5 Jenis Strategi Pemasaran, Wajib Diketahui Pebisnis Pemula

Efektif membantu meningkatkan penjualan

5 Jenis Strategi Pemasaran, Wajib Diketahui Pebisnis Pemula
Ilustrasi strategi pemasaran (Pexels/fauxels)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Pernah mengalami penurunan penjualan produk atau jasa dari biasanya? Hal tersebut wajar terjadi dalam dunia bisnis. Bagi pebisnis senior, mungkin sudah bisa mengatasi hal tersebut melalui pengalamannya. Lain halnya dengan pebisnis pemula yang baru terjun ke dalam dunia bisnis. 

Untuk bisa meningkatkan penjualan berikutnya, sebagai pebisnis pemula, Anda bisa menggunakan berbagai Strategi Pemasaran. Dengan perencanaan yang matang, pemasaran produk atau jasa akan lebih efektif dan bisa menaikan tingkat penjualan. 

Lantas, strategi pemasaran seperti apa saja yang bisa dipakai? Berikut beberapa jenis strategi pemasaran yang umum digunakan dan penting untuk diketahui pebisnis pemula.

1. B2C

B2C menjadi jenis strategi pertama yang bisa dipakai oleh pebisnis pemula dalam memasarkan produknya. B2C merupakan singkatan dari Business to Customer. Strategi pemasaran ini cukup populer di kalangan pebisnis. 

Strategi ini bergerak dengan menjual produk atau jasa langsung kepada konsumen yang disasar tanpa perantara. Maka dari itu, Anda sebagai produsen bisa berinteraksi dengan konsumen secara langsung. Sebagai pebisnis pemula, Anda bisa mulai dengan menawarkan produk pada calon pelanggan secara langsung.  

Dalam pemasaran tradisional, metode ini cukup banyak dipakai di pasar tradisional, restoran, atau pusat perbelanjaan. Di era digital ini, B2C berevolusi dengan merambah dunia digital untuk menargetkan konsumennya. Ada lima jenis model yang umumnya dipakai, yaitu:

  • Penjual langsung
  • Perantara online
  • Berbasis periklanan
  • Berbasis komunitas
  • Berbasis biaya.

2. B2B

Selain B2C, strategi B2B juga umum dan sangat familiar di kalangan pebisnis. B2B atau Business to Business merupakan bentuk strategi dengan menjual produk atau jasa ke perusahaan maupun organisasi lain. 

Berbeda dengan B2C yang menargetkan konsumen satu per satu, B2B lebih memfokuskan pada perusahaan atau badan tertentu sebagai target pemasarannya. Namun, antara produsen dengan konsumen tidak terjalin hubungan interaksi secara langsung yang berbeda dengan B2C. 

Strategi ini akan melibatkan produsen, pedagang grosir, dan pengecer. Dalam praktik nyatanya, pedagang grosir atau pengecer akan memasok barang atau jasa dari produsen kemudian baru menjual produknya ke konsumen.

Metode pemasaran ini juga cukup banyak dilakukan oleh perusahaan manufaktur, seperti bisnis otomotif, barang elektronik, hingga bisnis properti.

3. Telemarketing

Tanpa bertemu langsung dengan konsumen, Anda juga bisa memasarkan produk atau jasa. Melalui telemarketing, Anda bisa menghubungi konsumen melalui layanan panggilan telepon atau berkomunikasi melalui internet sesuai kesepakatan dengan calon konsumen.

Strategi ini cukup banyak digunakan dan masih dianggap efektif dalam melihat minat calon konsumen pada barang atau jasa yang ditawarkan. Meskipun cukup efektif, telemarketing kerap dianggap mengganggu di kalangan konsumen.

Oleh sebab itu, Anda harus memastikan komunikasi yang akan dilakukan tetap menghargai privasi sehingga konsumen bisa merasa nyaman.

4. Search Engine Marketing (SEM)

Bagi pebisnis digital mungkin sudah tidak asing dengan istilah Search Engine Marketing atau SEM. Sebagai salah satu jenis strategi pemasaran digital, SEM memanfaat mesin pencari seperti Google untuk memasarkan produk atau jasa lewat iklan berbayar. Jika Anda mempunyai modal cukup banyak dan ingin fokus mengembangkan website, SEM bisa dijadikan salah satu strategi pemasaran yang efektif.

Dengan begitu, website Anda akan muncul di halaman teratas sesuai dengan kata kunci yang dicari user. Metode pemasaran ini cukup efektif untuk menargetkan konsumen baru dengan cepat.

Selain SEM, ada juga istilah Search Engine Optimization (SEO) yang juga menggunakan Google sebagai media pemasaran utama. Bedanya SEM dan SEO terletak pada cara yang dipakai. SEO mengoptimalisasi konten untuk bisa masuk ke halaman pertama dengan menargetkan user organik atau pencarian langsung. Di sisi lain, SEM mendapatkan kunjungan melalui iklan PPC (Pay Per Click).

5. Social media marketing

Di tengah masifnya platform sosial media, Anda bisa memanfaatkan peluang tersebut untuk memasarkan produk atau jasa pada konsumen. Di tahun 2013, tercatat ada kurang lebih 4,76 miliar pengguna sosial media di seluruh dunia. Maka itu, pemasaran media sosial memiliki potensi untuk meningkatkan penjualan. Anda bisa menggunakan Facebook, Instagram, TikTok, atau platform X.

Strategi pemasaran ini juga lebih hemat dengan tingkat eksposur yang cukup tinggi sehingga cocok bagi Anda yang baru memulai berbisnis. Untuk bisa mendapatkan eksposur yang tinggi, konten yang dibuat harus menarik sehingga bisa menarik perhatian audiens yang ditargetkan. 

Demikian beberapa jenis strategi pemasaran yang bisa membuat bisnis Anda semakin untung dengan perencanaan yang matang. Semoga artikel ini bermanfaat!

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024