Jakarta, FORTUNE – Plataran Bandung, jenama bagian dari grup Plataran yang fokus pada Bisnis venue and dining, mengungkapkan bahwa pengenalan properti kepada publik masih jadi Tantangan, meski bisnis terus bertumbuh sejak dibuka pada 2023.
Direktur Penjualan Plataran Bandung, Ariani Armana, mengatakan masih ada kecenderungan konsumen pasar Kota Bandung melihat satu jenis bisnis–misalnya restoran–hanya dengan cakupan yang terbatas.
“Sedangkan kami ini (Plataran Bandung) venue and dining. Jadi, kami melayani casual event, casual dining, bisa juga untuk yang agak resmi seperti gathering,” katanya kepada Fortune Indonesia, Rabu (13/11).
Oleh sebab itu, pihaknya terus memperkuat brand Plataran di Kota Kembang. Dengan demikian, masyarakat juga makin teredukasi bahwa Plataran Bandung bukan sekadar restoran, juga venue MICE (Meeting, Incentives, Conferences, Exhibitions) dengan menampilkan kekayaan warisan budaya, sejarah, dan keindahan Kota Bandung.
Sedangkan untuk lebih mengenalkan Plataran pada khalayak Bandung, Ariani perusahaan berupaya membawa ‘jiwa’ dari Kota Bandung ke dalam properti yang ditawarkan.
“Jadi, orang ke Bandung tidak hanya lekat dengan dunia kuliner, tapi juga sejarahnya. Oleh karena itu, upaya ini kami tuangkan ke dalam desain dan segmen bangunan Plataran Bandung, seperti selasar ‘Lorong Waktu’ atau dinding partisi yang menampilkan ornamen senjata khas Jawa Barat Kujang,” kata Ariani.
Selain itu, Plataran Bandung tetap mempertahankan kualitas sajian makanan khas Indonesia dan pelayanan berkelas bintang lima, hingga dijuluki sebagai ‘Denyut Nadi Jawa Barat’. “Orang mungkin bisa merasakan sebuah ballroom yang luas dan mewah di tempat lain, tapi mereka nggak akan bisa merasakan kualitas pelayanan dan ambiance khas dari Plataran di tempat lain,” ujarnya.
Optimisme
Di tengah tantangan yang dihadapi, Ariani memastikan bahwa Plataran Bandung mengalami peningkatan pertumbuhan bisnis.
Hal ini terlihat dari segmen pasar yang semakin luas, area yang bertambah luas hingga dua kali lipat, maupun omzet pendapatan yang naik hingga persentase dua digit, sejak dibuka pada 2023.
“Bila mengaitkan dengan tahun politik (2024), hampir semua bisnis cukup struggled. Tapi berbagai indikator memperlihatkan peningkatan. Khusus pengunjung, awalnya pasar kami itu berada di kisaran usia 35 tahun ke atas, namun sekarang 25 tahun ke atas juga sudah muali datang ke sini, untuk nongkrong atau bersantai. Bagi saya, pertumbuhan tidak hanya dilihat dari angka, tapi juga dari segmen pengunjung atau traffic dari sosial media,” ujar Ariani.
Ariani optimistis dengan kinerja Plataran Bandung ke depannya, dengan daya tarik propertinya, mulai dari lokasi yang berada di tengah pusat Bandung (dekat Gedung Sate), desain yang unik, kapasitas Ballroom hingga 600 tamu semi standing, makanan khas Indonesia berkualitas, hingga fasilitas mumpuni di Kinandari Intimate Ballroom, Enclave Bandung Bistro & Lounge, Askara Lounge, serta berbagai ruang pribadi dan ruang rapat.
“Kami ingin semua orang yang datang ke Plataran Bandung tidak merasa awkward atau kaku, tapi merasa datang ke rumah sendiri,” ujar Ariani.