Petakan Daya Saing Ekonomi Digital, East Ventures Luncurkan EV-DCI

EV dukung keadilan digital bagi seluruh rakyat Indonesia.

Petakan Daya Saing Ekonomi Digital, East Ventures Luncurkan EV-DCI
Peluncuran EV-DCI 2023, Rabu (5/4). (dok. East Ventures)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Untuk memetakan pemerataan adopsi digital di Indonesia seiring pertumbuhan ekonomi digital masa depan, perusahaan modal ventura, East Ventures, meluncurkan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023 bertema ‘Keadilan Digital bagi Seluruh Rakyat Indonesia’.

Co-Founder dan Managing Partner EV, Willson Cuaca, mengatakan memasuki 2023, perkembangan sektor ekonomi digital di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, seperti kondisi makro ekonomi yang begejolak, perang Rusia-Ukraina, dan dinamika politik Indonesia yang salah satunya ditandai pemekaran Provinsi baru di Pulau Papua. Padahal, ekonomi digital di Indonesia sedang mangalami perkembangan yang sangat pesat, sejak awal pandemi di 2020.

Berdasarkan laporan EV-DCI 2023, Willson menyimpulkan bahwa daya saing digital di Indonesia semakin merata seiring pesatnya pertumbuhan digital ekonomi Indonesia sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, dengan proyeksi nilai keekonomian mencapai US$130 miliar pada tahun 2025. “Pada tahun 2023, (median DCI) itu 38,5. Pada saat kita mencapai titik di 50, itu artinya kita berada di median yang paling benar,” ujarnya dalam peluncuran EV-DCI, Rabu (5/4).

Sejak pertama kali diluncurkan, nilai tengah EV-DCI menunjukkan peningkatan yang cukup baik, mulai dari 27,9 di 2020; 32,0 pada 2021; serta 35,2 pada 2022. Melihat proses digitalisasi di Indonesia di tiap Provinsi, dihitung melalui input-proses-output digitalisasi beserta dampaknya, maka dampak yang terjadi di masyarakat berkembang dengan sangat pesat.

Hal ini, menurutnya akan menjadi fondasi yang kuat bagi infrastruktur digital Indonesia di masa depan dan akan menumbuhkan inovasi-inovasi baru ke seluruh pelosok Indonesia. “Dengan pemetaan pemerataan digitalisasi, building block yang kami (EV) bangun, sektor-sektor yang kami invest, serta faktor kunci di mana kami harus fokus dan perhatikan, setiap kami melakukan ini, maka semakin dekat satu langkah lebih baik menuju keadilan digital bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Sekilas hasil EV-DCI

EV-DCI 2023. (Tangkapan layar)

EV-DCI merupakan pemetaan daya saing digital daerah yang dibentuk dari tiga sub-indeks, sembilan pilar, dan 50 indikator. Sub-indeks pembentuknya adalah input, output, serta penunjang, dengan pilar pembentuk sumber daya manusia, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), pengeluaran TIK, perekonomian, kewirausahaan dan produktivitas, ketenagakerjaan, infrastruktur, keuangan, serta regulasi dan kapasitas pemda.

Survei ini ditujukan pada 2.209 konsumen atau pengguna aplikasi digital dan 39 pemimpin perusahaan digital, dengan dilengkapi metode wawancara untuk mendapatkan perspektif perspektif dari 22 tokoh di berbagai sektor.

Dari hasil EV-DCI 2023, diketahui selisih antara skor provinsi tertinggi (DKI Jakarta - 76,6) dan terendah (Papua Tengah - 23,3) yaitu 53,2, turun dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 48,3 pada 2022. Namun, peningkatan selisih ini bukan disebabkan pemerataan digitalisasi yang memburuk, melainkan karena pemekaran Provinsi Papua dan Papua Barat.

Selain itu, Jawa Tengah kembali masuk ke 10 besar di peringkat 6 dengan kenaikan skor 10,1, dengan skor EV-DCI 2023 sebesar 48,1. Sementara, Sumatera Utara juga masuk ke 10 besar dengan kenaikan skor sebesar 5,7.

Beberapa provinsi di luar Jawa juga mengalami peningkatan daya saing digital yang cukup baik, seperti Jambi yang mengalami peningkatan dari peringkat 30 di tahun sebelumnya ke 14, dengan skor 8,0 menjadi 39,8. Kepulauan Bangka Belitung dan Kalimantan Barat juga menunjukkan peningkatan daya saing digital yang signifikan dengan kenaikan masing-masing 12 peringkat.

Sektor dan faktor kunci

Peluncuran EV-DCI 2023, Rabu (5/4). (dok. East Ventures)

Berdasarkan EV-DCI 2023, Willson menyebutkan terdapat delapan sektor yang berperan besar dalam akselerasi ekonomi digital, yakni teknologi informasi dan komunikasi (TIK), e-commerce, logistik, keuangan, kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan teknologi perubahan iklim (climate tech).

Menurutnya, delapan sektor ini tak akan berkembang tanpa ekosistem ekonomi digital yang kuat, dengan para pemangku kepentingan seperti infrastruktur, pemerintah, sektor bisnis swasta maupun BUMN, serta masyarakat, yang saling terkait dalam membangun ekonomi digital berkelanjutan, untuk mencapai target era keemasan digital yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ada empat faktor kunci, menurut Willson, yang sangat penting dalam membangun eksositem digital Indonesia. Pertama adalah pemerataan digitalisasi yang memang terbukti meningkat sesuai report EV-DCI; Kedua, bisnis yang dibangun di atas infrastruktur digital harus berfundamental bisnis, artinya harus bisa bertahan, berinovasi, dan memberikan banyak nilai pada masyarakat.

“Ketiga, semua stakeholders harus bisa berkolaborasi. Yang membuat kita beda dengan negara lain adalah, kolaborasi di Indonesia itu sangat vibrant dan dynamic. Kita bisa berkompetisi, tapi di saat yang sama kita bisa berkolaborasi. Keempat adalah penerapan framework ESG, karena apa yang kita kerjakan hari ini, akan berdampak pada generasi selanjutnya,” kata Willson.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024