Jakarta, FORTUNE – PT Angkasa Pura II (Persero) menerapkan konsep eco-green airport di seluruh bandara yang dikelola. Salah satunya dengan menyediakan layanan motor listrik e-Moped sebagai alat transportasi di lingkungan bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
E-Moped adalah kendaraan motor ringan roda tiga yang menggunakan sumber daya listrik sebagai penggeraknya. Alat ini dapat digunakan oleh masyarakat umum di dalam area bandara, terutama di Transit Oriented Development (TOD), area perkantoran, terminal kargo, dan terminal 3.
Muhammad Awaluddin, Presiden Direktur AP II mengatakan penggunaan e-Moped akan diminati dan bisa mendukung penerapan konsep eco-green di lini transportasi pada area bandara Soetta.
“Kegiatan operasional bandara harus bisa sejalan dengan prinsip keberlanjutan, supaya menjadi bandara yang ramah lingkungan,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Senin (21/2).
Dalam pelaksanaannya, pengguna e-Moped harus memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) C dan menggunakan helm saat berkendara. Ada pun jarak antar stasiun E-Moped adalah sekitar 3,5 km dengan jarak tempuh sekitar 15 antar stasiun dan kecepatan 25 km/jam.
e-Moped perkuat ekosistem kendaraan listrik
Sementara itu, melansir Antara, Minggu (20/2), EGM of Adjacent Business AP II, Yado Yarismano, mengatakan e-Moped disiapkan oleh Voy untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Bandara Soetta. “E-Moped yang merupakan alat transportasi baru di Bandara Soetta ini berbasis sharing,” katanya.
Sejalan dengan penerapan smart airport, operasional e-Moped akan menggunakan aplikasi, mulai dari pengaktifan hingga monitoring penggunaan. Ada pun fokus utama dari penggunaan e-Moped ini adalah untuk membantu mobilitas para pekerja dan komunitas bandara.
“Kini, para pekerja bisa memanfaatkan e-Moped yang juga mendukung physical distancing di tengah pandemi ini. Namun, e-Moped ini juga bisa digunakan oleh masyarakat umum yang ingin mencoba menggunakan kendaraan listrik di area bandara,” kata Yado.
Bandara Soetta sebagai pilot project
Awaluddin mengungkapkan, AP II akan menjadikan Soetta sebagai pilot project. “Bandara Soetta yang merupakan bandara tersibuk dan terbesar di Indonesia, kami tetapkan sebagai lokasi pilot project pengembangan ekosistem transportasi berbasis listrik, sebelum nantinya ekosistem serupa dikembangkan juga di bandara-bandara AP II lainnya,” ucapnya.
Ekosistem transportasi listrik akan terus dikembangkan di bandara-bandara AP II yang dimulai dari Soetta. Bandara ini bahkan sudah menggunakan berbagai kendaraan listrik, mulai taksi listrik, bus listrik, golf car di dalam terminal, sepeda listrik (e-bike), hingga Segway sebagai alat perpindahan petugas di dalam terminal.
AP II berkomitmen dalam mengurangi emisi gas karbon dengan penggunaan berbagai transportasi berbasis listrik. Selain itu, ekosistem transportasi ramah lingkungan ini juga akan diikuti dengan pembangunan infrastruktur pendukung, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).