COO LinkedIn: Bersiaplah untuk Pertanyaan AI dalam Wawancara Kerja

Tantangan baru bagi pencari kerja.

COO LinkedIn: Bersiaplah untuk Pertanyaan AI dalam Wawancara Kerja
Ilustrasi penggunaan AI/DOK. SAP
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Tahun 2024 menjadi babak perubahan besar di dunia kerja, di mana pekerja harus menghadapi perkembangan pesat teknologi, khususnya Kecerdasan Buatan (AI).

Transformasi ini menciptakan tantangan baru, dengan lebih dari 10 persen pekerja saat ini menduduki posisi yang bahkan belum ada dua dekade lalu, menurut penelitian LinkedIn.

Kecepatan perubahan ini diprediksi meningkat, dengan jabatan seperti “chief AI officer” menjadi salah satu posisi paling dicari di tingkat eksekutif pada 2024. Tren ini juga merambah seluruh level organisasi.

“Bukan mengganti pekerjaan, tetapi pekerjaan Anda yang berubah sendiri akan menjadi tema besar pada 2025,” ujar Daniel Shapero, Chief Operating Officer LinkedIn, melansir Fortune.com (20/12).

Perekrut uji kecakapan AI kandidat

Pesatnya perubahan membuat perusahaan belum sepenuhnya memahami talenta yang diperlukan untuk mengintegrasikan AI ke dalam organisasi. Salah satu cara kreatif yang digunakan adalah melalui pertanyaan wawancara kerja tentang pengalaman kandidat menggunakan AI.

“Salah satu pertanyaan yang semakin sering diajukan adalah: ‘Ceritakan bagaimana Anda menggunakan AI di tempat kerja atau di rumah,’” kata Shapero.

“Pertanyaan ini menunjukkan apakah kandidat nyaman dengan AI, yang menjadi indikator bahwa mereka dapat membantu organisasi lebih AI-sentris," ujarnya.

Menurut Shapero, tidak ada jawaban tunggal untuk pertanyaan ini, tetapi respons yang menarik sering kali mencakup pengalaman pribadi dan profesional.

“Anda akan mendengar cerita tentang merencanakan liburan keluarga, meringkas catatan rapat, atau menghasilkan ide kreatif untuk klien. AI memiliki banyak kegunaan,” tambahnya.

Dia juga menekankan, pemberi kerja kini mencari kandidat yang tidak hanya memahami AI, tetapi juga mampu mengintegrasikannya ke dalam rutinitas pekerjaan. “Ini bukan hanya tren untuk level atas, tetapi berlaku di seluruh organisasi,” jelas Shapero.

Pekerja dibayangi ketidakpastian

Di sisi lain, perubahan ini menambah tekanan bagi pekerja. Menurut survei LinkedIn, hampir 64 persen karyawan merasa kewalahan dengan percepatan perubahan akibat AI.

“Apa yang diakui pemberi kerja adalah semakin nyaman seorang karyawan dengan AI, semakin mudah mereka menghadapi perubahan, lebih fleksibel secara mental, dan lebih mungkin untuk sukses,” ujar Shapero.

Namun, meski menantang, pertanyaan terkait AI dalam wawancara kerja membuka peluang bagi kandidat untuk menunjukkan adaptasi dan kreativitas mereka.

Menggunakan AI secara efektif, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun profesional, bisa menjadi kunci sukses menarik perhatian perekrut di era baru ini.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers