Jakarta, FORTUNE – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pertahanan, PT PAL Indonesia, mencatatkan pertumbuhan Pendapatan tahunan sebesar 42,43 persen pada 2023, ditopang pertumbuhan penjualan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista).
CEO PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, mengungkapkan bahwa perseroan mencatat penjualan produk pertahanan hingga Rp3,14 triliun, sementara pendapatan keseluruhan di tahun 2023 mencapai Rp3,61 triliun. “Melalui pencapaian ini maka PT PAL Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri maritim global,” ujarnya di Surabaya, Rabu (3/7).
Pendapatan dari penjualan alustsista ini, kata Kaharuddin merupakan pencapaian terbesar sepanjang sejarah perusahaan. Adapun, kontribusi siginifikan didapat dari proyek kapal Frigate dan proyek ekspor.
Jika dirinci, pendapatan per lini bisnis PT PAL sebagian besar datang dari penjualan produk alusista sebesar 86,98 persen, produk rekayasa umum sebesar 6,74 persen, produk pemeliharaan dan perbaikan sebesar 5,59 persen, dan jasa lainnya sebesar 0,69 persen.
Transformasi bisnis
Ia mengatakan, kenaikan kinerja ini tercapai seiring dengan transformasi keuangan termasuk melalui inovasi, perbaikan sistem, dan komitmen yang kuat oleh seluruh aspek perusahaan. “Ini membuktikan, dengan manajemen yang tepat dan kerja sama tim yang solid maka perusahaan dapat menorehkan prestasi yang membanggakan,” ujar Kaharuddin.
Selain itu, implementasi digital manajemen melalui IM4.0 membuat semua informasi termonitor secara lebih terukur secara real-time, sehingga keberhasilan ini menjadi perhatian khusus bagi para pemangku kepentingan. Bahkan, PT PAL Indonesia mencatatkan berbagai milestone target proyek yang menjadi indikator utama dalam menjaga ketepatan waktu pengiriman, pada semester awal tahun ini.
Kombinasi unggul dari berbagai aspek, seperti sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, fasilitas yang mendukung, kemampuan modal kerja, dan rantai pasok yang bisa terpenuhi juga menopang kinerja. “Itu kami lakukan dengan terus memperhatikan aspek likuiditas, profitabilitas, maupun solvabilitas perusahaan,” kata Kaharuddin.