Jakarta, FORTUNE - MG Motor Indonesia menunjuk Chief Operating Officer (COO) baru, Donald Rachmat. Penunjukan ini sekaligus kembalinya Donald ke MG Motor Indonesia, setelah pada 2020 ia pernah menjabat sebagai General Director. Penunjukan posisi baru ini juga menandai babak baru MG yang akan memulai perakitan lokal kendaraan atau Completely Knocked Down (CKD) di Indonesia.
Dengan hampir dua dekade pengalaman di industri otomotif, Donald Rachmat akan memimpin strategi operasional dan ekspansi MG Motor Indonesia.
"Mengambil peran COO di MG Motor Indonesia, terutama pada saat kami memasuki fase penting produksi CKD, adalah kesempatan yang luar biasa. Saya berharap dapat membawa MG ke tingkat yang lebih tinggi, memanfaatkan pengalaman saya untuk mengembangkan inovasi dan pertumbuhan di pasar otomotif Indonesia,” ujar Donald dalam keterangan pers, Senin (8/1).
Rencana produksi kendaraan listrik di Indonesia
MG Motor mewarnai industri otomotif Tanah Air sejak tahun 2020, bertepatan saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Namun, sebagai pemain anyar di situasi sulit itu, MG tidak pesimis menggarap pasar otomotif. Sejumlah model yang diluncurkan cukup diminati konsumen, di antaranya ada empat SUV yakni MG ZS, HS, 4 EV dan ZS EV, serta satu sedan MG 5 GT.
Tahun 2024 ini, jenama otomotif asal Eropa ini berencana memulai produksi CKD dengan merakit kendaraan listrik pertama mereka di Indonesia pada Februari 2024 tepatnya di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik tersebut dilengkapi dengan lini produksi otomatis, pusat pengujian kualitas, hingga fasilitas canggih perakitan baterai EV.
Marketing & PR Director MG Motor Indonesia, Arief Syarifudin, mengatakan ada dua model kendaraan listrik CKD yang akan diluncurkan, yakni New MG ZS EV dan MG 4 EV. Dengan teknologi canggih dan harga yang kompetitif, MG juga berambisi untuk meredefinisi ekspektasi konsumen Indonesia terhadap kendaraan listrik.
"Donald Rachmat adalah pemimpin yang tepat untuk mengawal fase penting produksi CKD kami. Kepemimpinannya tidak hanya akan menguatkan MG di Indonesia, tetapi juga membantu kami dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di industri otomotif yang terus berkembang," ujarnya.
Mobil-mobil yang dirakit di Indonesia juga akan dikapalkan ke beberapa negara Asia Tenggara sampai Australia, termasuk model mobil listrik. Arief menyatakan bahwa sekitar 30 persen dari kapasitas produksi pabrik Cikarang akan diperuntukkan untuk mendukung kegiatan ekspor.
Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak 100.000 unit per tahun. Rencananya, sekitar 60 persen dari produksi pabrik akan diarahkan kepada model mobil listrik, sedangkan sisa 40 persen akan diperuntukkan bagi model Internal Combustion Engine (ICE).