Jakarta, FORTUNE – PT Pertamina International Shipping (PIS) menggunakan dual growth strategy, untuk memperkuat bisnisnya di sepanjang tahun 2024.
CEO PIS, Yoki Firnandi, mengatakan bahwa kedua langkah strategis yang disiapkan, antara lain melakukan ekspansi bisnis dengan menambah investasi untuk memperbanyak armada kapal angkut yang dimiliki.
“Awal tahun kami bangun 15 kapal di Korea. Ke depan, akan ada beberapa jenis kapal lain yang akan mulai kami bangun di beberapa galangan di luar negeri. Karena ukurannya besar, (fasilitas membangunnya) nggak ada di dalam negeri,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Selasa (26/3).
Yoki mengatakan, ekspansi tersebut juga akan dilakukan dengan mengevaluasi beberapa potensi bisnis angkutan karbon dioksida (CO2); pembukaan terminal baru Jakarta Integrated Green Terminal di Kali Baru, Jakarta; serta penjajakan kemungkinan pembukaan kantor lain di luar negeri.
“Kami melihat banyak nilai-nilai positif yang kita peroleh dengan pembukaan kantor kita di Dubai kemarin, yang (sekarang) sedang kami usulkan menjadi anak usaha. Berdasarkan itu, kami ingin bisa meraih pasar di kawasan lain dengan lebih baik,” kata Yoki.
Yoki mengungkapkan sektor transportasi laut di Indonesia memerlukan revitalisasi aset dan peremajaan kapal supaya sektor transportasi di Indonesia lebih efektif, reliabel, dan aman. “Ini tentang bagaimana memperkuat core activity kita di sektor angkutan energi di Indonesia,” ujarnya.
Kinerja moncer
Sebelumnya, PIS mencatat kenaikan laba bersih tahun 2023 mencapai 60,9 persen menjadi US$330 juta atau Rp5,24 triliun dibandingkan 2022 senilai US$205 juta atau sekitar Rp3,25 triliun (kurs Rp15.870,26 per dolar AS).
“Pendapatan naik hingga US$440 juta (Rp6,98 triliun), ini sangat luar biasa dan apresiasi untuk kinerja di tahun 2023,” katanya dalam keterangan di awal Maret 2024.
Kenaikan kinerja keuangan itu, menurut Yoki merupakan hasil program transformasi perusahaan yang dijalankan lewat program ‘Vesselleration’, yang merumuskan beberapa hal fundamental untuk akselerasi bisnis perusahaan dan anak perusahaan.
“Kami lakukan transformasi, digitalisasi, reorganisasi agar bisnis bisa terakselerasi. Hasilnya PIS bisa menambah armada, melakukan terobosan bisnis, ekspansi global dan menambah revenue dari third party yang terus bertumbuh,” ujar Yoki.
Berdasarkan laporan keuangan, pertumbuhan pendapatan PIS dari third party pada tahun lalu juga naik signifikan, menjadi US$648 juta (Rp10,29 triliun). Sehingga, kontribusinya bertumbuh dari 14 persen di 2022 menjadi 19 persen di 2023, dari total pendapatan.