Jakarta, FORTUNE – Tiga Usaha Kecil dan Menengah (UKM) binaan Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil melakukan ekspor perdananya ke sejumlah negara. PT Agro Global Sentosa dari Makassar mengekspor cengkeh lalpari ke Singapura dengan nilai transaksi US$90 ribu; PT Mahaquinn Energi Indonesia dari Bogor mengekspor produk briket arang batok kelapa senilai US$60 ribu ke Yordania; dan PT Taiba Cococha Indonesia asal Bogor juga mengkspor produk briket arang batok kelapa untuk pasar Arab Saudi dengan nilai transaksi US$60 ribu.
“Meskipun pandemi Covid-19 belum usai, tetapi jumlah pelaku ekspor kita justru kian bertambah. Semoga, kegiatan ini menginspirasi pelaku usaha lain di seluruh Indonesia untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi dalam keterangan pers Kemendag (18/10).
Didi mengatakan, sesuai arahan Menteri Perdagangan, Kementerian Perdagangan akan terus berupaya mendorong UKM Indonesia untuk dapat tembus ke pasar global. Para pelaku usaha perlu memperhatikan kondisi perekonomian pasar tujuan ekspor demi keberhasilan ekspor. Para pelaku UKM diharapkan memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya.
Didi mengapresiasi seluruh pihak yang telah berhasil mendorong para UKM menembus pasar ekspor. "Kami sangat mengapresiasi upaya para pelaku usaha, para pelatih, dan tim ECP yang telah berhasil mendorong para UKM untuk masuk ke pasar global," ucapnya.
Program pendampingan ekspor bagi para pelaku UKM
Seperti diketahui, ketiga UKM ini adalah hasil binaan Kemendag lewat program pendampingan ekspor (export coaching program/ECP) 2021. Kegiatan ECP mencakup peningkatan kualitas produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan pencarian calon pembeli potensial, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, serta pengembangan tim ekspor.
Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI), Heryono Hadi Prasetyo, mengatakan bahwa dalam program ECP di wilayah Sulawesi Selatan, Kemendag bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini baru mencapai tahap keempat, yaitu pendampingan produk.
Sementara, program ECP di wilayah Jakarta dan Bodetabek diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Perdagangan dengan kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Program ECP di wilayah ini sudah memasuki tahap kelima, yaitu penjajakan bisnis (business matching).
"Meskipun program ECP di wilayah Sulawesi Selatan dan Jabodetabek baru mencapai tahap keempat dan kelima, namun para pelaku usaha sudah berhasil melakukan ekspor. Hal ini sangat membanggakan. Kita lihat para peserta ECP cukup jeli melihat peluang pasar dan mampu menerapkan pengetahuan yang diberikan oleh para pelatih PPEI," kata Heryono.
Kemendag adakan pelatihan ekspor bagi milenial
Sebelumnya, Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) juga menyelenggarakan pelatihan bertajuk ‘Export Master Class Training’ di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI), Grogol, Jakarta Barat, 16-17 September 2021. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperbanyak pelaku ekspor dari kalangan milenial.
Direktur Jenderal PEN Kemendag, Didi Sumedi, dalam keterangan pers Kemendag (18/10), berharap para pelaku usaha dari kalangan milenial dapat memanfaatkan berbagai program dan layanan ekspor di Ditjen PEN, seperti layanan informasi pasar ekspor, peningkatan kapasitas SDM ekspor, pengembangan desain produk, serta promosi ekspor. “Para pelaku usaha juga bisa mendapatkan informasi peluang pasar ekspor dari para perwakilan perdagangan RI di negara akreditasi,” katanya.
Dari 25 peserta yang hadir, sebagian besarnya berasal dari kalangan milenial. Adapun produk yang diusung peserta, antara lain kopi, makanan dan minuman, kerajinan tangan, gula aren, boga bahari, porang, virgin coconut oil, kayu manis, rempah-rempah, dan abon.
Eksportir milenial berpotensi tingkatkan ekspor nonmigas
Melanjutkan hal ini, Tenaga Ahli Menteri Perdagangan, Danial Iskandar Yusuf, menyampaikan, ‘Export Master Class Training’ merupakan bagian dari upaya membentuk dan membangun ekosistem ekspor dari kalangan milenial sehingga mampu menjadi eksportir. “Kalangan milenial diharapkan mempunyai peran penting dalam perdagangan luar negeri secara khusus untuk melakukan ekspor produk potensial dan unggulan dari Indonesia ke pasar global,” kata Danial melalui keterangan pers Kemendag.
Sebagai info, kinerja ekspor Indonesia periode Januari–Agustus 2021 mencapai US$142,01 miliar dengan kinerja ekspor nonmigas sebesar USD134,13 miliar, naik 37,03% secara year on year (YoY). Ekspor nonmigas pada Agustus 2021 bahkan tercatat sebagai ekspor bulanan tertinggi dengan nilai mencapai US$20,36 miliar, naik 63,43% dibanding ekspor nonmigas Agustus 2020. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan milenial ini juga merupakan bagian dari upaya meningkatkan ekspor nonmigas Indonesia.
PPEI dukung peningkatan kapasitas SDM ekspor
Sejalan dengan langkah Kemendag, Heryono menambahkan, PPEI terus memberikan pelayanan kepada pelaku usaha dan masyarakat umum untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang ekspor agar dapat mendorong peningkatan ekspor nasional.
“Terdapat dua program utama di PPEI, yaitu program pelatihan ekspor dan program pendampingan ekspor (export coaching program). Selain itu, terdapat juga layanan lain, seperti Obrolan Ekspor via layanan streaming YouTube yang membahas kiat, strategi, dan hal-hal yang berkaitan dengan ekspor. Kegiatan-kegiatan PPEI dapat diikuti oleh pelaku usaha dan masyarakat umum,” ujar Heryono.