Jakarta, FORTUNE - Startup pengelolaan sampah Waste4Change meresmikan kerja sama strategis berbentuk investasi dengan aktris sekaligus pengusaha, Luna Maya. Kerja sama ini untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di Indonesia.
Bergabungnya Luna dalam jajaran investor diharapkan bisa mendorong sinergi kedua belah pihak untuk pengelolaan sampah yang lebih optimal. Namun, kedua pihak tidak menyebutkan berapa nilai investasinya.
Sebelumnya, Waste4Change dan brand kosmetik NAMA Beauty milik Luna telah memperoleh pendanaan dari AC Ventures. Sinergi antarkeduanya diharapkan bisa mendorong pertumbuhan layanan Waste4Change di beberapa sektor, termasuk pengembang properti, kawasan komersial, dan pariwisata. Keduanya juga tercatat sebagai portofolio perusahaan modal ventura teraktif di kawasan Asia Tenggara tersebut.
Sebelum bergabung ke dalam jajaran investor, Luna telah menjadi klien dalam layanan Personal Waste Management Waste4Change. Layanan ini memberikan jasa angkut sampah langsung dari rumah untuk memastikan sampah milik klien diangkut secara aman, terpilah, dan diproses agar daur ulangnya optimal dan mengurangi jumlah sampah yang berakhir ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
“Dimulai dari kegelisahan saya terhadap sistem pengelolaan sampah yang berjalan saat ini, di mana kondisinya bisa dibilang kurang optimal. Sampah masih banyak dibuang dengan tidak tepat, bocor ke lingkungan bahkan bisa ikut mengkontaminasi rantai makanan yang kita konsumsi,” ujar Luna Maya dalam keterangan pers, Kamis (9/2).
Menurutnya, isu permasalah sampah adalah urusan bersama, termasuk masyarakat biasa. Dengan peduli pada permasalahan sampah, masyarakat dapat hidup dengan nyaman dan mendukung terciptanya ekosistem pengelolaan sampah yang lebih baik dan lebih sehat di Indonesia.
“Sebagai salah satu pelanggan layanan Waste4Change terdahulu, keterlibatan saya di Waste4Change diharapkan dapat mendorong terwujudnya sistem yang lebih baik, tidak hanya untuk kami semua tetapi juga bagi alam Indonesia,” ujar Luna.
Mendorong pertumbuhan layanan Waste4Change
Bergabungnya Luna Maya ke dalam bagian dari Waste4Change direncanakan akan mendorong pertumbuhan layanan Waste4Change di beberapa sektor. Seperti kerja sama dengan berbagai developer baik dari perumahan, properti, dan kawasan komersial, serta pengelola pariwisata.
Waste4Change juga berencana untuk mendorong dan mengaktifkan kembali layanan B2C, sehingga tidak hanya melayani perusahaan dan bisnis tapi juga dapat melibatkan peran dari masyarakat secara individual.
Di antara banyak negara di ASEAN, Indonesia diketahui menjadi negara penghasil sampah terbesar mencapai 64 juta ton per tahunnya (UNEP, 2017). Kuantitas sampah yang melimpah juga populasi penduduk yang tinggi membuat Indonesia harus menghadapi masalah pengelolaan sampah yang tidak mudah.
Belum lagi kesadaran yang rendah dari masyarakatnya untuk dapat mendukung penerapan budaya daur ulang sampah. Hingga pada tahun 2021, tingkat daur ulang di Indonesia berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan baru sekitar 11-12 persen saja.
Founder dan CEO Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano, menjelaskan Waste4Change punya mimpi yang besar untuk bisa membantu mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Bergabungnya Luna Maya diharapkan dapat mengakselerasi langkah perusahaan.
“Ini membuktikan bahwa upaya yang sudah kita lakukan adalah tepat, menunjukkan juga bahwa keresahan kita terhadap kondisi persampahan di Indonesia yang masih kurang baik memang benar adanya,” katanya.
Sejak didirikan pada 2014, Waste4Change fokus menawarkan solusi pengelolaan sampah secara holistik untuk rumah tangga dan perusahaan. Didukung oleh teknologi dan kemitraan, perusahaan aktif menawarkan 4 solusi, yaitu Consult, Campaign, Collect, dan Create.
Sebelumnya, Waste4Change telah menyelesaikan pendanaan series A senilai US$5 Juta, dipimpin oleh AC Ventures dan PT Barito Mitra Investama, dan menargetkan peningkatan pengelolaan sampah secara signifikan menjadi 2.000 ton per hari.
Mengutip laman resmi, Waste4Change hingga kini memiliki lebih dari 22 ribu pengguna aktif dan telah mengelola lebih dari 31 ribu ton sampah. Ke depannya, perusahaan tengah menargetkan peningkatan pengelolaan sampah secara signifikan menjadi 2.000 ton per hari. Layanan pengelolaan sampah Waste4Change mencakup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Bandung, dan Medan.