Jakarta, FORTUNE - Sekelompok petani duduk melingkar di bawah naungan pohon-pohon sawit yang teduh. Wiyono, seorang di antara mereka, tampak fokus memerhatikan penyuluh. Semangatnya dalam mencari ilmu tetap menyala meskipun telah melakukan profesinya sebagai petani sejak 30 tahun yang lalu.
Wiyono bersama para petani lainnya tergabung dalam Kelompok Tani Perangin-angin Grup (PAG). Mereka menjalankan budi daya kelapa sawit di Desa Multi Makmur, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh. Kelompok Tani PAG merupakan salah satu binaan Sawit Terampil, program peningkatan keterampilan bagi lebih dari empat ribu petani swadaya di area Ekosistem Leuser di Aceh dan Sumatera Utara.
Sawit Terampil dibentuk oleh Sinar Mas Agribusiness and Food dan para mitranya untuk memberikan dukungan menyeluruh bagi petani swadaya melalui pelatihan kelompok dan individu. Melalui serangkaian pelatihan dan pendampingan, para petani diharapkan semakin memahami agronomi sehingga mereka dapat mencapai produksi yang tinggi dan berkelanjutan.
Pelatihan bertujuan mencapai kesiapan Sertifikasi ISPO & RSPO
Menurut Wiyono, setelah mengikuti rangkaian program Sawit Terampil, ia merasakan adanya peningkatan hasil budi daya. “Alhamdulillah, untuk produksi sudah ada perubahan. Setelah dibantu penyuluh, hasil panen yang tadinya hanya 800-900 kilogram per 20 hari, sekarang mencapai 1.200-1.300 kilogram,” ujar Wiyono.
Selain Wiyono, ada pula Sumiono yang antusias untuk bergabung dalam Sawit Terampil. Menurutnya, program ini merupakan wadah bagi para petani untuk dapat berbagi ilmu. "Kalau peningkatan dari segi ilmu, banyak sekali. Sebelumnya pengaplikasian rumput, pemupukan, dan penyusunan pelepah kami ngawur, kalau ada semak asal semprot saja pakai dosis yang tinggi,” ujarnya.
Menurut Head of Supply Chain Transformation Sinar Mas Agribusiness and Food, Fauzan Kurniawan, Sawit Terampil merupakan salah satu wujud komitmen perusahaan dan mitranya dalam mendukung perkembangan petani swadaya.
“Kami berinisiatif untuk merancang program yang tujuannya memberikan dukungan dan bantuan kepada para petani yang selama ini belum tersentuh program-program pendampingan dan edukasi dalam hal mengelola kebun dengan baik,” ucapnya.
Program Sawit Terampil juga memiliki tujuan membantu para petani mencapai tahap kesiapan sertifkasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang diwajibkan pemerintah Indonesia, serta Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) yang merupakan standar global untuk perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Baik Wiyono, Sumiono, maupun petani lainnya yang tergabung dalam Kelompok Tani PAG, kini tengah mempersiapkan kelompoknya untuk bisa mendapatkan sertifikasi RSPO. Sejumlah tahapan harus dilalui mulai dari aktivitas implementasi seperti sosialisasi program dan pelatihan petani. Kemudian pembentukan unit sertifikasi terkait administratif kelompok, persiapan audit sertifikasi, serta eksternal audit.
Petani Swadaya memiliki peran penting dalam rantai pasok
Sebanyak 41 persen total area perkebunan di Indonesia dikelola oleh petani swadaya. Mereka memainkan peran penting dalam rantai pasok sehingga perlu menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan sesuai dengan prinsip dan standar yang berlaku.
Program Sawit Terampil digagas sejak 2020 lalu oleh Sinar Mas Agribusiness and Food dengan dukungan dari sejumlah mitra. Program ini bertujuan memberikan pelatihan dan sumber daya bagi petani swadaya untuk mengadopsi praktik pertanian yang baik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan mata pencaharian.
Melalui program Sawit Terampil, Sinar Mas Agribusiness and Food terus meningkatkan upaya dengan menargetkan 10.000 petani yang akan dilatih di Subulussalam dan Singkil Aceh, Langkat Sumatera Utara, Riau dan Kalimantan Barat pada tahun 2025. (WEB)