Jakarta, FORTUNE - Rekrutmen pendiri Character.AI oleh Google menjadi sinyal terbaru sebagian dunia startup AI mulai runtuh. Tren ini tampak jelas di dunia startup AI, bukan karena kesepakatan untuk menyerap pendatang baru AI tanpa benar-benar mengakuisisnya, melainkan karena era startup AI yang telah melambung selama lebih dari dua tahun mungkin mulai mengalami keruntuhan.
Mengutip laporan Fortune.com, Character.AI memulai tren chatbot AI yang sangat baru saat diluncurkan pada 2022. Perusahaan ini didirikan oleh mantan peneliti Google Noam Shazeer, yang menjadi CEO, dan Daniel De Freitas, sebagai presiden perusahaan.
Shazeer adalah salah satu penulis makalah penelitian terkenal "Attention is All You Need," yang membantu peluncuran arsitektur Transformers yang mendasari chatbot OpenAI ChatGPT dan model bahasa besar lainnya.
Teknologi Character.AI memungkinkan pengguna mengobrol dan bermain peran dengan karakter nyata atau fiksi, mulai dari Ratu Elizabeth hingga Draco Malfoy, atau membuat tema AI yang disesuaikan. Namun, tujuan keduanya bukan hanya sekedar menyediakan hiburan AI.
Pada 2022, perusahaan menunjukkan ambisinya dalam sebuah posting blog dengan pertanyaan, "Bagaimana jika Anda dapat membuat AI Anda sendiri, dan selalu tersedia untuk membantu Anda dengan apa pun?"
Dalam wawancara dengan Forbes tahun lalu, Shazeer mengatakan Character.AI bertaruh model baru mereka akan membawa teknologi mereka lebih dekat ke kecerdasan umum buatan (AGI), atau ketika AI dapat melakukan tugas penting setidaknya sebaik manusia.
Pada Maret 2023, Character.AI menerima investasi baru sebesar US$150 juta, dipimpin oleh Andreessen Horowitz, dengan valuasi US$1 miliar, meskipun perusahaan tersebut tidak memiliki pendapatan.
Sedangkan pada September 2023, Character.AI dikabarkan sedang dalam pembicaraan pendanaan lebih lanjut—diduga dari Google—dengan valuasi lebih dari US$5 miliar, namun putaran tersebut tidak pernah terjadi.
Namun, tak lama kemudian Meta meluncurkan keluarga karakter AI sendiri pada Oktober 2023, tetapi dihentikan minggu lalu sambil memperkenalkan fitur yang memungkinkan pengguna membuat karakternya sendiri.
Sementara itu, daftar startup teman AI terus bertambah. Kevin Roose dari New York Times, misalnya, menguji enam startup berbeda beberapa bulan lalu, termasuk Nomi, Kindroid, Replika, Candy.ai, EVA, dan, Character.AI.
Hambatan startup AI
Character.AI juga menghadapi kritik awal karena kurangnya pengawasan terhadap chatbot-nya, termasuk membiarkan pengguna membuat chatbot berdasarkan Adolf Hitler dan Saddam Hussein.
Setelah memperketat filternya, kritikus mempertanyakan kebijaksanaan membiarkan remaja berteman dengan chatbot atau menggunakannya sebagai terapis AI.
Character.AI tidak sendirian dalam menghadapi masa sulit di industri yang membutuhkan jumlah pendanaan yang besar untuk bertahan hidup karena biaya komputasi yang sangat besar untuk melatih model AI.
Cohere, yang dipimpin oleh CEO Aidan Gomez, salah satu penulis makalah Transformers, baru saja mengumpulkan investasi sebesar US$500 juta di tengah pertanyaan apakah perusahaannya menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memuaskan investor. Pada Juni, Mistral AI yang berbasis di Paris mengumpulkan US$645 juta dengan valuasi $6 miliar, meskipun baru mulai menghasilkan pendapatan yang sederhana.
Ada juga OpenAI dan Anthropic—dua startup LLM terberat. Meskipun mereka berpeluang besar mencapai profitabilitas, masih ada pertanyaan apakah perusahaan model dasar dapat menghasilkan uang. Minggu lalu, situs berita teknologi The Information melaporkan bahwa OpenAI merugi miliaran dolar.
Di situlah semua jalan mengarah kembali ke Big Tech, yang menyediakan perlindungan bagi beberapa pendiri dan karyawan startup terkemuka. Microsoft menyediakan perlindungan untuk Suleyman dari Inflection, yang sekarang memimpin upaya AI Microsoft. Sementara itu, Amazon mengadopsi tim di Adept.
Kini Shazeer dan De Freitas kembali ke markas mereka di Googleplex. Era model startup AI mungkin goyah, tetapi jangan berharap pencarian model AI yang semakin kuat akan hilang dengan Big Tech yang berlomba untuk tetap berada di depan dalam perang AI.