Jakarta, FORTUNE – Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki mengungkap sejumlah kiat mengakselerasi ekspor produk industri kreatif seperti sektor Wastra dan Kriya, salah satunya Model Bisnis agregasi.
Menurut Teten, kelebihan model bisnis agregasi antara lain adalah manfaat yang bisa diterima oleh para pelaku bisnis UMKM, seperti transfer pengetahuan, transfer teknologi, akses pembiayaan, dukungan pengelolaan usaha, dan akses pasar.
"Selama dua tahun sinergi dengan berbagai pihak, kami melihat agregator punya peran yang sangat strategis dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan bisnis wastra maupun kriya di Indonesia,” katanya dalam pembukaan Cerita Nusantara, Selasa (28/11).
Berbagai keuntungan dari model bisnis agregasi, kata Teten, berdampak pada penciptaan nilai baru, menghasilkan standardisasi kualitas produk, pola produksi terencana, peningkatan skala ekonomi, dan kepastian pasar.
"Model bisnis agregasi saya harap bukan hanya dapat menciptakan ekonomi baru, namun lebih dari itu, bisa mengembangkan dan menjaga warisan budaya Indonesia,” ujarnya.
Kinerja ekspor
Teten mengatakan, model bisnis agregasi turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekspor sektor kriya.
Pada 2021, total nilai ekspor produk kriya telah mencapai US$ 1,5 miliar. Tumbuhnya ekspor kriya turut mendorong kenaikan jumlah ekspor industri kerajinan sebanyak 24,87 persen pada 2021.
Hingga saat ini, produk kriya Indonesia bahkan telah menembus lebih 100 negara di dunia.
"Di luar negeri, produk-produk kriya Indonesia memiliki reputasi barang dengan kualitas kerajinan yang luar biasa, misalnya berbagai bentuk turunan kerajinan kayu, rotan, dan anyaman dari bahan sintetis mupun material alami," kata Teten.
Cerita Nusantara
Salah satu upaya KemenkopUKM untuk mempertemukan para pelaku UMKM kriya dan wastra dengan para agregator adalah melalui event seperti Cerita Nusantara.
“Sejumlah partisipan yang terlibat dalam gelaran Cerita Nusantara merupakan para pelaku usaha terkurasi dan agregator yang selama ini telah bekerja bersama dengan para UMKM di subsektor kriya dan wastra dalam membangun ekosistem bersama,” katanya.
Menurutnya, wastra dan kriya yang menjadi bagian dari gaya hidup sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bila tidak cepat diantisipasi melalui enabler-enabler yang andal untuk menggerakkan industri tersebut, maka Indonesia akan kehilangan momentum.
“Dengan kegiatan ini industri kriya dan wastra Indonesia akan terus bangkit sambil diiringi lahirnya wirausaha-wirausaha di bidang kriya dan wastra yang tangguh melalui ekosistem yang telah ada, sehingga dapat menciptakan karya-karya adiluhung yang akan menyampaikan kepada dunia tentang kekayaan nusantara,” ujar Teten.