Google Bangun 7 Reaktor Nuklir untuk Dukung Sistem AI

Pembangkit listrik pertama diperkirakan beroperasi 2030.

Google Bangun 7 Reaktor Nuklir untuk Dukung Sistem AI
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/Pixabay
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Google mengumumkan langkah besar dalam pengembangan energi Nuklir untuk mendukung sistem Kecerdasan Buatannya atau Artificial Intelligence (AI).

Perusahaan teknologi raksasa ini menjalin kemitraan dengan Kairos Power untuk membangun tujuh reaktor nuklir kecil di Amerika Serikat. Kesepakatan ini menjadi yang pertama di dunia. Demikian dilaporkan Fortune.com.

Pembangkit listrik pertama diperkirakan akan mulai beroperasi pada 2030. Adapun reaktor lainnya ditargetkan selesai sebelum 2035. Secara total, proyek ini akan menghasilkan 500 megawatt daya, cukup untuk memasok kebutuhan listrik sebuah kota berukuran sedang.

"Solusi nuklir menawarkan sumber daya bersih yang dapat digunakan sepanjang waktu, yang dapat membantu kami memenuhi kebutuhan listrik dengan energi bebas karbon setiap jam, setiap hari," tulis Google blog. Perusahaan menambahkan bahwa proyek ini juga akan melibatkan kemitraan erat dengan komunitas lokal untuk mempercepat dekarbonisasi jaringan listrik global.

Menggandeng Kairos Power

Reaktor kecil yang dikembangkan oleh Kairos Power menggunakan sistem pendingin berbasis garam cair, berbeda dengan reaktor konvensional. Teknologi ini beroperasi pada tekanan lebih rendah dan diharapkan lebih aman.

Saat ini, Kairos telah mulai membangun reaktor demonstrasi di Tennessee walaupun reaktor ini belum diberi daya. Meskipun sudah mengungkap rencana pengembangan reaktor nuklir, Google belum mengungkapkan biaya dari proyek ini dan lokasi pasti pembangkit nuklir masih belum ditentukan.

Langkah Google ini diambil hanya beberapa minggu setelah Microsoft mengumumkan kerja sama dengan Constellation Energy untuk mengaktifkan kembali reaktor di Three Mile Island, yang akan menyuplai listrik ke pusat data AI mereka.

Sebelumnya, para ahli telah memperingatkan bahwa pertumbuhan pusat data dapat memberikan beban besar pada jaringan listrik AS, yang diproyeksikan akan meningkat hingga 4,7 persen dalam beberapa tahun mendatang.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers