5 Gimmick yang Merusak Brand dan Citra Bisnis, Hati-Hati!

Sebaiknya hindari gimmick yang berlebihan

5 Gimmick yang Merusak Brand dan Citra Bisnis, Hati-Hati!
Ilustrasi menyusun strategi pemasaran (unsplash/jason goodman)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Dalam pemasaran produk, ada berbagai strategi yang digunakan pebisnis ataupun perusahaan. Di antaranya banyaknya strategi, Gimmick Marketing menjadi salah satu strategi yang banyak digunakan dan efektif untuk mempromosikan brand atau produk.

Lewat pemasaran yang unik, strategi ini dipakai guna meningkatkan brand awareness dan image brand. Tidak heran, strategi ini cukup efektif untuk terlihat menonjol dari kompetitor.

Meskipun begitu, tidak semua jenis gimmick marketing berdampak positif pada merek dagang. Rupanya, ada beberapa gimmick yang merusak brand dan merugikan citra.

Agar Anda tidak salah langkah, berikut beberapa gimmick yang sebaiknya dihindari.

Apa itu gimmick marketing?

Sebelum membahas lebih lengkap mengenai gimmick yang merusak brand, ketahui terlebih dahulu mengenai gimmick marketing. Dalam pemasaran, gimmick marketing memang dijadikan salah satu opsi strategi untuk menarik perhatian audiens.

Gimmick dapat dipahami sebagai sesuatu yang digunakan untuk menarik perhatian atau minat orang, terutama membuat target membeli sesuatu. Artinya, gimmick marketing adalah perangkat menarik perhatian dalam suatu kampanye atau iklan untuk meningkatkan minat pada produk.

Dengan menggunakan metode ini, Anda bisa terlihat menonjol dari produk serupa. Meskipun demikian, gimmick yang digunakan tidak boleh menjadi ciri khas merek. Hal tersebut dapat mengakibatkan Anda kehilangan kredibilitas di mata konsumen.

Gimmick yang merusak brand

Menggunakan gimmick sebenarnya sah saja dipakai oleh pelaku bisnis. Namun, Anda harus tetap jeli dalam menggunakan strategi satu ini sehingga tidak merugikan merek dagang. Berikut beberapa gimmick yang merusak brand yang harus dipahami.

1. Konten clickbait

Artikel kerap dipakai pelaku bisnis untuk memasarkan produknya lewat konten yang bisa dibaca di internet. Untuk menarik perhatian audiens, tidak jarang judul artikel dibuat lebih menarik. Dengan begitu, traffic situs website yang dimiliki bisa meningkat.

Meskipun begitu, judul yang berlebihan dan sensasional bisa berbahaya pada citra brand Anda di mata konsumen. Tidak dapat dipungkiri, penggunaan judul yang menarik memang ampuh untuk mendatangkan traffic ataupun engagement. Namun, usahakan konten yang dibuat tidak clickbait.

Konten clickbait akan berakibat buruk pada citra merek dagang karena dianggap tidak kredibel dalam menyampaikan informasi.

2. High-pressure landing page

Serupa dengan konten clickbait, high pressure landing page juga berdampak buruk pada citra. Landing page memang berguna untuk mengarahkan pembeli untuk melakukan sesuatu, mulai dari pendaftaran komunitas, hingga pemesanan atau pembelian produk. 

Kendati demikian, Anda harus memerhatikan tampilan landing page tetap nyaman bagi konsumen. Hindari memasang tampilan yang berlebihan sehingga mengganggu pengalaman konsumen misalnya, tulisan “BELI SEKARANG!” yang dibuat dengan ukuran besar atau dilengkapi dengan efek cahaya.

Maka dari itu, landing page harus dibuat relevan dan sesuai dengan tujuan. Jika landing page dipakai untuk mengarahkan pembeli untuk melakukan pemesanan, ada baiknya Anda menampilkan instruksi pemesanan secara ringkas dan padat ke tautan pemesanan. 

3. Newsjacking

Salah satu gimmick yang merusak brand lainnya, yaitu newsjacking. Istilah ini merujuk pada teknik yang mengkombinasikan berita yang sedang viral dengan perspektif brand. Strategi ini kerap dipakai untuk berbagi pengalaman pada audiens terkait topik yang sedang ramai.

Meskipun demikian, teknik ini cukup riskan untuk dipakai karena bisa menyinggung pihak terkait dari kasus tersebut. Dengan begitu, citra brand bisa rusak karena dianggap plagiat atau terasa aneh. 

4. Guerilla marketing

Untuk memberikan kesan tersendiri dan keunikan, tidak jarang pelaku bisnis menggunakan guerilla marketing. Strategi ini dilakukan secara tersembunyi atau dengan mengejutkan audiens. 

Cara satu ini memang cukup menarik dan memberikan kesan unik pada produk. Namun, strategi ini bisa berdampak buruk dan menimbulkan sentimen negatif. Bukannya diingat dengan kesan yang baik, merek dagang Anda bisa dikenal dengan citra yang buruk.

Dalam memakai strategi ini, tetap perhatikan kampanye yang dibuat tidak menyinggung keamanan publik.

5. Penggunaan hashtag yang tidak tepat

Hastag memang cukup familer dipakai untuk pemasaran di media sosial. Pemakaian hashtag sendiri dapat membantu pencarian oleh audiens. Strategi ini memang cukup efektif untuk menjangkau lebih banyak audiens. 

Namun, pemilihan hastag yang tidak tepat bisa merusak brand. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya riset mendalam mengenai hashtag yang akan dipakai. Hashtag yang tidak sesuai dengan informasi yang dijadikan akan memberikan pandangan negatif pada merek dagang.

Tips menggunakan gimmick marketing

Jika Anda bisa mengelola strategi ini dengan baik. gimmick marketing bisa meningkatkan citra brand. Berikut beberapa tips menggunakan gimmick marketing yang bisa Anda perhatikan.

  • Jangan asal untuk mengikuti tren yang tidak relevan dengan bisnis Anda.
  • Lakukan riset mendalam sebelum menggunakan strategi satu ini dengan memahami target pasar dan selling point dari merek dagang.
  • Usahakan untuk tidak menggunakan gimmick yang berlebihan untuk menarik perhatian audiens.
  • Pertimbangan dampak dan pengaruh kampanye atau iklan bagi publik.
  • Evaluasi dan pelajari dengan seksama respons publik mengenai kampanye yang sudah dilakukan.

Itu dia beberapa contoh gimmick yang merusak brand dan bisa memengaruhi citra bisnis Anda di mata konsumen. Hindari gimmick yang berlebihan dan asal mengikuti tren, sehingga citra bisnis Anda bisa terjaga. Semoga artikel ini membantu Anda untuk memakai gimmick marketing sebagai salah satu strategi pemasaran bisnis.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil