Jakarta, FORTUNE – Menyusul pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, Injourney, Kementerian BUMN menunjuk Maya Watono sebagai Direktur Marketing PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). Pelantikan Maya dilakukan secara daring melalui Surat Keputusan Menteri BUMN, Jumat (14/1).
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan, dengan pengalaman Maya Watono selama lebih dari 15 tahun di dunia periklanan, pemulihan sektor pariwisata yang sempat terpuruk karena pandemi Covid-19 akan semakin terakselerasi.
"Dengan bergabungnya Ibu Maya sebagai Direktur Marketing InJourney, akan dapat memberikan nilai tambah untuk bisa meningkatkan kinerja korporasi semakin baik lagi," ucapnya.
Dalam penunjukkannya sebagai Direktur Marketing InJourney, Maya akan memimpin perusahaan induk yang menaungi 6 anak perusahaan, seperti PT Angkasa Pura I; PT Angkasa Pura II; PT Hotel Indonesia Natour; PT Pengembangan Pariwisata Indonesia; PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko; serta PT Sarinah.
Hal ini tercantum dalam PP No. 104/2021 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aviasi Pariwisata Indonesia.
Holding Pariwisata Terbesar Asia Tenggara
Menanggapi penunjukkan ini, Maya Watono mengungkapkan, tidak bisa melewatkan kesempatan sekaligus tantangan baik yang ditawarkan oleh Pemerintah melalui Menteri BUMN, Erick Thohir.
“Mengabdi ke negara dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa ini adalah sesuatu yang luar biasa,” ujarnya dalam sesi wawancara virtual, Jumat (14/1).
Perempuan yang sebelumnya menjabat CEO PT Dentsu Indonesia ini, mengatakan InJourney adalah konsep holding yang sangat menarik, karena belum pernah ada di Indonesia dan nantinya akan menjadi holding pariwisata terbesar di Asia Tenggara.
Berkaca pada Singapura–negara dengan ukuran yang kecil dan terbatas–namun pendapatan dari hub dan pariwisatanya mampu mendatangkan Gross Domestic Product (GDP).
“Indonesia yang punya potensi sangat besar, tapi kita belum bisa memaksimalkan aset-aset negara kita, dari sisi pariwisata, dan belum bisa membentuk ekosistem pariwisata yang terintegrasi,” ucap Maya. “Hal ini merupakan sasaran dari pembentukan InJourney ini.”
Target Pariwisata
Maya mengatakan pada jabatan baru ini, dirinya mengemban tugas cukup besar. Harapan pemerintah cukup tinggi, terutama dalam mendongkrak sektor pariwisata yang sempat terpuruk karena pandemi.
Maya ditargetkan mendatangkan 17 juta wisatawan mancanegara dan 330 juta wisatawan domestik. Kemudian, dari sektor ini juga diharapkan mampu menciptakan 13 juta lapangan kerja dan berkontribusi sebesar 4,5 persen terhadap GDP.
“Jumlah 4,5 persen pada GDP ini memang termasuk kecil bila dibandingkan dengan negara lain, dari sisi pariwisata. Tapi, jumlah ini membutuhkan effort yang luar biasa, karena pendapatan pariwisata itu turun hingga berada di bawah 4 persen saat pandemi terjadi,” kata Maya.
Strategi pemasaran InJourney
Dengan target yang ingin dicapai pemerintah, InJourney memiliki visi dan misi sejalan dengan peta jalan yang disiapkan oleh Kementerian BUMN. Melalui holding pariwisata, InJourney akan menciptakan ekosistem pariwisata Indonesia yang terintegrasi dengan sektor lain.
“Visi misinya, terutama adalah bagaimana mengintegrasikan seluruh aset-aset yang ada di sektor pariwisata dengan baik,” ujar Maya. “Sehingga, saat kita mau ke Labuan Bajo, memang ada penerbangan yang pas untuk ke Labuan Bajo dan ada ekosistemnya di situ, termasuk menggabungkan berbagai ekosistem yang sudah ada di Indonesia.”
Strateg pertamai yang akan ia kerjakan di awal tugasnya sebagai Direktur Marketing InJourney adalah menyatukan seluruh komponen yang ada di bawah naungan InJourney untuk saling bekerja sama mencapai target yang sudah ditetapkan, serta mensinergikan seluruh kegiatan selama setahun.
“Saya rasa saya cukup optimis karena potensinya sangat besar untuk mencapai target yang dicanangkan,” ucapnya.
Permasalahan sektor pariwisata
Maya menyampaikan masalah utama yang dihadapi sektor pariwisata di Indonesia saat ini adalah bagaimana mengembalikan kondisi sektor pariwisata seperti sebelum pandemi. Seperti kita ketahui, sektor pariwsata termasuk yang paling terpuruk akibat pandemi.
“Jadi memang dampak perekonomian dari terpuruknya pariwisata ini sangat luar biasa,” ujar Maya. “Bagaimana membangunkan lagi ekosistem dari tidurnya, itu yang harus kita usahakan.”
Untuk mengatasi masalah utama ini, Maya mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong perputaran wisatawan domestik sebagai pasar yang utama. Sementara, untuk wisatawan mancanegara, InJourney akan memfokuskan pada acara-acara khusus seperti MotoGP, untuk menjadi daya tarik dunia internasional.