Jakarta, FORTUNE - Jelang akhir tahun, Grant Thornton kembali mengeluarkan laporan tahunan Grant Thornton International Business Report (IBR). Riset ini menggambarkan persepsi pelaku bisnis global termasuk Indonesia terhadap perkembangan bisnis dan ekonomi selama 12 bulan ke depan.
CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani mengatakan, tahun 2021 merupakan tahun yang cukup berat bagi Indonesia. Pemerintah Indonesia masih dalam menangani pandemi Covid-19, tetapi secara bersamaan juga harus tetap menjaga pertumbuhan ekonomi. Penyelesaian pandemi Covid-19 merupakan kunci dalam pemulihan ekonomi nasional.
Bank Indonesia (BI) sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mencapai 4,7 persen hingga 5,5 persen atau lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang tumbuh 3,4 persen hingga 4 persen. Memasuki tahun 2022, pelaku bisnis Indonesia memandang optimis 12 bulan ke depan.
Pelaku bisnis lebih optimistis
Dalam laporan tahun ini memaparkan 87 persen pelaku bisnis Indonesia optimis pendapatan (revenue) akan meningkat selama 12 bulan ke depan. "Angka ini sangat menggembirakan karena menempatkan pelaku bisnis Indonesia di peringkat 1 secara global, diikuti Vietnam (82 persen) dan India (80 persen)," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (29/12).
Laporan terbaru IBR Grant Thornton juga menunjukkan adanya peningkatan signifikan untuk ekspektasi pelaku bisnis terkait sektor ekspor (72 persen) dan laba (profitability) bisnis mereka akan meningkat pada 2022. Capaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-3 dan ke-2 secara global.
Sentimen positif aplikasi PeduliLindungi
Dalam Laporan IBR tahun ini juga dijelaskan pandangan pelaku bisnis Indonesia terhadap aplikasi PeduliLindungi. Sesuai aturan pemerintah, Aplikasi PeduliLindungi diwajibkan bagi para pelaku usaha ataupun perkantoran.
Hasil survei menyebutkan 37 persen dari pelaku bisnis Indonesia berpendapat, bahwa aplikasi PeduliLindungi memberikan dampak besar terhadap perkembangan bisnis mereka. Pelaku bisnis mengatakan, aplikasi PeduliLindungi cukup efisien dalam memberikan informasi, navigasi lokasi dan status pekerja terkait Covid-19, sehingga memberikan kontribusi terhadap produktivitas perusahaan.
Akan tetapi, dalam segi penggunaan ada aturan pembatasan jumlah konsumen yang tentu sedikit banyak berdampak pada jumlah pengunjung tempat usaha. Selain itu, dari segi keamanan data, ada kekhawatiran pelaku bisnis Indonesia terhadap keamanan data. Pengusaha khawatir pada keamanan data perusahaan ataupun data karyawan yang berpotensi diakses secara ilegal dan disebar.
Daya beli masyarakat membaik
Johanna Gani menyampaikan, meskipun situasi akibat pandemi Covid-19 belum pulih sepenuhnya, tetapi optimisme meningkatnya pertumbuhan ekonomi 2022 dapat dilihat dari daya beli masyarakat dan geliat perekonomian yang semakin membaik sejak kuartal III lalu.
“Keseimbangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga kesehatan masyarakat amat diperlukan," katanya.
Meskipun demikian, semua pihak perlu mewaspadai adanya varian virus baru dan risiko lonjakan kasus saat libur Natal dan Tahun Baru yang dapat berpengaruh negatif pada situasi pemulihan ekonomi.
Di tahun depan, kata dia, pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan fiskal untuk meningkatkan daya beli masyarakat seperti insentif ekonomi bagi dunia usaha.
"Selain tentunya tetap diperlukan sinergi yang tinggi antara pemerintah dan masyarakat dalam hal pengendalian pandemi yang berdampak pada pemulihan ekonomi,” ucap Johanna.