Jakarta, FORTUNE – PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) mengungkap sejumlah strategi berkompetisi di Bisnis semen. Perusahaan mendorong sejumlah Inovasi bisnis demi memaksimalkan penjulan.
Semen Merah Putih saat ini memiliki kapasitas produksi 6,4 juta ton klinker dan 11 juta ton semen per tahun. Dengan angka ini, perseroan mengklaim menduduki posisi ketiga pangsa pasar semen di Indonesia.
Head of Marketing Semen Merah Putih, Nyiayu Chairunnikma, mengatakan melalui inovasi, CMNT bisa menghasilkan produk semen yang relevan dan kompetitif. “Semen Merah Putih selalu berfokus pada pengembangan produk yang mampu menjawab kompleksitas kebutuhan produk sekaligus metode produksi yang lebih efisien dan berkelanjutan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (31/7).
Menurut Ayu, inovasi di industri semen diterapkan dengan teknologi tinggi.Pasalnya, masa depan industri semen sangat bergantung pada kemampuan produsen semen untuk terus berinovasi dan menjawab kebutuhan unik para pengembang. Salah satunya adalah material semen semen yang memiliki teknologi water repellent sebagai solusi inovatif menjawab tantangan konstruksi residensial modern dan iklim tropis yang ekstrim.
“Semen Merah Putih berkomitmen besar dalam penelitian dan pengembangan semen masa depan. Perusahaan menjadikan upaya perubahan dan fleksibilitas produk yang menjawab kebutuhan konsumen dan tantangan iklim ekstrim sebagai DNA usaha kami,” ujar Ayu.
Kinerja perusahaan
Mengutip dari keterbukaan informasi laporan keuangan, CMNT membalikkan rugi sebesar Rp89,36 miliar pada 2022, menjadi laba dengan capaian Rp154,81 miliar di tahun 2023. Meski demikian, penjualan perusahaan sedikit turun dari Rp9,69 triliun di tahun 2022 menjadi Rp9,61 di tahun 2023.
Perusahaan akan terus mengikuti perkembangan tren industri konstruksi yang terjadi, mengingat situasi pasar global yang tengah mengalami gejolak dan menekan daya beli hampir di semua sektor.
“Semen memang bahan dasar, tapi kami tidak berhenti di sini. Kami berinovasi, salah satunya dengan semen water shield yang jadi solusi, kemudian juga dengan solusi yang terintegrasi, tidak berhenti di semen tapi kami juga memberikan produk-produk downstream yang solutif, seperti viper infrastructure dan semen high density, yang jadi pertama dan satu-satunya di Indonesia,” ujar Ayu kepada Fortune Indonesia.
Tantangan iklim tropis
Salah satu inovasi Semen Merah Putih dilakukan dalam kolaborasi bersama Firma Atelier Riri Architecture & Design, dalam proyek Kiri House 2.2.
Proyek ini merupakan pengembangan desain arsitektur terkini, yang menyesuaikan karakter penghuni dan situasi lokasi dan kondisi alam serta iklim tropis Indonesia.
Prinsipal Firma Atelier Riri Architecture & Design, Novriansyah Yakub, mengatakan bahwa iklim tropis dengan kelembaban dan curah hujan yang tinggi menjadi tantangan terbesar saat mendesain rumah Kiri House 2.2. Bahkan, dalam proyek sebelumnya–Kiri House 1.0–masalah kelembaban dinding seringkali menimbuilkan masalah.
“Kelembapan pada dinding bangunan dapat menyebabkan jamur yang mengancam kesehatan penghuninya. Karenanya, solusi inovatif seperti semen yang tahan air adalah kunci bagi konsep rumah di masa depan,” ujar Riri.