OEM vs ODM: Memahami Perbedaan dan Manfaatnya dalam Manufaktur

OEM dan ODM penting untuk strategi manufaktur yang tepat.

OEM vs ODM: Memahami Perbedaan dan Manfaatnya dalam Manufaktur
ilustrasi jasa maklon (unsplash.com/Remy Gieling)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Di sektor industri Manufaktur, istilah OEM dan ODM baragkali sudah cukup familiar, misalnya saja di sektor otomotif.

Kedua konsep yang merupakan akronim dari Original Equipment Manufacturer (OEM) dan Original Design Manufacturer (ODM), memiliki peran penting dalam proses produksi, tetapi pendekatannya sangat berbeda.

Perbedaan ini memberikan keuntungan dan kerugian yang berbeda pula, tergantung pada kebutuhan bisnis dan tujuan produk. Untuk mengetahui perbedaan keduanya, berikut ulasan singkat seputar istilah OEM dan ODM.

Original Equipment Manufacturer (OEM)

OEM adalah produsen yang membangun produk berdasarkan desain yang sepenuhnya disediakan oleh pelanggan. Contoh terkenal dari model ini adalah Apple iPhone.

iPhone dirancang oleh Apple, tetapi diproduksi oleh Foxconn. Dalam hal ini, iPhone memiliki tingkat diferensiasi produk yang tinggi karena desainnya eksklusif untuk Apple dan tidak tersedia untuk produsen lain.

Keunggulan utama dari OEM adalah fleksibilitas dalam kontrol penuh yang dimiliki pelanggan atas desain produk. Perusahaan dapat menentukan spesifikasi apapun yang diinginkan, tanpa batasan hak kekayaan intelektual yang bisa menghambat kemampuan beralih ke produsen lain di masa depan jika diperlukan.

Keuntungan lainnya adalah biaya produksi yang lebih rendah karena skala ekonomi, serta kemampuan untuk fokus pada kompetensi inti seperti inovasi dan pemasaran, sementara tugas produksi yang lebih teknis dapat dialihdayakan ke produsen. Selain itu, OEM memungkinkan perusahaan untuk bekerja dengan berbagai merek dan industri, memberikan kesempatan untuk diversifikasi bisnis.

Namun, kelemahan utama dari model OEM adalah ketergantungan yang tinggi pada pemilik merek untuk pendapatan. Selain itu, proses OEM memerlukan sumber daya yang besar, termasuk biaya penelitian dan pengembangan (R&D) serta waktu untuk merancang produk.

Misalnya, Apple mampu menginvestasikan jutaan dolar untuk pengembangan produk inovatif mereka, tetapi tidak semua perusahaan memiliki jaminan pengembalian investasi seperti Apple.

Karena OEM hanya bertindak sebagai produsen, kontrol atas produk dan branding tetap berada di tangan pemilik merek, yang dapat membatasi fleksibilitas OEM dalam aspek-aspek strategis.

Original Design Manufacturer (ODM)

Di sisi lain, ODM mengadopsi pendekatan yang berbeda. Dalam ODM, produsen sudah memiliki desain produk yang ada dan pelanggan dapat membuat sedikit perubahan untuk menjual produk tersebut di bawah merek mereka sendiri. Sebagai contoh, banyak produk seperti pengisi daya mobil yang dijual di e-commerce memiliki desain serupa, namun diberi merek, warna, dan kemasan yang berbeda sesuai permintaan pelanggan.

ODM memiliki keunggulan dalam hal efisiensi biaya. Karena desain produk sudah ada, pelanggan tidak perlu menginvestasikan banyak sumber daya untuk penelitian dan pengembangan. Ini memungkinkan pelanggan untuk fokus pada pemasaran, karena produk yang ada hanya perlu disesuaikan sedikit.

ODM juga menawarkan kontrol yang lebih besar atas proses manufaktur, sehingga memungkinkan fleksibilitas yang lebih tinggi dalam menyesuaikan produk dengan kebutuhan spesifik pelanggan.

Selain itu, ODM memanfaatkan skala produksi yang besar, sehingga biaya per unit produk lebih rendah. Ini memberikan keuntungan dalam hal penghematan biaya, yang kemudian bisa dialihkan ke strategi pemasaran atau pengembangan bisnis lainnya.

Namun, kelemahan utama dari ODM adalah ketergantungan yang tinggi pada klien untuk bisnis dan pendapatan, mirip dengan OEM. Selain itu, karena produk yang ditawarkan oleh ODM sering kali serupa di pasar, pelanggan cenderung memilih berdasarkan harga.

Hal ini dapat menyebabkan margin keuntungan yang lebih rendah dan kesulitan dalam membedakan produk dari kompetitor. Risiko lainnya adalah imitasi produk, karena desain produk ODM lebih mudah dikomoditisasi.

Dengan memahami perbedaan antara OEM dan ODM, Anda pun dapat memilih strategi manufaktur yang tepat. Jika perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk penelitian dan pengembangan serta ingin kontrol penuh atas desain, OEM adalah pilihan yang ideal.

Namun, jika perusahaan ingin meluncurkan produk dengan cepat tanpa mengeluarkan banyak biaya untuk R&D, ODM menawarkan solusi yang efisien.

Related Topics

OEMODMManufaktur

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

Larangan Jual Rokok dalam Radius 200 Meter Bakal Gerus Pemasukan Ritel
Pipeline IPO September Terbaru, Ada 30 Calon Emiten Antre
IHSG Diprediksi Lanjut Menguat, Didukung Tiga Sentimen
Aksi Jual BREN Mereda, IHSG Diprediksi Lanjut Menguat
Stategi Mandiri Finansial di Tengah Penurunan Kelas Ekonomi
Kurs SGD ke Rupiah Hari Ini, 25 September 2024