global terjadi di tahun 2023.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan bahwa salah satu strategi pemerintah tetap menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 adalah dengan membelanjakan produk UMKM dalam negeri, baik untuk konsumsi, pengadaan barang dan jasa, maupun keperluan rantai pasok industri.
Belanja produk UMKM produk lokal, produk UMKM terus digerakkan. "40 persen APBN kita harus dibelikan produk koperasi dan UMKM. Nah, itu yang akan menolong kita di tengah resesi dunia, kita bisa tetap tumbuh,” ujar Teten dalam keterangan, Kamis (25/11).
Ekonomi Indonesia tumbuh
Teten menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 5,44 persen pada kuartal II/2022 dan meningkat jadi 5,7 persen pada kuartal III/2022, karena ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai 54 persen.
Oleh sebab itu, pemerintah mengajak masyarakat untuk mengalihkan konsumsinya pada produk-produk lokal daripada produk impor. Untuk menjaga daya beli masyarakat pada produk UMKM, pemerintah telah menyiapkan sejumlah bantuan sosial pada 2023.
Kerja sama sektor swasta dan BUMN
Menurutnya, pemerintah juga telah bekerja sama dengan sektor swasta–baik besar maupun kecil–dan Badan Usaha Milik negara (BUMN) untuk terus membeli produk UMKM, bahkan memasukkannya dalam rantai pasok industri. “Dengan cara seperti itu, tahun depan kita masih optimis untuk bisa terus tumbuh,” ungkapnya.
Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), setiap Rp400 triliun yang dibelanjakan pemerintah pada produk UMKM, bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi mencapai 1,85 persen dan menyerap lapangan pekerjaan hingga 2 juta.
Digitalisasi
Sebelumnya, Menteri Teten juga menyampaikan bahwa dalam perannya menghadapi resesi global 2023, UMKM perlu berevolusi untuk menciptakan produk-produk berbasis sains dan inovasi teknologi agar mampu bersaing di era digital.
“Banyak ide-ide yang keren dengan model bisnis yang bagus, inovatif, dan kekinian, dan saya melihat di era digital model bisnis seperti ini yang nantinya akan tumbuh,” ujarnya seperti dikutip dari laman KemenkopUKM (22/11).
Indonesia dinilai memiliki pasar digital terbesar keempat dunia dengan total 270 juta penduduk, sekaligus menjadi kekuatan ekonomi terbesar setelah Amerika, Cina, dan India. Hal ini menurutnya perludijadikan peluang oleh pelaku UMKM dengan memaksimalkan usahanya dengan terus menyelaraskan bisnisnya dengan perkembangan teknologi.