Jurus Live Selling untuk Menggaet Pelanggan dan Menaikkan Penjualan

TikTok jadi platform andalan untuk live selling.

Jurus Live Selling untuk Menggaet Pelanggan dan Menaikkan Penjualan
Ilustrasi live selling. Shutterstock/photobyphotoboy
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Live Selling saat ini menjadi strategi penjualan yang menjanjikan, salah satu contohnya adalah program live selling di TikTok. Dalam program TikTok Shopping Hoki Sale pada Januari 2022, TikTok mencatatkan peningkatan nilai transaksi (GMV) hingga 411 persen dan peningkatan pesanan di TikTok Shop hingga 564,1 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Mengungkap tren live selling di Indonesia, Ninja Xpress, perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi, merilis hasil analisis tren live selling dalam webinar Suara UKM Negeri Vol 2 pada Kamis (26/1).

Chief Marketing Officer (CMO) Ninja Xpress, Andi Djoewarsa menyampaikan, live selling menjadi salah satu tren e-commerce yang sedang bekembang. Hal ini terungkap dalam riset kuantitatif yang digelar pada November 2022 terhadap 300 responden shipper dan pembeli yang menonton live selling. Bagaimana tren live selling dimanfaatkan sebagai fondasi mendulang cuan dan apa tantangannya?

Survei menunjukkan bahwa satu dari tiga shipper telah melakukan live selling. Sebagian besar shipper yang mengadopsi live selling berasal dari kategori produk fesyen, kecantikan dan perawatan tubuh, makanan dan minuman, serta perlengkapan rumah.

Head of Trade Marketing Ninja Xpress, Subarkah Dwipayana, menjelaskan bahwa data menunjukkan sebanyak satu dari tiga shipper telah melakukan live selling

"Sebagian besar shipper yang mengadopsi live selling berasal dari kategori produk fashion, kecantikan dan perawatan tubuh, makanan dan minuman, serta perlengkapan rumah,".

Ia menjelaskan, hal tersebut didukung dari data Ninja Xpress yang menunjukkan, paket dengan ukuran kecil mendominasi lebih dari 90 persen pengiriman selama Hari Belanja Online (Harbolnas) Desember 2022.

Live selling jadi andalan. Apa alasannya?

source_name

Ada tiga alasan utama yang membuat shipper melakukan live selling. Pertama, live selling dapat membawa pelanggan baru. Kedua, menjadi cara yang baik untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan pelanggan. Ketiga, menciptakan buzz serta kesadaran lebih banyak untuk bisnis online serta meningkatkan minat beli.

Pemilik usaha Bhinneka Nusantara, Fernando, membagikan pengalamannya mendongkrak omzet lewat live selling. Melalui strategi ini, omzet berbagai produk tissue yang ia jual meningkat mulai dari 20-40 persen dari total penjualan. 

Untuk mendorong minat beli, ia juga membuat live selling menarik. Salah satunya, dengan menyiapkan flash sale, hadiah, dan memberikan diskon yang menarik ketika melakukan live selling. Agar berjalan efektif, Fernando menyiapkan live selling dengan matang mulai dari konsep, naskah hingga Open Broadcast Software (OBS) dibantu Ninja Xpress.

Live selling sedang tren, dan sekarang tidak bisa lagi jualan tanpa melakukan live selling," ujar dia.

Dia juga mengapresiasi Ninja Xpress yang mendukung live selling untuk UKM. Menurutnya, masih banyak UKM yang belum memahami cara mendongkrak penjualan lewat live selling.

“Sebelumnya kami melakukan live selling sendiri dengan freelance host dan kamera biasa. Kemudian setelah bersama Ninja Xpress, kami didukung penuh untuk seluruh keperluan live selling,” katanya.

CMO Ninja Xpress, Andi Djoewarsa, menjelaskan sebagai perusahaan logistik yang terus membantu UKM bertumbuh dan naik kelas, termasuk membantu live selling. Sejak pertengahan tahun 2022, pihaknya telah menjalin kemitraan untuk melayani shipper di TikTok. 

“Live selling juga memberikan shipper kemampuan untuk membangun hubungan dalam skala besar dengan pelanggan baru maupun yang sudah ada. Ini mendasari Ninja Xpress memberikan layanan live selling bagi shipper Ninja Xpress di dalam creative hub,” kata Andi.

