East Ventures: Indeks Daya Saing Digital Indonesia Membaik

EV-DCI 2022 mengungkap daya saing digital di Indonesia.

East Ventures: Indeks Daya Saing Digital Indonesia Membaik
Versi lanjutan dari East Ventures - Digital Competitiveness Index 2022/Dok. EV
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan modal ventura (venture capital/VC) East Ventures, meluncurkan versi lanjutan East Ventures - Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022. Daya saing digital di 157 kota/kabupaten disebutkan terus menunjukkan tren positif dengan skor 43,5.

Laporan lanjutan tersebut merupakan bagian dari EV-DCI 2022 yang diluncurkan lebih awal pada Maret 2022 dan memberikan informasi mendalam tentang daya saing digital pada 157 kota/kabupaten di Indonesia.

Operating Partner East Ventures, David Fernando Audy, mengatakan laporan itu memberikan informasi yang lebih mendetail tentang bagaimana setiap kota/kabupaten telah berkontribusi menuju inklusi dan pemerataan daya saing digital di Indonesia.

“Laporan bertujuan untuk menandai keberhasilan dari sektor-sektor dan mengidentifikasi ruang perbaikan untuk mempercepat daya saing digital di Indonesia,” ujar David, dalam keterangan resmi, Selasa (24/5).

EV-DCI 2022 diharapkan bisa menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan, yakni pemerintah, investor, akademisi, dan pelaku bisnis untuk memetakan dan menetapkan strategi menuju era emas digital Indonesia.

Pemerataan daya saing digital di Indonesia

Dia menjelaskan daya saing digital di kota/kabupaten di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Hal ini terlihat dari laporan EV-DCI 2022 untuk 157 kota/kabupaten dengan skor 43,5, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (2021), yaitu 42,2 dan dua tahun sebelumnya, yakni 36,7 (2020).

Selain itu, nilai spread antara kota/kabupaten dengan kinerja tertinggi dengan terendah juga semakin menyempit, yang mengindikasikan semakin berkurangnya kesenjangan daya saing digital.

Pada 2020 dan 2021, kesenjangan antara peringkat teratas dan peringkat terbawah masing-masing 52,2 dan 48,2. Tahun ini, nilai kesenjangan turun menjadi 47,3. Temuan ini menunjukkan bahwa kelompok menengah dan bawah terus tumbuh dan mengejar peringkat kota/kabupaten teratas.

Menurut dia, konsisten dengan dua laporan sebelumnya, peringkat teratas kota/kabupaten di wilayah Jabodetabek dan Jawa masih mendominasi. Posisi lima teratas terdiri atas DKI Jakarta, Kota Bandung, Kota Yogyakarta, Kota Bekasi, dan Kota Depok, secara berurutan.

Jabodetabek menunjukkan peningkatan daya saing digital

Sementara itu, kota/kabupaten lain di luar wilayah Jabodetabek juga terus menunjukkan peningkatan daya saing digital. Sebagai contoh, peringkat Kota Yogyakarta naik signifikan dari urutan ke-9 (2021) menjadi urutan ke-3 (2022).

Kabupaten Sleman naik lima peringkat ke posisi ketujuh, menandai sebagai kabupaten dengan kinerja terbaik. Di luar Jawa, salah satu kota/kabupaten yang mengalami peningkatan tajam adalah Kota Bengkulu yang naik 28 peringkat  ke posisi ke-14.

Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan skor yang signifikan di bidang sumber daya manusia (SDM). Selain pilar SDM, Kota Yogyakarta meningkatkan pilar tenaga kerja, Pemkab Sleman meningkatkan pengeluaran untuk teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan Kota Bengkulu ditopang pilar infrastruktur dan penggunaan TIK.

Perubahan lanskap ekonomi digital

David melanjutkan, pandemi Covid-19 telah menghadirkan dinamika luar biasa yang mengubah lanskap ekonomi digital dalam setahun terakhir. Memasuki tahun ketiga, pertumbuhan ekonomi digital di 34 provinsi dan 157 kota/kabupaten disajikan dalam bentuk pengungkapan indeks yang terdiri atas kesiapan infrastruktur digital, SDM, kegiatan ekonomi digital, dan kebijakan pemerintah provinsi.

EV-DCI 2022 memiliki tiga subindeks, yakni Input, Output, dan Penunjang. Subindeks Input dengan pilar bangunan yang terdiri atas SDM, penggunaan TIK, dan pengeluaran TIK.

Subindeks Output dibentuk oleh pilar ekonomi, kewirausahaan dan produktivitas, serta tenaga kerja. Terakhir, subindeks Penunjang dibentuk oleh pilar infrastruktur, keuangan, regulasi, dan kapasitas pemerintah provinsi.

Laporan EV-DCI 2022 juga dilengkapi dengan hasil survei terhadap 71 perusahaan digital, analisis delapan sektor, serta perspektif dari 18 tokoh. Perspektif ini mencakup pengambil kebijakan, antara lain Menko Perekonomian, Menko Maritim dan Investasi, Menteri BUMN, Menteri Kesehatan, dan lainnya.

Laporan EV-DCI 2022 selengkapnya dapat diunduh di https://east.vc/DCI/

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024