Jakarta, FORTUNE – Emiten BUMN di bidang kontruksi, PT PP (Persero) Tbk mencatat tambahan nilai kontrak baru mencapai Rp13,11 triliun di sepanjang periode Januari-Juli 2024.
Sekretaris Perusahaan PTPP, Joko Raharjo, mengungkapkan bahwa nilai kontrak baru ini didominasi oleh proyek pemerintah sebesar 49 persen. “Perolehan nilai kontrak tertinggi yaitu pada sektor Jalan dan Jembatan dengan presentase mencapai 40 persen, sektor gedung sebesar 38 persen, industri sebesar 18 persen, pelabuhan sebesar 3 persen, dan lainnya sebesar 1 persen,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Kamis (4/9).
Selain kontrak proyek pemerintah, PTPP juga menguraikan bahwa proyek berikutnya didapat dari BUMN sebesar 32 persen, proyek swasta 18 persen, serta 1 persen dari proyek lainnya.
Dari sejumlah kontrak baru ini, beberapa proyek yang menjadi prioritas pengerjaan PTPP adalah Proyek JTLS (Train Loading Station) 6/7 di Muara Enim, Sumatera Selatan, yang memiliki nilai kontrak mencapai Rp4,49 triliun. “Selain itu, ada juga proyek Sentra Pengolahan Uang Bank Indonesia di Karawang, dengan total nilai kontrak sebesar Rp1,07 triliun,” katanya.
Kinerja positif
Perolehan nilai proyek baru itu turut mendorong kinerja PTPP. Hingga semeter I/2024, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sampai 9,28 persen secara tahunan (YoY), dari Rp8,05 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp8,79 triliun di semester I/2024.
Selain itu, PTPP mencatatkan peningkatan laba bersih 52,46 persen menjadi Rp147 miliar di semester I/2024 dari yang sebelumnya Rp96 miliar.
PTPP merupakan salah satu penerima penghargaan Fortune Indonesia 100 untuk tahun buku 2023, dengan pendapatan tahunan mencapai Rp18,46 triliun dan laba bersih di angka Rp481,37 miliar.
Kinerja ini pun menempatkan PTPP di posisi 60 dari 100 perusahaan dengan pendapatan terbaik di Indonesia, sekaligus menorehkan prestasi sebagai perusahaan BUMN kontruksi yang memiliki laba bersih tertinggi di sepanjang tahun buku 2023.