Bersaing di Sektor F&B, Nestle Dilibas Danone dan Unilever

Penjualan Nestle melambat.

Bersaing di Sektor F&B, Nestle Dilibas Danone dan Unilever
Logo Nestlé. Shutterstock/DCStockPhotography
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pertumbuhan penjualan Nestle terhenti pada kuartal pertama karena produsen kopi Nespresso ini terpukul oleh penurunan permintaan di Amerika Utara dan kendala pasokan di unit vitaminnya.

Penjualan naik 1,4 persen pada periode tersebut secara organik, demikian  ddiumumkan perusahaan asal Swiss tersebut Kamis (28/4). Pencapaian ini hanya sekitar setengah dari perkiraan analis, demikian dilansir dari fortune.com.

Tak hanya itu, tingkat pertumbuhan internal turun lebih besar dari perkiraan sebesar 2 persen, meskipun perusahaan memperkirakan akan terjadi peningkatan pada kuartal kedua.

Kelompok barang konsumen seperti Nestle dan Unilever Plc telah berusaha merebut kembali pangsa pasar dengan produk-produk bermerek setelah melonjaknya inflasi mendorong konsumen untuk beralih ke merek-merek toko yang lebih murah.

Di sisi lain, penjualan Unilever kemudian Danone dan Reckitt Benckiser Group Plc pada awal minggu ini, menunjukkan bahwa pembeli mulai beralih kembali ke merek-merek besar. Namun, angka-angka yang dikeluarkan oleh Nestle menunjukkan bahwa raksasa Swiss tersebut mungkin tidak mengikuti tren ini.

Saham Nestle pun turun sebanyak 4,8 persen pada awal perdagangan di Swiss, penurunan terbesar dalam dua bulan.

Imbas ke makanan beku

Permintaan konsumen yang lemah dan persaingan harga yang ketat di AS berdampak pada makanan beku, termasuk pizza, dan penjualan organik mengalami kontraksi sebesar 2,5 persen di Amerika Utara secara keseluruhan, demikian diungkap Nestle.

Tak hanya di F&B, pasar sektor kesehatan merosot karena vitamin, mineral, dan suplemen mengalami pertumbuhan negatif akibat berkurangnya pasokan yang sebelumnya ditandai.

"Nestle memperkirakan pertumbuhan internal riil akan pulih selama sisa tahun 2024, dengan titik balik pada bisnis vitamin pada kuartal kedua," kata Chief Executive Officer Mark Schneider pada Kamis.

Nestle mengkonfirmasi prospek pertumbuhan penjualan organik sekitar 4 persen dan peningkatan moderat dalam margin laba operasional perdagangan tahun ini.

Meskipun pengulangan panduannya menunjukkan bahwa Nestle melihat adanya pemulihan yang kuat, para investor cenderung tetap skeptis sampai terjadi perbaikan yang nyata, menurut analis Citigroup, Cedric Besnard.

Perusahaan juga berjuang melawan berita negatif di bidang lain. Nestle baru-baru ini harus membela keamanan dan pengolahan air mineralnya setelah standarnya dipertanyakan oleh lembaga pemerintah dan LSM. Secara terpisah, penambahan gula pada makanan bayi di pasar negara berkembang juga mendapat sorotan.

“Langkah-langkah diperlukan untuk menghidupkan kembali organisasi” dan “memulihkan eksekusi yang sempurna,” ujar Jean-Philippe Bertschy, seorang analis di Vontobel.

Related Topics

NestleDanone

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya