Jakarta, FORTUNE – Pertamina (Pesero) mengajak masyarakat mengumpulkan dan mengelola eceng gondok untuk dijadikan sumber energi baru terbarukan (EBT).
Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, mengatakan bahwa eceng gondok bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.
Eceng gondok yang terkumpul kemudian dicacah dan difermentasi sehingga menghasilkan biogas. "Dari pengujian 100 Kg eceng gondok mampu dikonversi menjadi biogas portabel dengan kapasitas 200 liter," ujarnya dalam laman resmi Pertamina, Jumat (19/8).
Eceng gondok juga dapat digunakan jadi pupuk organik padat dan cair, misalnya untuk pertanian. “Juga mengurangi penggunaan pupuk kimia oleh petani, sehingga bahan yang digunakan lebih ramah lingkungan, dan memberikan penghematan serta hasil panen yang lebih sehat dan organik,” katanya.
Berawal dari masalah eceng gondok
Sebelumnya, warga sekitar Waduk Cengklik, Boyolali, Jawa Tengah mengungkapkan permasalahan sedimentasi waduk yang disebabkan dari keberadaan eceng gondok yang berlebih.
“Hal itu menyebabkan daya tampung air yang semakin surut dari waktu ke waktu, mengingat tanaman eceng gondok dapat terus bertumbuh dengan cepat. Jika dibiarkan tentu akan mengganggu kebutuhan air bagi orang banyak,” kata Brasto.
Menurutnya, Waduk Cengklik seluas 300 Ha bisa menarik 13.000 orang wisatawan per tahunnya. Selain itu, waduk ini juga jadi sumber mata pencaharian bagi warga di sekitarnya. Oleh sebab itu, masalah sedimentasi karena eceng gondok harus segera diselesaikan melalui solusi yang juga memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat.
Bagian dari CSR dan komitmen ESG
Edukasi tentang pemanfaatan eceng gondok sebagai sumber EBT adalah bagian dari program tanggung jawab perusahaan (CSR) yang jadi wujud penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) yang dijalankan Pertamina.
“Selain itu program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya pada poin 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), dan poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim),” ujar Brasto.
Absorben tumpahan minyak
Pemanfaatan eceng gondok penyerap limbah minyak sebelumnya dilakukan Tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga IT Banjarmasin. Sebagai absorben, eceng gondok dipercaya mampu menyerap minyak yang mencemari wilayah perairan.
Muthia Elma, founder Materials and Membranes Research Group (M2ReG), mengatakan bahwa PT Pertamina sering menggunakan penyerap minyak dari luar negeri dengan harga cukup mahal untuk mengatasi tumpahan minyak di sekitar Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM).
“Absorben dari serat eceng gondok sebagai penyerap minyak dapat meminimalisir biaya penanggulangan tumpahan minyak di industri Pertamina,” katanya.