Jakarta, FORTUNE – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mengklaim ketersediaan ayam dan telur saat ini mencukupi dan tidak terjadi kelangkaan, menyusul lonjakan harga yang terjadi menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru lalu. Oleh sebab itu, pihaknya ingin mendorong peternakan ayam dapat berjalan dengan efektif dan efisien, dengan cara-cara yang lebih modern.
“Kami bersama integrator terus memacu penuh agar peternakan ayam, petelur dan pedaging kita terus mengalami peningkatan,” kata Mentan dikutip Antara, Minggu (9/1).
Syahrul menyampaikan bahwa ketersediaan komoditas ini akan menjadi perhatian pemerintah. Menurutnya, ketersediaan telur ayam aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama beberapa bulan ke depan.
Kenaikan harga telur masih dalam kendali pemerintah
Mentan mengakui harga komoditas telur dan daging ayam sempat naik di momen pergantian tahun. Namun, kenaikan tersebut masih dalam kendali pemerintah dan ada dalam titik batas wajar. Oleh karena itu, pemerintah merasa belum perlu mengintervensi pasar perdagangan telur.
“Intervensi baru dilakukan apabila kenaikannya melampaui batas tertentu. Barulah kita lakukan operasi pasar dan pendekatan-pendekatan lain,” ujar Syahrul.
Ketersediaan kebutuhan pokok tidak boleh kurang
Mentan pun mengajak semua pihak yang terlibat di sektor pertanian untuk dapat menjaga ketersediaan berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Beras, minyak, gula, daging, dan telur ayam, menurut Menteri Syahrul, harus dapat terpenuhi setiap hari.
“Ketersediaan pangan kita menghadapi kondisi dan cuaca ekstrem, tidak saja padi, jagung, dan lain-lainnya, tetapi juga termasuk daging, ayam, dan petelur yang ada harus dalam kondisi cukup. Tidak boleh kurang,” kata Syarul.
BI perkirakan inflasi Januari disumbang oleh harga telur ayam ras
Terkait peningkatan harga telur dan daging ayam di pasaran, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada bulan Januari 2022 sebesar 0,61 persen dibandingkan dengan Desember 2021 (month to month/mtm). Telur menjadi komoditas utama yang menjadi penyumbang utama inflasi tersebut.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menyebutkan bahwa sampai dengan minggu pertama Januari 2021, komoditas telur ayam ras menyumbang inflasi hingga 0,11 persen (mtm).
Sedangkan, daging ayam ras dan cabai rawit, masing-masing sebesar 0,06 persen (mtm) dan 0,05 persen (mtm). "Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu pertama Januari 2022, perkembangan harga tetap terkendali," katanya (7/1).