Jakarta, FORTUNE - Perusahaan konsultan strategi global Kearney dan perusahaan executive search global menggelar acara “Empowering Women,” sebuah forum yang membahas mengenai kebutuhan akan peningkatan representasi perempuan pada posisi kepemimpinan di tempat kerja.
Dalam acara yang diselenggarakan dan didukung oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga diluncurkan buku Empowering Women: A Collection of Thoughts to Advance the Workplace. Buku ini menampilkan kisah-kisah perempuan yang berhasil menembus berbagai batasan untuk menjadi pemimpin yang sukses di bidangnya.
Partner dan President Director untuk Kearney Indonesia, Shirley Santoso, mengatakan buku ini menjadi sebuah wujud perayaan dari beberapa pemimpin perempuan yang luar biasa dan panutan saat ini.
"Buku ini juga dapat menjadi panduan bagi perempuan bertalenta yang bercita-cita untuk bergabung dan mengikuti perjalanan mereka. Hal ini menjadi panggilan bagi kita semua untuk mengenali dan mendukung potensi kepemimpinan perempuan dan mendefinisikan kembali masa depan tempat kerja di mana perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk memimpin," katanya.
Dalam buku ini, IGNITE mengidentifikasi empat pilar utama sebagai langkah yang diperlukan untuk memberdayakan perempuan dan mendefinisikan ulang masa depan tempat kerja bagi perempuan: Attract (Menarik), Nurture (Membina), Retain (Mempertahankan), dan New Ways of Working (Cara Kerja Baru).
1. Attract: Menarik pekerja perempuan
Perusahaan dan organisasi harus mempertimbangkan kembali cara menarik talenta perempuan dan menyampaikan nilai tempat kerja yang beragam dan inklusif. Perusahaan juga harus berkomunikasi mengenai pandangan, kemajuan, dan tujuan mereka mengenai keragaman gender dan menyampaikannya menjadi citra mereka untuk menarik kandidat.
Chief People Officer Axiata Group, Norlida Azmi, menyampaikan bahwa salah satu cara yang dapat membantu meningkatkan karier perempuan adalah dengan membantu mereka meningkatkan kepercayaan diri.
“Ini adalah konsep yang relatif mendasar, tetapi banyak perempuan yang masih berjuang untuk mengatasi hal ini. Oleh karena itu, membantu mereka membangun kepercayaan diri mungkin adalah cara yang tepat untuk membina dan mendukung masa depan mereka,” katanya.
2. Nurture: Membina dan mengembangkan bakat perempuan
Kedua, membina dan mengembangkan kontribusi talenta perempuan memberikan dampak yang kuat dan berarti bagi kemajuan mereka. Dalam organisasi, sangat penting bagi perempuan untuk merasa diterima dengan memiliki panutan kuat dari sesama perempuan, ditambah dengan akses ke sponsor, serta komitmen kepemimpinan.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Iskandar, menuturkan bahwa Bank Mandiri membuka kesempatan bagi para orang tua, terutama para ibu, untuk bekerja secara fleksibel.
“Untuk karyawan perempuan kami yang berminat mengembangkan karier, kami support penuh dengan memberikan pelatihan, workshop, dan mentorship,” ujarnya.
Alexandra mengatakan, Bank Mandiri mengalami kemajuan signifikan dalam penerapan kesetaraan gender. Pada tahun 2021, karyawan perempuan mencapai 43%, dan 30% dari mereka memegang peran kepemimpinan.
3. Retain: Mempertahankan pekerja perempuan
Perusahaan dan organisasi harus memprioritaskan kembali upaya mereka untuk mempertahankan pekerja perempuan. Salah satu tantangan yang sering dihadapi para pekerja perempuan adalah mengimbangkan pekerjaan dengan keluarga. Salah satu alasan utama perempuan meninggalkan pekerjaannya adalah karena kurangnya kesempatan untuk berkembang secara profesional dan pribadi.
Founding Partner Konsultan Hukum SSEK, Ira Eddymurthy, turut membagikan kisahnya. Menurutnya, membangun lingkungan kerja yang terasa seperti keluarga kedua dapat menyediakan tempat yang aman di mana semua karyawan diperlakukan dengan baik.
“Sangat penting agar semua orang dapat berbicara tentang pekerjaan dan keluarga, terutama selama pandemi. Kondisi seperti ini mendukung karyawan saat bekerja dari rumah,” ujarnya.
4. New Ways of Working: Cara Kerja Baru
Pandemi Covid-19 memaksa berbagai industri untuk beradaptasi dengan tempat dan cara kerja yang baru. Hal ini harus diterapkan untuk membangun lingkungan kerja jarak jauh yang berkelanjutan.
CEO Tinkerlust, Samira Shihab, mengungkapkan melalui cara kerja yang baru, ia tidak hanya memberikan fleksibilitas kerja kepada karyawan perempuannya tetapi juga kepada karyawan laki-laki.
“Banyak ayah mengalami tantangan yang sama seperti ibu, seperti mengimbangkan pekerjaan dengan keluarga. Saya percaya jika kita ingin mendorong perempuan untuk terus tumbuh, kita juga harus mendukung pasangannya,” katanya.