Mengenal Silo Mentality Dalam Dunia Kerja dan Cara Menghadapinya

Silo mentality bisa berbahaya bagi kelangsungan perusahaan.

Mengenal Silo Mentality Dalam Dunia Kerja dan Cara Menghadapinya
Ilustrasi silo mentality. (Unsplash/Desola Lanre-Ologun)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Dalam Dunia Kerja, ada berbagai tipe dan karakter karyawan dan pimpinan. Namun, ada satu karakter yang biasanya memiliki sifat ingin menang sendiri dan tidak mau memikirkan kondisi pekerja dari divisi lain di sekitarnya. Hal ini perlu diwaspadai, mungkin dunia kerja Anda sedang mengalami Silo Mentality.

Mengutip Investopedia, silo mentality bisa didefinisikan sebagai sebuah sikap atau mentalitas yang menunjukkan keengganan untuk berbagi informasi dengan karyawan dari divisi yang berbeda. Mereka cenderung sibuk dengan kepentingan diri sendiri demi mengejar tujuan pribadi tanpa melihat sudut pandang yang lebih luas.

Kata silo awalnya mengacu pada tempat untuk penyimpanan hasil pertanian. Namun, istilah ini sekarang digunakan sebagai metafora untuk entitas terpisah yang menyimpan informasi tertentu. Dalam bisnis, silo mengacu pada divisi yang beroperasi secara independen dan menghindari berbagi informasi.

Munculnya mentalitas ini biasanya timbul karena rasa kompetitif sesama karyawan yang diperkuat dengan pemahaman yang sempit mengenai visi masa depan pekerja dan perusahaan.

Biasanya, hal ini dialami oleh pimpinan yang akhirnya menyerat anggota timnya untuk bersikap serupa. Silo mentality dapat menghambat efisiensi, inovasi, dan kemampuan perusahaan untuk menanggapi perubahan dengan cepat.

Indikator

pexels.com

Kelashr.com menuliskan bahwa terdapat beberapa indikator di tempat kerja yang menunjukkan adanya silo mentality, sebagai berikut:

  1. Keengganan untuk berbagi informasi dengan departemen atau tim lain, bahkan jika informasi tersebut dapat bermanfaat untuk perusahaan secara keseluruhan.
  2. Kurangnya kerjasama dan kolaborasi antar departemen atau tim.
  3. Anggota tim lebih fokus pada kepentingan dan tujuan tim mereka sendiri daripada pada kesuksesan keseluruhan perusahaan.
  4. Komunikasi terbatas hanya terjadi di dalam kelompok tertentu.

Dampak

Ilustrasi pekerja di kantor. 123RF

Sementara, Indeed menguraikan beberapa dampak yang bisa muncul akibat meluasnya gejala silo mentality dalam sebuah perusahaan jika tidak tertangani dengan baik:

  1. Mengurangi produktivitas
    Silo mentality dalam pekerjaan bisa menimbulkan adanya perbedaan kepentingan individu dan perusahaan, yang mengakibatkan berkuranganya produktivitas kerja. Jika setiap divisi hanya berfokus kepada kepentingannya masing-masing, akan sangat sulit bagi perusahaan untuk mencapai tujuan bersama.
  2. Menurunnya moral
    Umumnya, pekerja dengan mental silo akan merasa frustasi karena kurangnya komunikasi dan terjadinya persaingan tidak sehat antar divisi serta manajemen.
    Penurunan moral ini juga berdampak pada berkurangnya kinerja, yang juga berimbas pada peningkatan kemungkinan pekerja mengajukan pengunduran diri.
  3. Berkurangnya kepuasan pelanggan
    Dalam bidang pelayanan, cara berpikir yang dilandasi silo mentality bukan hanya berdampak pada internal perusahaan melainkan juga eksternal atau pihak klien/pelanggan. Kurangnya kolaborasi antar tim produk dan layanan yang tidak maksimal, sehingga konsumen jadi tidak puas.

Cara menghadapi

ilustrasi serikat pekerja (unsplash.com/Sebastian Herrmann)

Meski silo mentality bisa berdampak buruk bagi kelangsungan perusahaan, namun bukan berarti tidak bisa dihindari dan diatasi. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghadapi silo mentality yang mungkin terindikasi di lingkungan kerja Anda:

  1. Mendorong kolaborasi
    Anda perlu mendorong rekan kerja Anda untuk bisa fokus pada kolaborasi, alih-alih berkompetisi. Perusahaan bisa mendorong kolaborasi antar divisi baik itu dalam pertukaran ide, problem solving, maupun pelaksanaan kegiatan lainnya. Hal ini akan membantu karyawan untuk bisa lebih dekat dengan karyawan lainnya dan menyadari posisi mereka sebagai bagian dari tim perusahaan secara keseluruhan.
  2. Ciptakan budaya transparansi dan komunikasi terbuka
    Dengan transparansi dan komunikasi yang terbuka akan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Hal tersebut juga akan meminimalisir adanya kesalahpahaman tentang suatu informasi secara top-down, dan mempermudah penyebaran informasi yang penting bagi keberlangsungan perusahaan. 
  3. Ciptakan visi yang sejalan
    Pastikan seluruh anggota perusahaan harus memiliki visi yang sama dalam mencapai kesuksesan. Dengan memiliki tujuan yang sama maka akan mempermudah komunikasi dan juga upaya bersama dalam mencapai tujuan tersebut dan membantu menghindari penyembunyian suatu informasi tertentu antar divisi.
  4. Lakukan pengukuran kemajuan
    Pihak eksekutif perusahaan juga harus bisa memastikan bahwa tujuan tersebut bisa diukur dengan akurat, misalnya dari sisi Waktu penyelesaian tujuan, tolok ukur yang ingin dicapai, tugas yang didelegasikan kepada tim atau karyawan tertentu, hingga jadwal pertemuan rutin untuk membahas kemajuan.
  5. Beri apresiasi
    Apresiasi adalah cara terbaik untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja. Perusahaan bisa menggunakan strategi yang satu ini untuk meningkatkan keterlibatan karyawan, kinerja, dan produktivitas.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diketahui tentang silo mentality dalam dunia kerja dan upaya untuk menghadapinya. Semoga bermanfaat.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

12 Tahun Dijual, Rumah Mewah Michael Jordan di Chicago Akhirnya Laku
Isak Tangis Sri Mulyani di Banggar DPR Usai Sepakati RUU APBN 2025
OnlyFans Cetak Rekor Pendapatan, Capai US$6,6 Miliar di 2023
Bunga Acuan Turun, BI Proyeksikan Kredit Bank Tumbuh 12%
Perbedaan Istana Garuda dan Istana Negara IKN, Jangan Keliru
TikTok Ungkap 4 Jenis Konsumen, Penjual Harus Paham