Mengenal Value at Risk Dalam Investasi Beserta Manfaatnya

Untuk mengukur risiko kerugian dari portofolio investasi.

Mengenal Value at Risk Dalam Investasi Beserta Manfaatnya
ilustrasi mencatat risiko (unsplash.com/Scott Graham)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bagi para investor, mengukur risiko kerugian sangat penting dalam membuat keputusan tepat saat berInvestasi. Salah satunya adalah dengan metode Value At RiskApakah itu? 

Pegadaian mendefinisikan Value at Risk (VaR) sebagai metode yang digunakan untuk mengukur risiko kerugian dari suatu portofolio. Biasanya, metode ini digunakan dalam aktivitas keuangan dan perbankan komersial. Selain itu, VaR juga bisa digunakan untuk menentikan peluang keuntungan.

Pada penerapannya, manajer investasi menggunakan VaR untuk mengukur dan mengendalikan tingkat eksposur risiko. Potensi risiko yang dinyatakan dalam VaR didefinisikan pada periode tertentu dengan nilai probabilitas tertentu.

VaR dinyatakan dengan satuan nilai absolut mata uang, seperti dolar atau persentase dari nilai portofolio.

Variabel dan metode

Dalam metode pengukuran ini, terdapat tiga variabel yang bisa dioperasikan, seperti periode, tingkat kepercayaan, dan estimasi ukuran kerugian yang mungkin terjadi. Sementara, untuk perhitungannya, terdapat tiga metode yang bisa digunakan, seperti:

  1. Variance-Covariance: Metode ini berasumsi bahwa return dari portofolio didistribusikan secara normal. Terdapat estimasi dua faktor di sini, yaitu covariance (return yang diharapkan) dan standar deviasi. Hasil hitungan dengan metode ini menunjukkan kurva normal berdasarkan standar deviasi aktual.
  2. Historical Simulation: Mirip dengan metode Variance-Covariance, namun yang membedakan adalah return dari portofolio disajikan berdasarkan periode waktu dalam urutan dari terburuk ke terbaik. VaR pada portofolio terbaru dapat dihitung berdasarkan data dari periode-periode sebelumnya yang disajikan secara historis.
  3. Monte Carlo: Prinsipnya hampir sama dengan metode Variance-Covariance, tapi metode ini menggunakan asumsi sebagai parameter dalam distribusi. Metode ini bisa dilihat seperti generator black box yang menghasilkan berbagai probabilitas dan outcome acak. Sementara, asumsi yang dimaksud mengacu pada ratusan hingga ribuan kemungkinan iterasi yang didapatkan dari komputasi. Apabila data yang tersedia tidak cukup panjang, maka metode Monte Carlo bisa digunakan untuk mengetahui nilai VaR dari suatu portofolio.

Manfaat

Secara umum, metode VaR bisa memberikan sejumlah manfaat bagi para penggunanya, seperti: 

  1. Menentukan batas risiko
    Dalam investasi, batasan risiko tersebut dapat memberikan insight tentang potensi kerugian besar sesuai dengan profil risiko dari investor terkait.
  2. Menilai portofolio
    VaR adalah metode yang sering kali digunakan untuk menentukan nilai portofolio investasi berdasarkan performanya. Apabila hasil hitungan VaR meningkat, maka itu artinya potensi risiko pada portofolio pun juga akan semakin besar.
  3. Memperkirakan kerugian maksimal
    Dengan mengetahui potensi kerugian maksimal, investor dapat memahami risiko yang dihadapi dan nantinya dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih bijak.
  4. Mengelola risiko dengan lebih baik
    Hitungan VaR dapat membantu investor atau manajer investasi mengelola potensi risiko dengan lebih baik. Dengan begitu, risiko kerugian besar pun dapat dihindari. Pada penerapannya, VaR adalah metode yang bisa digunakan untuk menentukan batas risiko yang dapat ditoleransi.

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan VaR dibandingkan metode lainnya adalah penyajian yang sederhana, sehingga mudah dipahami dan bisa diimplementasikan pada aset-aset yang berbeda, seperti saham, obligasi, maupun mata uang. Nilai VaR yang dinyatakan dalam nilai mata uang atau persentase mengindikasikan seberapa besar risiko dari suatu portofolio.

Sedangkan, kekurangan utama dari metode VaR adalah hasil yang tidak begitu akurat. Tiga metode VaR yang bisa digunakan memberikan hasil yang berbeda. Misalnya, dalam suatu kasus, hitungan metode Historical Simulation bisa menunjukkan hasil negatif, sedangkan metode Monte Carlo relatif positif.

Selain itu, metode VaR tidak terlalu cocok untuk portofolio besar, di mana hitungan untuk masing-masing aset akan sulit dilakukan karena keterkaitan satu aset dan lainnya.

Demikianlah beberapa informasi penting yang Anda butuhkan untuk lebih mengenal Value at Risk, yang kerap digunakan untuk mengukur risiko kerugian, oleh para investor dalam dunia investasi. Semoga bermanfaat.

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

IDN Channels

Most Popular

Bappebti Wajibkan Pedagang Emas Digital Miliki 10 Ribu Gram Emas Fisik
7 Perusahaan Backdoor Listing di BEI, Cuan Besar 2025?
Pemerintah akan Terbitkan SBN 2025, Cek Informasinya
Deretan Saham Sandiaga Uno, Apa Saja?
Begini Cara Membaca Grafik Saham untuk Pemula
6 Pemilik Maskapai Penerbangan di Indonesia, Siapa Saja?