6 Perbedaan Dropshipper dan Reseller, Cocok untuk Memulai Bisnis

Dropshipper dan reseller punya plus-minus.

6 Perbedaan Dropshipper dan Reseller, Cocok untuk Memulai Bisnis
ilustrasi reseller (unsplash.com/Clay Banks)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perbedaan Dropshipper dan reseller perlu diketahui bagi Anda yang ingin memulai bisnis online. Dengan menjadi dropshipper dan reseller dalam bisnis tak harus punya modal besar atau memikirkan bagaimana pasokan barang untuk dijual.

Akan tetapi, sebelum memulai perlu mempertimbangkan antara menjadi dropshipper atau Reseller. Kedua model ini memungkinkan Anda untuk menjual produk tanpa perlu memproduksi atau menyimpannya sendiri.

Dropship adalah aktivitas menjual kembali produk dengan cara mempromosikan barang tanpa perlu menyimpan stok. Sebaliknya, reseller adalah individu yang menjual kembali produk dengan menyimpan stok barang dan melakukan promosi sendiri.

Selain itu, ada perbedaan mendasar antara dropshipper dan reseller yang perlu dipahami agar Anda bisa memilih mana yang cocok dijalani, simak penjelasan berikut ini.

Perbedaan Dropshipper dan Reseller

  • Stok barang

Dari segi kebutuhan stok barang, baik dropshipper maupun reseller tidak memerlukan modal besar. Dropshipper tidak perlu menyimpan stok, sementara reseller perlu membeli barang terlebih dahulu dari produsen atau distributor, meskipun sering kali dapat dimulai dengan jumlah kecil.

Namun, reseller umumnya dianjurkan untuk membeli dalam jumlah besar agar mendapatkan harga yang lebih kompetitif, sehingga margin keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual bisa lebih besar.

  • Perbedaan tugas dropshipper dan reseller

Dari sisi tanggung jawab, reseller harus menangani pengemasan dan pengiriman barang ke alamat pembeli. Sedangkan tugas dropshipper hanya mencari pelanggan atau calon pembeli. Jika ada konsumen yang berminat, dropshipper bertindak sebagai perantara dengan meneruskan pesanan kepada produsen.

Dengan demikian, proses penjualan mulai dari pengemasan hingga pengiriman dikelola oleh produsen. Dengan kata lain, peran dropshipper adalah memasarkan produk.

  • Modal yang dikeluarkan

Dalam hal modal yang diperlukan, antara dropshipper dan reseller terdapat perbedaan yang cukup mencolok. Reseller memerlukan modal yang lebih besar dibandingkan dengan dropshipper, karena mereka harus menyediakan stok barang dalam jumlah yang cukup banyak. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menjadi reseller tentu lebih tinggi. Jika Anda ingin memulai usaha dengan modal yang lebih terjangkau, menjadi dropshipper bisa menjadi pilihan yang menarik, karena tidak perlu menyetok barang sebelumnya.

  • Perbedaan dropshipper dan reseller dari segi keuntungan

Dari sisi keuntungan, seorang reseller memiliki potensi untuk memperoleh laba yang lebih besar daripada dropshipper. Hal ini karena reseller sering kali mendapatkan harga yang lebih murah dari produsen atau penyedia barang, dan bisa menjualnya dengan margin harga yang lebih tinggi, menciptakan peluang keuntungan yang lebih luas.

  • Strategi pemasaran

Ada perbedaan dropshipper dan reseller dari segi strategi pemasaran. Reseller sering kali melakukan penjualan langsung kepada konsumen, baik melalui toko fisik atau dengan menawarkan barang kepada tetangga dan orang-orang terdekat, karena mereka sudah memiliki stok barang.

Sementara itu, dropshipper biasanya mengandalkan platform seperti media sosial, e-commerce, atau grup WhatsApp untuk menjual barang. Setelah menerima pesanan, dropshipper akan menghubungi supplier untuk melanjutkan transaksi tersebut.

  • Risiko dropshipper dan reseller berbeda

Dari segi risiko, tentu ada perbedaan signifikan. Reseller menghadapi risiko yang lebih besar dalam hal kerugian, karena mereka harus menyimpan stok barang. Jika barang yang mereka beli tidak laku, maka kerugian bisa cukup besar. Sebaliknya, dropshipper memiliki risiko kerugian yang lebih kecil, karena mereka tidak menyetok barang, sehingga apabila barang tidak laku, dampaknya lebih ringan. 

Memilih antara menjadi dropshipper atau reseller bergantung pada kebutuhan dan sumber daya yang Anda miliki. Jika Anda ingin memulai bisnis tanpa modal besar, maka dropshipper adalah pilihan yang tepat. Namun, jika Anda menginginkan kontrol penuh atas produk dan pengiriman, menjadi reseller bisa memberi Anda keuntungan lebih tinggi. Semoga informasi ini bermanfaat.

Related Topics

DropshipperReseller

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024