Nestlé Komitmen Percepat Penurunan Stunting di Indonesia

Nestlé Indonesia pastikan program DASHAT bisa berlanjut.

Nestlé Komitmen Percepat Penurunan Stunting di Indonesia
Kelompok kader sedang mengelola Dapur Bersama dalam program DASHAT yang diinisiasi Nestlé Indonesia bersama dengan BKKBN. (dok. Nestle Indonesia)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Nestlé Indonesia menegaskan komitmennya menurunkan angka stunting pada anak-anak Indonesia, melalui kegiatan lokakarya bersama para mitra lintas sektor–Pemerintah, Ahli Gizi, Media, serta berbagai komunitas di masyarakat.

Corporate Nutrisionist Nestlé Indonesia, Eka Herdiana, mengatakan kegiatan lokakarya ini merupakan kelanjutan dari Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang dimulai sejak Agustus-Desember 2022. “Yang perlu diperhatikan adalah menemukan mitra ahli yang tepat, sehingga dengan minimum effort, kita bisa dapat impact yang besar,” katanya kepada Fortune Indonesia, di Karawang, Rabu (8/2).

Nestlé Indonesia memastikan DASHAT perdana yang ditujukan bagi keluarga dengan balita stunting di Desa Gintungkerta dan Kelurahan Karawang Kulon, Karawang, Jawa Barat, ini bisa terus berkelanjutan dan menjadi program acuan untuk program serupa di wilayah lainnya.

Melalui kolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN); Institut Pertanian Bogor (IPB); serta Pemerintah Kabupaten dan Kota Karawang, Nestlé Indonesia melakukan intervensi gizi dan memaksimalkan pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan gizi keluarga.

Program ini memfokuskan penyediaan makanan bergizi dan susu fortifikasi sebanyak 3 kali seminggu, yang diberikan kepada 85 Balita selama 3 bulan, melalui pengadaan Dapur Bersama yang dikelola bersama kader dari berbagai lapisan masyarakat. “Lokakarya ini dilakukan untuk bisa melihat bagaimana potensi keberlanjutan dari programnya (DASHAT),” ujarnya. 

Dampak pada bisnis

Corporate Nutrisionist Nestlé Indonesia, Eka Herdiana. (Fortuneidn/Bayu)

Rangkaian program ini berharap berdampak pada bisnis Nestlé Indonesia di masa mendatang. “Kami bisa memberikan akses untuk mendapatkan gizi bagi masyarakat secara berkelanjutan. Ketika mereka mendapatkan akses yang tepat, saat itu juga mereka mengenal Nestlé dan misi yang kami bawa: anak sehat akan menentukan masa depan kita seperti apa,” ujarnya.

Kegiatan ini juga selaras dengan komitmen Nestlé global untuk membantu 50 juta anak di dunia yang mengalami stunting dan gizi buruk, serta memberikan kontribusi pada negara dimanapun perusahaan beroperasi.

Perusahaan mengklaim, program DASHAT telah memberi dampak positif di Karawang, di mana status gizi anak balita mengalami peningkatan dan mendorong perubahan pola gaya hidup.

Berdasarkan data tinggi badan menurut usia (TB/U), jumlah anak dengan kondisi stunting berat (severe stunting) turun signifikan sampai 23 persen; sementara berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U), jumlah anak dengan berat badan sangat kurang (severe underweight) turun hingga 17 persen.

Kendala dan tantangan

Guru Besar Pangan dan Gizi, Prof. Ali Khomsan dalam sesi edukasi pencegahan stunting untuk program DASHAT. (dok. Nestle Indonesia)

Meski demikian, Nestle juga mengungkap adanya beberapa tantangan saat menjalankan program, salah satunya dalam hal mempertemukan misi yang sesuai antarmitra yang terlibat. “Mungkin visinya sama, ingin angka stunting turun, semua anak sehat, tapi caranya beda-beda. Nah, ini yang menurut saya jadi kendala paling berat,” ujarnya.

Oleh karena itu, Nestlé Indonesia terus berupaya menggandeng pihak tersebut untuk saling berdiskusi dan menyamakan misi.Selain itu, kesulitan lain yang dihadapi adalah kerentanan para balita terhadap infeksi penyakit. Hal ini akan memengaruhi keinginan mereka untuk mengonsumsi makanan yang sudah disiapkan. Belum lagi, pola asuh pada anak yang banyak dipegang oleh pihak lain di luar orang tua kandung.

“Bukan cuma ibu dan bapak (anak yang stunting), tapi mungkin juga kakek, nenek, tante, atau pengasuhnya, juga harus diberi edukasi yang sama, sehingga ekosistem yang ada pada anak tersebut mendukung mereka untuk tumbuh sehat,” katanya. “Kita harus menargetkan orang yang tepat, siapa yang punya andil dalam pola asuh.”

Kolaborasi

Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia, Sufintri Rahayu. (Fortuneidn/Bayu)

Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia, Sufintri Rahayu, mengatakan bahwa sebagai salah satu mitra dari BKKBN, Nestlé Indonesia terbuka dalam kolaborasi maupun inovasi demi mendukung  generasi anak-anak lebih sehat, sejalan dengan program global: Nestlé Dukung Anak Lebih Sehat.

“Kami percaya bahwa melalui semangat kolaborasi yang terlihat dalam pelaksanaan program DASHAT ini, semakin banyak pihak yang sadar atas pentingnya aksi bersama dalam mengatasi dan mencegah terjadinya stunting di setiap wilayah,” kata Sufintri.

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Indonesia menurun dari 24,4 persen pada 2021 jadi 21,6 persen di tahun 2022. Meski demikian, Pemerintah sendiri tetap menargetkan penurunan angka stunting di Indonesia sebesar 14 persen pada 2024.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya