PT Paragon Technology and Innovation merupakan salah satu perusahaan kecantikan terbesar di Indonesia. Kini, produk-produk Paragon mudah untuk dijumpai di supermarket.
Seiring dengan kesuksesan Paragon, tidak sedikit yang bertanya-tanya mengenai siapa pendiri Paragon. Sosok di balik kesuksesan Paragon ternyata adalah Nurhayati Subakat.
Ia dikenal sebagai salah satu perempuan inspiratif dengan perjalanan karier yang menarik untuk diketahui.
Penasaran seperti apa Profil Nurhayati Subakat? Simak profil, riwayat pendidikan, hingga perjalanan kariernya dalam membangun Paragon.
Siapa Nurhayati Subakat?
Nurhayati Subakat dikenal publik sebagai pendiri dari PT Paragon Technology and Innovation. Ia juga menduduki posisi sebagai komisaris utama perusahaan tersebut.
Lahir di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat pada 27 Juli 1950, ia adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Berasal dari keluarga sederhana, Nurhayati tumbuh sebagai sosok yang disiplin dan pekerja keras.
Lewat didikan keluarganya, Nurhayati tumbuh sebagai sosok yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Hal itu membantunya membangun Paragon dengan tetap berpegang pada nilai-nilai yang diyakininya. Kini, ia menjadi sosok berpengaruh pada industri kecantikan Indonesia melalui Paragon.
Bahkan, profil Nurhayati Subakat sebagai pendiri Paragon membawanya masuk ke dalam daftar 20 Wanita Paling Berpengaruh oleh Fortune di tahun 2022. Nurhayati juga meraih gelar doktor kehormatan (Honoris Causa) dari ITB.
Nurhayati menikah dengan Subakat Hadi dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Harman Subakat, Salman Subakat, dan Sari Chairunnisa. Ketiga anaknya mengikuti jejak ibunya dan berkarier di Paragon.
Sempat bercita-cita sebagai dosen
Di masa anak-anak, Nurhayati diajarkan untuk hidup disiplin oleh nenek dan orangtuanya. Selain itu, ia sudah diajarkan pentingnya berbagi, bergotong royong, dan bekerja sama sejak kecil.
Setelah lulus dari SD, Nurhayati melanjutkan pendidikannya di Pesantren Diniyyah Putera (setara dengan SMP) dan SMA 1 Padang. Selama menempuh pendidikan, kerja kerasnya membuahkan hasil dengan meraih predikat juara umum.
Prestasi yang didapatkan sangat membantunya untuk diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) di jurusan Farmasi. Di tahun 1975, ia berhasil meraih gelar sarjana Farmasi dengan predikat lulusan terbaik.
Satu tahun berikutnya, ia mengambil pendidikan profesi apoteker di ITB dan lulus dengan mempertahankan predikat lulusan terbaik.
Ia sempat bercita-cita sebagai dosen, tetapi lamarannya kerap ditolak berkali-kali. Hal tersebut tidak membuat dirinya menyerah.
Setelah menyelesaikan pendidikan, Nurhayati berkarier sebagai apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil, Padang. Ia juga sempat bekerja di perusahaan kosmetik.
Saat itu, ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus menjadi ibu rumah tangga. Namun, keinginannya untuk membangun bisnis masih tetap ada. Nurhayati mulai merintis usahanya dengan mengaplikasikan ilmu farmasinya.
Berawal dari usaha rumahan
Di awal merintis usahanya, Nurhayati memulai usahanya dengan home industry atau usaha rumahan. Saat itu, ia hanya dibantu oleh dua orang karyawan.
Nurhayati Subakat yang pernah berkuliah farmasi dan berkarier di salah satu satu perusahaan kosmetik ini pada akhirnya memutuskan untuk mendirikan PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI) di tahun 1985.
Produk pertama yang diluncurkannya adalah produk perawatan rambut yang diberi nama Putri. Rangkaian perawatan rambut tersebut diformulasikan bagi hair professional di salon kecantikan dengan harga terjangkau.
Putri disukai oleh konsumen dan sudah banyak digunakan oleh banyak salon di daerah Tangerang. Dalam waktu beberapa tahun, bisnisnya berkembang hingga bisa memperkerjakan 25 orang karyawan.
Paragon berkembang menjadi perusahaan ternama
Kesadaran akan kebutuhan produk kecantikan halal di pasar domestik mendorong Nurhayati meluncurkan merek Wardah pada 1995. Butuh waktu lama hingga Wardah dikenal publik, terutama ketika tren hijab viral.
Di tahun 2011, PT Pusaka Tradisi Ibu berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation. Hingga saat ini, Paragon Corp menaungi total 14 merek di industri kecantikan Indonesia, termasuk Emina, Make Over, dan Kahf.
Tidak hanya pasar dalam negeri, Paragon melebarkan sayapnya di Malaysia. Paragon berhasil berkembang menjadi perusahaan ternama dan menjadikannya sebagai salah satu market leader di industri kecantikan Indonesia.
Ada lima aspek dalam perkembangan Paragon
Dalam menjalankan bisnis, tidak semua dijalani dengan mulus karena pasti ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Profil Nurhayati Subakat sebagai pendiri Paragon membuatnya sering diundang dalam berbagai acara.
Pada program pelatihan bertajuk Saturday Lesson yang diselenggarakan ITB Career Center pada 2021, Nurhayati membagikan beberapa hal yang berkontribusi penting dalam perkembangan Paragon.
Menurutnya, ada lima aspek inti yang diyakininya dan menjadikan Paragon menjadi perusahaan bermanfaat dan berkelanjutan, yakni ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, ketangguhan, dan inovasi.
Ia percaya bahwa setiap masalah pasti akan ada jalan keluarnya dengan menerapkan kelima aspek tersebut.
“Selain itu, ingat kembali tujuan atau niat ketika ingin melakukan segala hal. Hal yang didasari oleh kebermanfaatkan akan kembali memberikan manfaat kepada kita,” ungkap Nurhayati kepada peserta pelatihan, dikutip dari itb.ac.id, Selasa (11/2).
Sosok Nurhayati Subakat sangat menginspirasi, terutama bagi perempuan Indonesia untuk bisa sukses dan berkarya.
Profil Nurhayati Subakat sebagai pendiri Paragon membuktikan bahwa perempuan Indonesia memiliki potensi dan kemampuan dalam berkarya.
Lewat kerja keras dan keteguhan dalam menghadapi tantangan, Nurhayati membangun Paragon hingga menjadi salah satu pemimpin pasar di industri kecantikan Indonesia. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak perempuan untuk terus berkarya dan berkontribusi.