Pentingnya mengelola keinginan pembeli

Ilustrasi belanja online. Shutterstock/RossiAgung

Survei Ninja Xpress menemukan ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam melakukan live selling, salah satunya mengelola keinginan pembeli saat live selling

Satu dari tiga shipper mengatakan cukup sulit untuk menjaga pembeli tetap terhibur dan tetap terlibat selama sesi live selling. Oleh karena itu dibutuhkan, host, konten, hingga promo yang sesuai untuk tetap menarik perhatian pembeli. 

Shipper harus menyisihkan waktu hingga dua jam per sesi live selling. Karena kebanyakan responden shipper melakukan live selling setiap minggu di dua platform, mereka menghabiskan waktu setidaknya empat jam setiap minggu untuk melakukan live selling

Waktu yang dihabiskan ini bahkan belum termasuk persiapan. Namun hal ini harus tetap dilakukan untuk terus menjaga popularitas di mata penonton.

Agar dapat melakukan live selling dengan lebih efektif, Ninja Xpress juga membantu shipper melakukan live selling melalui Ninja Xpress seller booster. Caranya dengan mengirimkan barang menggunakan Ninja Xpress, shipper mendapatkan layanan live selling berupa studio, host, hingga back end. Shipper cukup menyediakan produk yang dijual dan promosi yang diberikan.

Platform TikTok paling diminati

source_name

Penting untuk memilih platform live selling yang tepat. Survei menunjukkan, tiga platform live selling teratas di Indonesia, yakni:

  1. TikTok (27,5 persen), 
  2. Shopee (26,5 persen), dan 
  3. Lazada (20,1 persen).

Dalam live selling, para penjual juga harus mengetahui aturan main setiap platform. Seperti TikTok memberlakukan penalti untuk penjual yang mengucapkan kata-kata sensitif. Misalnya, merek kompetitor lain, kematian, dan sebagainya. Ada sanksi bagi yang melanggar ketentuan tersebut dan tentunya berpengaruh pada penjualan.

Menjawab tantangan melakukan live selling

Ilustrasi pemasaran dengan influencer marketing. Shutterstock/paulaphoto

Meskipun efektif membantu penjualan, ada dua tantangan yang dihadapi dalam live selling. Faktanya, membutuhkan waktu lama untuk menyiapkan dan menyelenggarakan live selling, dan sulit untuk menjaga pembeli tetap terlibat aktif selama sesi. 

“Satu dari empat shipper mengatakan bahwa butuh energi dan upaya yang banyak untuk mempersiapkan dan melakukan live selling,” kata Subarkah Dwipayana.

Untuk melakukan live selling, dibutuhkan dua penjual yang live menggunakan kamera profesional, teleprompter untuk menjaga kontak mata dengan penonton, dan kru di belakang layar yang memonitor dan melakukan mengkurasi komen.

Untuk mengoptimalkan live selling, perlu persiapan dan pelaksanaan live selling (pembuatan konsep, copywriting, dan produksi), talent (host/KOL/MC/Model) hingga studio khusus agar dapat melakukan live selling dengan lebih baik, serta platform yang tepat. 

Dengan live selling  yang efektif, Anda tentu dapat mengoptimalkan e-commerce sebagai kanal penjualan. Sebagai informasi, potensi e-commerce pada tahun 2022 mencapai US$56 miliar atau Rp842,3 triliun, meningkat 14 persen dari tahun 2021. Hal ini akan terus bertumbuh sejalan dengan meningkatnya populasi konsumen digital di Indonesia.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Prabowo Ingin Memastikan Danantara Sesuai Aturan yang Berlaku
Viral Pertamax Diduga Sebabkan Kerusakan Mesin, Pertamina Minta Maaf
Nike dan Adidas Kehilangan Dominasi di Sepatu Lari
Menteri Perindustrian RI Tolak Proposal Investasi Apple US$100 Juta
MR. DIY Indonesia IPO Desember, Harga Rp1.650–Rp1.870
Unilever Resmi Jual Bisnis Es Krim ke Magnum Rp7 Triliun