Produsen Mobil VinFast Bakal Tanam Investasi Rp18 T di Indonesia

VinFast nilai iklim usaha di Indonesia kondusif.

Produsen Mobil VinFast Bakal Tanam Investasi Rp18 T di Indonesia
Presiden Jokowi saat mengenjungi Kantor VinFast di Kota Hai Phong, Vietnam, Sabtu (13/1). (dok. Setpres)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan Otomotif asal Vietnam, VinFast, akan menggelontorkan Investasi US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,66 triliun (kurs Rp15.555,76 per dolar AS) untuk membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kehadiran VinFast adalah bagian dari pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang juga akan terhubung dengan industri baterai listrik. “Kami mendukung penuh rencana investasi VinFast di Indonesia. Nanti kalau ada hal-hal yang berkaitan dengan izin bisa ke menteri saya,” ujarnya seperti dikutip dari laman Setkab, Senin (15/1).

Mneurutnya, industri kendaraan listrik berkembang dengan sangat pesat, sehingga investasi VinFast di Indonesia diharapkan bisa mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang terus digencarkan beberapa waktu terakhir. “Ekosistem besarnya ini akan segera terbangun, dan Chairman dari VinFast menyampaikan akan segera memulai konstruksinya secepatnya,” katanya.

Iklim usaha yang kondusif

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, (dok. Kemenperin)

Pada kesempatan berbeda, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan bahwa VinFast tertarik untuk berinvestasi di Indonesia karena iklim usahanya cukup kondusif. “VinFast sedang mengidentifikasi lokasi yang cocok untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Kebutuhan lahannya sekitar 240 hektar,” ujarnya.

 VinFast siap menggelontorkan US$200 juta atau sekitar Rp3,11 triliun untuk pembangunan pabrik tahap awal. Pabrik baru itu dijadwalkan mulai beroperasi pada 2026 dengan kapasitas produksi 50.000 unit per tahun serta target penyerapan tenaga kerja 3.000 orang.

Menurutnya, VinFast akan menggandeng perusahaan dalam negeri untuk proses produksi dan bermitra dengan perusahaan transportasi dan penyedia jasa teknologi dalam rangka ekspansi untuk kendaraan taksi listrik. “VinFast juga berminat untuk membuat bis listrik, bahkan mereka juga ingin berinvestasi di IKN,” kata Agus.

Insentif dan fasilitas

ilustrasi kendaraan listrik (unsplash.com/myenergi)

Agar investasi ini dapat terealisasi, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah insentif. Insentif tersebut, antara lain fasilitas tax holiday, tax allowance, insentif bea masuk, serta insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).

 Agus menyampaikan, bahwa Mobil Listrik VinFast akan menggunakan setir kanan, seperti VF 5 dan VF 6, akan memasuki pasar Indonesia 2024, di samping akan memulai tahap uji pasar dengan CBU (Completely Built Up) impor. Hal ini akan didukung fasilitas pajak bea masuk dan pajak barang mewah 0 persen, sesuai Peraturan Menteri Investasi (BKPM) No. 6 Tahun 2023.

Sedangkan pada tahap produksi, VinFast bisa menggunakan fasilitas tarif 0 persen untuk skema impor Completely Knock Down (CKD) atau Incompletely Knock Down (IKD) yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 29 Tahun 2023.

Fasilitas ini bisa ditambahkan lagi dengan Pajak Barang Mewah 0 persen, jika produksi memenuhi persyaratan minimum kandungan lokal, seperti yang diamanatkan Peraturan Presiden No 79 Tahun 2023.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi