Jakarta, FORTUNE - PT Medikaloka Hermina Tbk (Hermina) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk melaporkan kinerja Perseroan tahun 2023. Rapat dilakukan secara daring dan luring (hybrid) dan dihadiri oleh para anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan PT Medikaloka Hermina Tbk pada hari Senin, 13 Mei 2024. dr. Hasmoro selaku Direktur Utama PT Medikaloka Hermina Tbk, mengungkap sejumlah capaian perusahaan, serta strategi tahun 2024.
Peningkatan volume pasien pada 2023
Diakhirinya status pandemi pada Juni 2023 oleh pemerintah, dan mulai normalnya kegiatan di sektor kesehatan, Perseroan melaporkan kenaikan volume pasien sebesar 19,49 persen, meningkat mencapai lebih dari 8,5 juta pada 2023, dari sebelumnya 7,1 juta di tahun 2022.
“Sepanjang tahun 2023, kami telah melakukan pengkajian dan penyempurnaan menyeluruh atas layanan RS Hermina, serta menghadirkan beberapa pusat unggulan baru berfokus pada layanan kesehatan onkologi, perawatan jantung, stroke, nefrologi dan ortopedi,” ujar dr. Hasmoro dalam konferensi pers di Hermina Tower, Senin (13/5).
Selain itu, layanan darurat, layanan intensif serta layanan bedah darurat juga telah makin disempurnakan di tengah lingkungan usaha yang semakin kompetitif.
Lebih lanjut, jumlah pasien rawat inap meningkat mencapai 613 ribu dari sebanyak 484 ribu pasien, atau tumbuh 26,65 persen. Jumlah jumlah kunjungan rawat jalan pun naik 18,97 persen dari 6,63 juta pasien menjadi 7,89 juta pasien dari tahun sebelumnya. Perluasan jaringan juga terus berlanjut, dengan diresmikannya rumah sakit Hermina yang ke 46 dan 47 di Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Pendapatan bersih mencapai Rp5,78 triliun
Perseroan menutup tahun 2023 dengan pendapatan bersih sebesar Rp5,78 triliun. Total pendapatan bersih ini tetap lebih tinggi dari pendapatan bersih tahun sebelumnya sebesar Rp4,90 triliun pada 2022 atau tumbuh 18 persen.
Adapun total EBITDA yang diperoleh Perseroan sebesar Rp1,59 triliun pada 2023, lebih tinggi dari tahun 2022 yaitu Rp1,14 triliun. Kemudian Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp559 miliar lebih tinggi dari tahun 2022 yaitu sebesar Rp379 miliar atau tumbuh 47 persen.
“Dengan demikian, laba bersih yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk mencapai Rp437 miliar untuk tahun buku 2023 dan sebagian dari laba bersih dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham Perseroan sebesar Rp8,5 per lembar saham lebih tinggi dibanding perolehan dividen tunai tahun 2022, yaitu sebesar Rp7 per lembar saham,” ujarnya.
Target pembangunan empat RS di 2024
“Dengan kinerja Hermina yang positif di tahun 2023 membangun kepercayaan kami untuk keberlanjutan pertumbuhan sehingga kami dapat menawarkan layanan kesehatan yang berkualitas pada masyarakat Indonesia,” kata dr. Hasmoro.
Ia juga mengungkap sejumlah capaian penunjang kinerja, seperti keberhasilan rumah sakit dalam mengintegrasikan sistem e-Medical Record yang meningkatkan efisiensi operasi rumah sakit serta akses ke catatan kesehatan pasien yang lebih cepat.
Pada 2024, HEAL memfokuskan pada pengembangan SDM sebagai prioritas utama, baik dari sisi peningkatan kompetensi karyawan maupun tenaga kesehatan spesialis.
“Kita targetkan tahun ini kita menambah 260 tenaga dokter spesialis yang full time. Saat ini sudah ada 350 dan target diharapkan total 500 spesialis sampai akhir 2024,” ujarnya. Untuk mencapai target tersebut, HEAL bekerja sama dengan sejumlah universitas di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, dan sebagainya.
Bersamaan dengan itu jaringan rumah sakit Hermina terus bertambah dengan mendirikan empat rumah sakit baru, yakni di Pasuruan, Madiun, Ibu Kota Nusantara (IKN), dan rumah sakit bertaraf internasional di PIK 2.
Rumah Sakit Hermina di Pasuruan ditargetkan akan beroperasi akhir Mei dan menjadi RS ke 48. Selanjutnya, di Madiun pada Juli, dan di IKN akhir Juli atau awal Agustus, kemudian di PIK 2 yang bertaraf internasional.
“Untuk investasi rumah sakit standar sekitar Rp135 miliar, khusus di PIK2 bisa 1,75 kali lipat investasinya, dan untuk investasi di IKN ini penyesuaian karena kontur yang ekstrem dari jalan turun tiga lantai, butuh ekstra untuk struktur. Untuk bangunan khusus eco green dan smart hospital dan di fasad harus mengandalkan sinar matahari, dan sebagainya jadi menyesuaikan,” kata Direktur KeuangandanPengembangan Strategik, Yulisar Khiat.
Selain itu, HEAL juga mengakuisisi RSIA Medika Rumbai yang diharapkan dapat memperkuat komitmen Perseroan dalam menyediakan akses ke layanan kesehatan.
Menanggapi capaian ini, Komisaris PT Medikaloka Hermina Tbk, Darwin Cyril Noerhadi, menyatakan optimismenya terhadap pertumbuhan kinerja di tengah persaingan industri layanan kesehatan saat ini.
“Kesehatan seperti prasarana dan infrastruktur, dalam kondisi apa pun tetap diperlukan. Dan dari kacamata Hermina pertumbuhan tetap jadi target utama,” ujarnya.
Dia menambahkan, terkait pelayanan terhadap pasien BPJS sejak awal Hermina menyasar ceruk pasar menengah. Meskipun tak disebutkan mendetail, baik jumlah pasien non-BPJS/eksekutif maupun BPJS sama-sama meningkat tapi porsi perbandingan antara BPJS dan eksekutif turun dua persen. “Maka ke depannya kami bukan mengurangi pasien BPJS tapi meningkatkan pasien non-BPJS dengan memperkaya spesialisasi dan sebagainya,” ujarnya.